September 3, 2017

RENUNGAN HARIAN (MINGGU 3 SEPTEMBER 2017 )

Bacaan Liturgi Minggu 3 September 2017
PW S. Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama   Yer 20:7-9
Kata Nabi Yeremia, "Engkau telah membujuk aku, ya Tuhan, dan aku telah membiarkan diriku Kaubujuk. Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semua orang mengolok-olokkan aku. Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru, "Kelaliman! Aniaya!" Sebab firman Tuhan telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari. Tetapi apabila aku berpikir,
'Aku tidak mau mengingat Tuhan, dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya,' maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala - nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 63:2.3-4.5-6.8-9
Jiwaku haus akan Dikau, ya Tuhan, Allahku.
*Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus akan Dikau,
tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, yang tiada berair.
*Demikianlah aku rindu memandang-Mu di tempat kudus sambil melihat kekuatan dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup;
bibirku akan memegahkan Dikau.
*Aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, bibirku bersorak-sorai, mulutku memuji-muji.
*Sungguh, Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.

Bacaan Kedua  Rom 12:1-2
Saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihati kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Itulah ibadahmu yang sejati! Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah,
mana yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil Ef 1:17-18
Allah Tuhan kita Yesus Kristus menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya.

Bacaan Injil  Mat 16:21-27
Sekali peristiwa, Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau!" Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus,
"Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan yang dipikirkan manusia."
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikuti Aku.
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya. Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Apabila kita lapar, maka wajarlah jika kita memikirkan makanan terhidang didepan kita. Atau sedang ditimpa kesusahan , problem rumah tangga, kita berharap semua segera berlalu. Mungkin jika kita sakit, maka kita berharap cepat sembuh. Jika kita stres , digosipkan, diancam, maka kita berharap semua segera reda. Atau terlilit banyak utang, maka kita sering berpikir dapat rejeki nomplok.
Begitu pula ketika kita memikirkan tentang Yesus, kerapkali kita memahami Yesus yang bukan Yesus sesungguhnya. Hari ini Yesus secara jelas dan terang benderang mengatakan soal itu. Setelah Dia mengatakan soal diri-Nya yang harus menderita,Yesus lalu membeberkan syarat syarat bagi kita yang mau mengikuti Dia. Ternyata bukan sesuatu yang menyenangkan , tetapi suatu syarat yang sangat berat.  “... ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku “ (Mat 16:24)
Persyaratan mengikuti Yesus  selalu terasa berat karena kita kerap berhenti pada keharusan menyangkal diri dan kewajiban memikul salib. Kita lupa akan syarat terakhir “.... dan mengikuti Aku” Mengikuti Yesus merupakan kekuatan kita satu satunya. Tanpa Dia kita tidak akan mampu menjalani hidup ini dengan bahagia. Bukankah dalam hidup ini kita dihadapkan dengan peraturan dan hukum. Apapun kata orang bahwa peraturan dan hukum itu untuk membahagiakan  manusia tetapi selalu saja sifatnya mengatur , yang membuat kita tidak bebas dan menghukum, yang membuat kita sakit, trauma bahkan menyimpan dendam.
  
Butir permenungan
Mengikuti Yesus itu berarti kita ;
Pertama,  sudah memiliki teladan sempurna bagaimana menghadapi hidup dengan bahagia meski banyak tantangan dan derita.
Kedua ,   kita mendapat kekuatan dart-Nya karena Dia adalah Tuhan kita. Dan Yesus itu sungguh mahabelas kasih yang ingin membebaskan kita dari belenggu dosa , dosa yang membawa kita cenderung memikirkan diri sendiri dan membuat derita orang lain.
Betapa bahagianya jikalau suami istri hidup mengikuti Yesus. Sungguh damainya jika diantara saudara , kakak , adik juga mengikuti Yesus. Betapa indahnya hidup membiara  apabila masing masing anggota  mengikuti Yesus. Karena ketika kita kreatif yang lain mendukung, Ketika kita putus asa, yang lain menyemangati Ketika kita jatuh  dalam kesalahan dan dosa , yang lain selalu mencintai dengan mengampuni.

Doa. 
Allah Bapa sumber kebahagiaan , kami bersyukur atas sabda dan salib yang Kau gunakan untuk menunjukkan jalan kedamaian, untuk memberikan  semangat  dan keteguhan hati mau, mengusahakan kedamaian dan keadilan bagi semua orang. Amin. 



Allah Tuhan kita Yesus Kristus menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya.



0 komentar:

Post a Comment