August 27, 2016

RENUNGAN HARIAN, (MINGGU 28 AGUSTUS 2016)

Bacaan Liturgi Minggu  28 Agustus 2016
PW S. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  Sir 3:17-18.20.28-29
Anakku, Lakukanlah pekerjaanmu dengan sopan, maka engkau akan lebih disayangi daripada orang yang ramah-tamah. Makin besar engkau, patutlah makin kaurendahkan dirimu, supaya engkau mendapat karunia di hadapan Tuhan. Sebab besarlah kekuasaan Tuhan, dan oleh yang hina-dina Ia dihormati. Kemalangan tidak menyembuhkan orang sombong, sebab tumbuhan keburukan berakar di dalam dirinya. Hati yang arif merenungkan amsal, dan telinga yang pandai mendengar merupakan idaman orang bijak. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 68:4-5ac.6-7ab.10-11
Dalam kebaikan-Mu, ya Allah, Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas.
*Orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, 
bergembira dan bersukacita.
 Bernyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi nama-Nya! Nama-Nya ialah Tuhan; beria-rialah di hadapan-Nya! 
*Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda,
 itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia. 
*Hujan yang melimpah Engkau siramkan, ya Allah;
 tanah milik-Mu yang gersang Kaupulihkan, sehingga kawanan hewan-Mu menetap di sana; 
dalam kebaikan-Mu
 Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas, ya Allah.

Bacaan Kedua  Ibr 12:18-19.22-24a
Saudara-saudara, kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh, 
dan tidak menghadapi api yang menyala-nyala,
 kamu tidak mengalami kekelaman, kegelapan dan angin badai, kamu tidak mendengar bunyi sangkakala dan suara dahsyat yang membuat mereka yang mendengarnya memohon supaya suara itu jangan lagi berbicara kepada merek. Sebaliknya kamu sudah datang ke Bukit Sion, dan ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi. Kamu sudah datang kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di surga; kamu telah sampai kepada Allah, yang menghakimi semua orang, 
dan kepada roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna.
 Dan kamu telah datang kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Mat 11:29ab
Pikullah kuk yang Kupasang padamu, sabda Tuhan, dan belajarlah pada-Ku, 
karena Aku lemah lembut dan rendah hati.

Bacaan Injil  Luk 14:1.7-14
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Yesus lalu mengatakan perumpamaan ini, "Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan. 
Sebab mungkin undangan yang lebih terhormat daripadamu.
 Jangan-jangan orang yang mengundang engkau dan tamu itu datang dan berkata kepadamu, 'Berilah tempat itu kepada orang ini.' Lalu dengan malu engkau harus pergi pindah ke tempat yang paling rendah. Tetapi, apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu, 'Sahabat, silakan duduk di depan. Dengan demikian engkau akan mendapat kehormatan di depan semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan." Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang-Nya, "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, saudara-saudaramu, 
kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya,
 karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula, dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, 
undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta.
 Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Hampir di banyak gereja dan kapel , umat yang datang untuk misa atau ibadat lainnya lebih suka mencari tempat duduk di belakang. Tidak sedikit orang yang suka mencari tempat disudut belakang yang ada tempat sandarannya. Enak memang duduk di belakang , mata bisa memandang kesemua arah, ngantuk ngantuk tidak diketahui orang, mau apa apa juga tidak terhalang . Kalau dipersilahkan maju kedepan , orang gampang  menyitir kata kata Yesus agar kita jangan suka duduk didepan atau tempat terhormat seperti Injil hari ini . Betulkah kutipan sabda Tuhan untuk kasus ini?
Jujur ya, rasanya mengutip seperti itu kurang tepat . Yang dikritik Yesus dalam bacaan Injil hari ini ialah sikap  para pemimpin Yahudi yang suka meninggikan diri, menyombongkan diri, mencari pujian dan penghormatan. Mereka digerakkan oleh gengsi, harga diri, kenikmatan, martabat dan kehormatan. Yesus mengajak kita untuk rendah hati dan tidak mencari hal hal yang enak dan gengsi gengsian. Bukankah jika kita duduk dibelakang itu sering lebih didorong oleh keinginan enak dan nikmat, keinginan untuk menguasai ( pandangan mata dan posisi)? Nah, duduk didepan saat ikut misa di gereja atau kapel justru lebih rendah hati karena rela dilihat (kalau ngantuk ....... ) dan tidak enak (tidak bebas .....)
 Kerendahan hati itu membuahkan kelembutan hati. Bacaan pertama memuji orang yang lembut hati . Orang yang lembut hati ialah orang yang terbuka, fleksibel dan secara batin memiliki kebebasan sekaligus menghormati dan memberikan kebebasan kepada setiap sesamanya. Ciri orang yang rendah hati dan lembut hati ialah bila didekat mereka kita merasa aman, nyaman dan bebas, sebab orang itu memang memberikan ruang gerak pada kita

Butir permenungan
Sebenarnya  tidak ada yang salah dengan menjadi orang penting , karena faktanya dalam  kehidupan bermasyarakat , orang penting diperlukan untuk dapat mengatur kehidupan masyarakat menjadi lebih baik lagi. Akan tetapi , sering kita  hanya ingin menjadi sekedar kelihatan penting agar semua orang berpusat kepada kita saja. Barangkali hasrat menjadi orang penting  ini berakar dari salah satu dosa asal yakni kesombongan.
Kesombongan sepertinya  tak henti hentinya menggoda manusia. Ratusan tahun lalu seorang bernama Agustinus pernah terbelenggu kesombongan. Ia mencoba dengan hanya mengandalkan kekuatan sendiri ingin menaklukkan hidup ini dan menjadi orang penting didunia ini, Pencariannya berakhir  dengan sebuah kehampaan akan makna hidup yang sebenarnya . Ia kelelahan sampai akhirnya ia dengan rendah hati menyerahkan diri kepada Tuhan  Pertobatan ini menghasilkan buah manis, St. Agustinus menjadi tokoh penting berabad abad lamanya dalam Gereja Katolik.  

Doa

Allah Bapa yang mahakuasa, , barang siapa percaya  akan Putra-Mu , Kau beri kebebasan dan Kau angkat menjadi putra-Mu . Semoga kami tinggal didunia ini dengan penuh syukur demi keselamatan dan kesejahteraan sesama.  Amin

0 komentar:

Post a Comment