December 27, 2016

RENUNGAN HARIAN, (RABU 28 DESEMBER 2016)

Bacaan Liturgi Rabu 28 Desember 2016
Pesta Para Kanak-kanak Suci, Martir

Bacaan Pertama  1Yoh 2:3-11
Saudara-saudara terkasih, inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata "Aku mengenal Allah"  tetapi tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta, dan tidak ada kebenaran di dalam dia. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna; 
dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Allah. Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Saudara-saudara kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu; perintah ini telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang melenyap 
dan terang yang benar telah bercahaya. Barangsiapa berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, 
ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. 
Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan 
dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6
Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai.
*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!  Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya! 
*Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya, 
ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku. 
*Tuhanlah yang menjadikan langit, keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan hormat ada di tempat kudus-Nya.

Bait Pengantar Injil  Luk 2:32
Kristus cahaya yang menerangi pada bangsa, Dialah kemuliaan bagi umat Allah.
Bacaan Injil  Luk 2:22-35
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah." Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika kanak-kanak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, "Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, 
yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Kanak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel 
dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Kita tentu merasa sangat sedih dan mungkin juga kecewa kalau tiba tiba  dimarahi boss atau pemimpin kita. Kalau soalnya jelas dan kita memang salah oke oke sajalah, Tetapi ketika kita tidak tahu alasan dan sebab mengapa kita dimarahi, tentulah kita gelisah, ingin protes dan memberontak. Dan tiba tiba dilain hari, sang bos atau pemimpin kita itu meminta maaf kepada kita. Ternyata marahnya kemarin dikarenakan oleh penyebab yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kita. Lalu kita cuma terbengong bengong.
Hari ini kita merayakan Pesta Kanak Kanak suci. Nasib anak anak yang dibunuh Herodes hampir mirip dengan pengalaman kita diatas. Anak anak itu menjadi korban kemarahan Herodes kepada ketiga sarjana yang tidak kembali kepadanya dan terutama korban ketakutan Herodes atas lahirnya Sang Raja diraja, Sang Penebus yakni Tuhan Yesus. Begitulah dalam sejarah selalu saja terjadi adanya orang orang yang menjadi korban dari kekuasaan yang dipegang oleh orang orang yang tidak baik atau hanya mementingkan diri sendiri atau kelompoknya. Anak anak suci yang kita pestakan hari ini sama sekali tidak menyadari dan tidak tahu mengapa mereka harus mati muda , mengapa mereka harus berkorban bahkan dengan nyawanya.
Kita renungkan hari ini, betapa sering kita harus menderita, mengalami kesulitan dan bencana bukan karena kesalahan kita tetapi kesalahan sesama kita. Nyatanya, banyak sekali dalam hidup kita mengalami bahwa kita tidak pernah dapat mengerti mengapa kita harus mengalami derita atau kesusahan ini itu. Kita bertanya kepada siapapun, tidak ada yang dapat menjawab. Bertanya kepada Tuhan , rasanya Dia juga tidak menjawab. Paling kita bertanya kepada rumput yang bergoyang?  Saat saat seperti itu, kita mesti hanya perlu percaya akan keadilan dan kemurahan hati Allah. Biarlah Tuhan yang menilai dan pada akhirnya menerangi jalan hidup kita , seperti Mazmur tanggapan hari ini, pertolongan kita dalam nama Tuhan

Butir permenungan
Anak anak adalah sosok manusia yang kerap kali “ditinggikan “ sekaligus paling kerap “dikorbankan” dalam kehidupan manusia. Kepolosan, kelucuan dan keindahan anak anak , khususnya bayi bayi yang menggemaskan, selalu menarik hati kaum dewasa untuk didekati dan dipeluk. Akan tetapi, nasib anak anak tidaklah selalu demikian. Ketika kaum dewasa tengah mengejar ambisi dan egoisme, anak anaklah yang kerap menjadi korban entah langsung ataupun tidak langsung.
Situasi kelam seperti itulah yang dialami kanak kanak pada zaman kanak kanak Yesus. Hanya karena sebuah ketakutan dan kecemasan seorang raja, ribuan anak anak mengalami kematian yang mengerikan. Di antara mereka bahkan ada yang belum sempat menikmati indahnya masa kanak kanak. Mereka mengalami nasib naas itu, karena Herodes ingin sekali membunuh bayi Yesus yang diramal akan menjadi raja besar.
Kematian kanak kanak ini dipandang oleh Gereja sebagai sebuah kemartiran. Karenanya, hari ini kita mengenang kemartiran para kanak kanak suci. Darah mereka sepertinya meneriakkan kesengsaraan dan penderitaan anak anak zaman ini.
Semoga pembantaian kanak kanak karena alasan seperti yang dilakukan  Herodes tidak akan pernah terjadi lagi. Namun , tidak berarti bahwa nasib kanak kanak telah aman. Dewasa ini makin lama anak anak kerap diberitakan menjadi korban aneka kejahatan, seperti aborsi, kekerasan dalam rumah tangga, korban trafficking, bahkan bullying, penculikan dan menjadi korban karena perang.
Jika anak anak hidup dalam kritikan, mereka akan belajar untuk mengecam. Jika anak anak hidup dalam kekerasan, mereka akan belajar untuk berkelahi. Jika anak anak hidup dengan tertawaan, mereka akan belajar untuk menjadi minder. Jika anak anak hidup dengan dipermalukan, mereka akan belajar untuk merasa bersalah.
Sebaliknya , jika anak anak hidup dalam toleransi, mereka akan belajar untuk bersabar. Jika anak anak hidup dalam dukungan , mereka akan belajar untuk percaya diri. Jika anak anak hidup dalam pujian, mereka akan belajar untuk mengapresiasi. Jika anak anak hidup dalam perlakuan yang fair, mereka akan belajar apa itu keadilan. Jika anak anak hidup dalam rasa aman, mereka lebih mudah belajar pentingnya beriman.

Doa
Ya Tuhan, berilah kami ketabahan untuk menghadapi kehidupan yang serba keras ini. Amin


0 komentar:

Post a Comment