August 11, 2016

RENUNGAN HARIAN, (JUMAT 12 AGUSTUS 2016)

Bacaan Liturgi  Jumat  12 Agustus 2016

Bacaan Pertama  Yeh 16:59-63 
Beginilah sabda Tuhan kepada Yerusalem: "Aku akan memperlakukan dikau seperti engkau sendiri berlaku, yakni engkau telah meremehkan sumpah 
dengan mengingkari perjanjian.
 Meskipun demikian Aku akan mengingat perjanjian-Ku denganmu pada masa mudamu, dan Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang kekal. Barulah engkau teringat akan kelakuanmu, 
dan engkau akan merasa malu,
 pada waktu Aku mengambil kakak-kakakmu, 
baik yang tertua maupun yang termuda,
 dan memberikan mereka kepadamu menjadi anakmu, tetapi bukan karena engkau setia memegang perjanjian. 
Aku akan meneguhkan perjanjian-Ku dengan dikau,
 dan engkau akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan. Dengan demikian engkau akan teringat-ingat akan masa lampau dan akan merasa malu. Karena nodamu itu mulutmu terkatup sama sekali, waktu Aku mengampuni segala sesuatu yang telah kaulakukan. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Yes 12:2-3.4bcd.5-6
Murka-Mu telah surut dan aku terhibur.
*Sungguh, Allah itu keselamatanku, aku percaya dengan tidak gementar; 
sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku,
 Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan. 
*Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya,
 beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur! 
*Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya;
 baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!"

Bait Pengantar Injil  1Tes 2:13
Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia.

Bacaan Injil  Mat 19:3-12
Pada suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk mencobai Dia. Mereka bertanya, "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya 
dengan alasan apa saja?  Yesus menjawab, "Tidakkah kalian baca,
 bahwa Ia yang menciptakan manusia, sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita? Dan Ia bersabda, Sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Kata mereka kepada Yesus, "Jika demikian, mengapa Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?" Kata Yesus kepada mereka, "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan wanita lain, ia berbuat zinah'." Maka murid-murid berkata kepada Yesus, "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, 
"Tidak semua orang dapat mengerti perkataan ini,
 hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain; dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri, demi Kerajaan Surga. Siapa yang dapat mengerti, hendaklah ia mengerti." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Keluarga adalah lembaga terhormat. Didalamnya ada pribadi pribadi  manusia yang bertanggung jawab untuk saling menghidupkan. Ikatan antar anggota keluarga itu dibentuk atas dasar kasih. Apalagi keluarga ini dibentuk karena perkawinan suci yang diselenggarakan atas dasar janji kesetiaan dan cinta yang mendalam suami istri. Betapa mulianya keluarga itu sebab mendapat kepercayaan dari Tuhan dan Gereja untuk mewartakan kepada sesama keluarga , kepada segenap tingkat sosial manusia dan kepada segenap manusia , betapa penting hidup dalam kasih dan persaudaraan agar setiap pribadi manusia mengalami kedamaian sekaligus mengalami juga kesejahteraan lahir batin dalam hidup bersama. Memang sangat mendesak isi pewartaan ini, Mengapa?
Lihatlah manusia sekitar kita. Orang hidup dalam kebencian dan permusuhan. Hati  manusia hancur terluka karena ulah perbuatan orang lain. Ada orang yang ingin hidup aman, tetapi tidak sedikit orang ingin mempersulit masa  depan sesamanya. Dengan demikian , damai dan kasih itu sesuatu yang sangat berharga dalam hidup. Hidup bahagia ada kalanya sulit dipertahankan  karena sewaktu waktu dirongrong  oleh egoisme. Pertanyaannya, “ apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya dengan alasan apa saja” . menunjukkan sikap manusia yang tidak menghargai pribadi orang lain.  Sesama manusia entah suami atau istri dipandang sebagai benda mati yang bisa  dibuang atau diperjualbelikan. Inilah salah satu bentuk pemerkosaan terhadap hak asasi dan martabat manusia. Bahkan orang lupa bahwa dengan perceraian, anak dalam keluarga menjadi korban.
Karena itu Yesus dengan tegas mengatakan  “ Apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia.” Bila dimasa lalu, Musa pernah mengizinkan suami menceraikan istrinya, hal itu terjadi karena ketegaran hati manusia. Suami yang telah membeku hatinya, dan yang tidak lagi memiliki sebuah hati yang lemah lembut dan berbelas kasih, tidak akan pernah merasa bersalah memisahkan diri dari anggota keluarga, teristimewa dengan istri yang telah lama berkorban baginya. Keluarga akan terhindar dari konflik berkepanjangan bila suami istri meninggalkan egoismenya. Mereka saling menyayangi, mengasihi, dan memberi diri seperti yang dilakukan Kristus bagi Gereja-Nya,.

Butir permenungan
Kesatuan dalam hidup perkawinan  bukan “kontrak” atau janji semata. Suami istri sungguh menjadi manusia baru. Suami hidup dalam istri dan istri dalam suami, sebuah kesatuan lahir dan batin, meliputi seluruh hidup, termasuk menyangkut iman mereka.  Kesatuan hidup perkawinan merupakan wujud nyata kesatuan Kristus dan Gereja-Nya. Itulah sebabnya dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menekankan pentingnya kesetiaan dan pengorbanan . Pudarnya kesetiaan dan pengorbanan ditambah dengan kerasnya hati merupakan awal kehancuran hidup bersama, terutama dalam hidup berkeluarga. Oleh karena itu, mari kita belajar untuk setia dengan apa yang telah kita janjikan . Orang bijak mengatakan “ janji untuk dijalani dan ditepati, bukan untuk diingkari” Dalam kesetiaan akan ditemukan kesejatian cinta.

Doa.

Allah Bapa yang mahasetia, semoga Sabda-Mu menguasai kami , dan semoga hidup kami dijiwai oleh Roh-Mu agar terdapat kebebasan bagi semua orang yang hidup didunia ini. Amin.

0 komentar:

Post a Comment