November 4, 2015

RENUNGAN HARI KAMIS 5 NOPEMBER 2015

Bacaan Liturgi  Kamis  5  Nopember 2015

Bacaan 1: Roma 14:7-12
Saudara saudara, tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.  Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah."
Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.

Mazmur: Mzm 27:1,4,13-14
Aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan dinegeri orang orang hidup.
Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan  adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?
Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan  seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya.
 Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!

Injil: Lukas 15:1-10
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira,  dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetanggan serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."
"Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?  Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan.  Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat."
Demikian Injil Tuhan.

Renungan
Iri hati kiranya bukan hanya sikap anak kecil saja. Perasaan iri bisa juga menghinggapi orang dewasa. Karena orangnya sudah dewasa, sudah besar, tanggapan sikapnya juga “besar” Bahkan bisa sampai berbahaya,nyawa orang bisa melayang gara gara iri hati yang membuat sakit hati. Orang iri hati menjadi sakit, perasaan yang menguasai seluruh dirinya pada akhirnya, bukannya pikiran.Iri hati juga bukan monopoli orang orang yang kurang terdidik. Semua orang , tidak terkecuali, sekolah maupun tidak, gelar rendah maupun tinggi, bisa terjangkit “penyakit” iri hati dan bisa berakibat fatal.
Situasi bacaan Injil bisa anda cermati, Pada dua ayat pertama, orang orang yang dijauhi masyarakat, seperti pemungut cukai (pemungut pajak), orang berdosa (termasuk disini adalah wanita tuna susila) biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia, Hebat bukan, walau hidupnya dipertanyakan orang banyak, masih menyempatkan untuk mendengarkan ajaran Jesus. Mengapa orang orang Farisi dan ahli ahli Taurat menjadi tidak senang? Mengapa mereka bersungut sungut?
Kita seperti siapa? Orang orang yang berdosa? Atau seperti Farisi dan ahli Taurat merasa diri tahu banyak hal, merasa diri layak hidupnya?

Butir butir permenungan.
Marilah kita datang kepada Yesus dan mendengarkan Sabda-Nya. Bila hati kita masih merasa tertarik dan tergelitik, berarti suara hati kita tidak mati. Mungkin saat ini  belum berani bertobat. Tuhan masih menanti kita untuk “ kembali kepada Bapa” seperti anak yang hilang. Bapa akan selalu mencari yang hilang dan menerima dengan sukacita. Bagaimana tanggapan kita?

Doa.

Ya Bapa, semoga iman kami akan Yesus Putra-Mu menjadi harta kekayaan bagi kami dalam sukacita hidup ini, Amin.

0 komentar:

Post a Comment