August 9, 2016

RENUNGAN HARIAN, (RABU 10 AGUSTUS 2016)

Bacaan Liturgi Rabu  10 Agustus 2016
Pesta S. Laurensius, Diakon dan Martir

Bacaan Pertama  2Kor 9:6-10
Saudara-saudara, orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula. 
Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula.
 
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya,
 jangan dengan sedih hati atau terpaksa. Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu, malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis, "Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya." Dia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Dia jugalah yang akan menyediakan benih bagi kamu; Dialah yang akan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 112:1-2.5-9
Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman.
*Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati. 
*Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman,
 ia melakukan segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. 
*Ia tidak takut pada kabar buruk,
 hatinya tabah, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia mengalahkan para lawannya. 
* Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma;
 kebajikan-Nya tetap untuk selama-lamanya, tanduk-Nya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil   Yoh 8:12b
Akulah terang dunia;  barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, tetapi mempunyai terang hidup.

Bacaan Injil  Yoh 12:24-26
Menjelang akhir hidup-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, 
"Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati,
 ia tetap satu biji saja; tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikuti Aku, dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Sering kita lupa atau melupakan bahwa hidup yang kita peroleh ini sebenarnya berasal dari Tuhan dan milik Tuhan. Kita berfikir bahwa hidup ini milik kita, maka terserah kita mau apa dan bagaimana. Kita bebas ”menggunakannya” sesuai selera dan keinginan kita. Bukan hanya hidup kita , tetapi juga hidup orang lain. Kehadiran dan keberadaan kita sering membuat hidup sesama tidak berkembang atau “berbuah”.  Karena kita sering berfikir bahwa hidup kita bukan untuk orang lain.
Hari ini bersama Gereja universal, kita merayakan pesta  St. Laurentius , Diakon dan Martir. Bacaan Injil hari ini menegaskan semangat rela mati bagi Tuhan dan sesama untuk mengikuti Yesus. Yesus mengatakan bahwa “Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. “ (Yoh 12 : 25). Inilah kunci yang membuat para martir  untuk membela iman mereka sampai mengurbankan hidup mereka sendiri.
Hidup atau nyawa manusia itu milik Allah . Karena itu harus digunakan untuk kemuliaan Allah. Nah, pertanyaan sekarang ialah sebagai murid murid Yesus apakah kita sudah menghargai hidup kita sendiri? Dan apakah kita sudah menghargai hidup orang lain? Yesus telah memberikan contoh hidup-Nya sendiri kepada kita . Dia memakai contoh satu biji yang harus mati supaya menghasilkan banyak buah. Ia mengumpamakan kematian-Nya itu dengan kematian satu biji yang harus mati supaya menghasilkan banyak buah.  Ia mengumpamakan kematian-Nya itu dengan kematian satu biji  “ Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. “ (ay. 24). Dampak kematian-Nya yang menghidupkan banyak orang akan digenapi saat ia mengurbankan diri-Nya dikayu salib. Pengurbanan-Nya  itu bukan dilakukan demi kehendak Bapa saja melainkan oleh kehendak Yesus sendiri (ay. 25)

Butir permenungan
Seorang hamba Tuhan, Peter Claver pernah berkata : Agar dapat melakukan kehendak Tuhan, seseorang harus menganggap dirinya sendiri, seseorang yang “mematikan” dirinya akan makin hidup dalam kehendak Tuhan.  Memang tidak mudah “mati” bagi orang lain, tetapi di akhir perjuangan ia akan menuai kemuliaan, yaitu pengakuan dari Allah Bapa. Sebagai murid murid Yesus , marilah kita muliakan, yaitu hidup kita dengan “mati” bagi Tuhan dan bagi sesama serta alam ciptaan Tuhan.  

Doa.

Allah Bapa Mahamurah, pada pesta St. Laurensius ini kami  menyatakan bukti pengabdian sejati, dan telah Kau puaskan dengan anugerah-Mu. Kami mohon dengan rendah hati semoga kami semakin menikmati penyelamat-Mu . Amin.

0 komentar:

Post a Comment