December 5, 2016

RENUNGAN HARIAN, (RABU 7 DESEMBER 2016)

Bacaan Liturgi  7 Desember 2016
PW S. Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  Yes 40:25-31
Yang Mahakudus berfirman, "Dengan siapa kalian hendak menyamakan Daku? Siapa yang setara dengan Daku? Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah! Siapa yang menciptakan semua bintang itu? Siapa yang menyuruh mereka keluar seperti tentara, sambil memanggil nama mereka masing-masing? Tidak ada satu pun yang tak hadir, sebab Dia itu mahakuasa dan mahakuat. Hai Yakub, hai Israel, mengapa engkau berkata begini, "Hidupku tersembunyi dari Tuhan, dan hatiku tidak diperhatikan Allahku?" Tidakkah engkau tahu, dan tidakkah engkau mendengar? Tuhan itu Allah yang kekal, yang menciptakan alam semesta. Tuhan tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu. Pengertian-Nya tidak terduga. Tuhan memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada mereka yang tidak berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung.  Tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru. Mereka seumpama rajawali yang terbang tinggi dengan kekuatan sayapnya. Mereka berlari dan tidak menjadi lesu. Mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 103:1-4.8-10
Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
*Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupakan akan segala kebaikan-Nya! 
*Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat! 
*Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.

Bacaan Injil  Mat 11:28-30
Sekali peristiwa bersabdalah Yesus, "Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Setiap orang kiranya pernah mengalami pengalaman ditolak, gagal, pengalaman yang tidak enak, menakutkan dsb. Pengalaman seperti itu bisa membayangi setiap usaha kita apalagi kalau kegagalan yang kita alami bertubi tubi.Berjalanpun sepertinya kaki ini tidak menginjak tanah, melayang. Orang yang tidak kuat akan cepat putus asa, selalu curiga , dan tidak yakin untuk melangkah kembali.
Sekarang ini kita mendekati akhir tahun. Inilah saatnya untuk melihat pengalaman silam.  Pengalaman sukses dan membanggakan membuat kita bersemangat memasuki tahun baru. Sebaliknya , pengalaman kegagalan membuat hati kita waswas menatap dan memasuki tahun baru.  Pengalaman yang terakhir itu bisa melelahkan, baik fisik maupun psikis kita. Kepada mereka semua , hari ini Yesus mengundang   “Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang leth lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”
Kita diundang Yesus untuk “datang kepada-Nya” . Kita diajak belajar dari Yesus dalam membawa beban berat. Yesus sudah terlatih dalam ketekunan dan kesabaran-Nya.  Ia tetap berjalan sambil memikul salib-Nya menuju Golgota. Mereka yang setia membawa beban berat bersama Yesus berharap akan mendapat ketenangan dan kelegaan  Yang mengajak dan berjanji adalah Yesus sendiri. Siapa

Butir permenungan.
Kelegaan yang dijanjikan oleh Yesus itu muncul sebagai ganjaran dari beban hukum yang tak kenal ampun dari pada pemimpin dunia dan sikap lemah lembut dan rendah hati pada orang beriman.  Orang bisa ditekan dengan peraturan banyak dan rumit yang diterapkan dari luar secara paksa, tanpa penjelasan dan pengertian tanpa keyakinan dan melulu rutin dari zaman dulu. Peraturan menjadi beban yang dirasa berat tidak memberikan gairah dan tidak mendewakan, dengan semboyan yang dulu baik bagi kami tetap baik sekarang juga bagi kamu. Paham tradisional telah usang tidak dapat lagi dibuktikan dengan pandangan  baru yang lebih segar. Hal ini dirasa sebagai kuk yang membelenggu leher dan tengkuk , serta menyesakkan nafas. Apakah tidak bisa dengan cara lain?  Yesus bisa mengubah, juga untuk masa sekarang lewat pembaruan yang harus disesuaikan dengan garis ajaran Gereja.
Yesus mengajak kita untuk lemah lembut dan rendah hati seperti Santo Ambrosius. Karena lemah lembut dan rendah hati tidak mematikan. Ia penuh pengertian mau memberikan penjelasan mengajak berdialog dan memberi contoh . Sikap lemah lembut dan rendah hati dengan sabar hidup bersama menunggui dan mengajar para murid yang lamban pengertiannya. Ia melayani sampai membasuh kaki mereka . Dengan contoh tindakan dan pengorbanan lemah lembut,  hati Yesus menjadi kenyataan , yang benar benar dilakukan  secara utuh , menyeluruh dan meyakinkan , Ia tidak menyuruh memaksa orang lain untuk rendah hati sedangkan ia sendiri memegang kuasa, Ia sungguh pemimpin yang bisa menjadi yang terakhir dan terkecil.  Realita kehidupan kita , tidak jarang justru bertentangan dengan ajaran Yesus . Sebagai umat Katolik tentu kita harus mengikuti teladan Yesus. Jika anda mengalami kesesakan, saatnya sekarang datang kepada-Nya meminta kelegaan.

Doa.

Allah Bapa Maharahim, teguhkanlah hati kami dengan kekuatan-Mu. Semoga kami mengambil manfaat dari pengajaran Santo Ambrosius, sehingga tak gentar menempuh jalan-Mu dan semakin pantas menikmati perjamuan abadi ,  Amin. 

0 komentar:

Post a Comment