Bacaan Liturgi 11 November 2015
PW S. Martinus, Uskup
Bacaan 1: Keb 6:2-11
Hai para raja yang memerintah orang banyak dan bermegah karena banyaknya rakyatmu, condongkanlah telingamu. Sebab Tuhanlah yang memberi kalian kekuasaan, dan dari Tuhan yang maha tinggi asal pemerintahan. Ia akan memeriksa segala pekerjaanmu serta menyelami rencanamu. Sebab sebenarnya kalian hanyalah abdi kerajaan-Nya. Maka kalau kalian tidak memerintah dengan tepat, tidak pula menepati hukum, atau tidak berlaku menurut kehendak Allah,
Ia akan mendatangi kalian dengan dahsyat dan cepat. Pengadilan yang tak terelakkan akan menimpa para pembesar. Memang para bawahan dapat dimaafkan karena belas kasih, tetapi para penguasan akan disiksa dengan kejam.
Tuhan yang mahakuasa tidak akan mundur terhadap siapapun, dan kebesaran orang tidak dihiraukan-Nya. Baik yang kecil maupun yang besar dijadikan oleh-Nya,
dan semua dipelihara-Nya dengan cara yang sama. Tetapi terhadap para penguasan akan diadakan pemeriksaan yang keras. Jadi perkataanku ini tertuju kepada kalian, para pembesar. Hendaknya kalian belajar menjadi bijaksana
dan jangan sampai jatuh. Sebab mereka yang secara suci memelihara yang suci
akan disucikan pula, dan yang dalam hal itu terpelajar akan mendapat pembelaan.
Jadi hendaklah menginginkan serta merindukan perkataanku, maka kalian akan terdidik.
Demikianlah sabda Tuhan.
Hai para raja yang memerintah orang banyak dan bermegah karena banyaknya rakyatmu, condongkanlah telingamu. Sebab Tuhanlah yang memberi kalian kekuasaan, dan dari Tuhan yang maha tinggi asal pemerintahan. Ia akan memeriksa segala pekerjaanmu serta menyelami rencanamu. Sebab sebenarnya kalian hanyalah abdi kerajaan-Nya. Maka kalau kalian tidak memerintah dengan tepat, tidak pula menepati hukum, atau tidak berlaku menurut kehendak Allah,
Ia akan mendatangi kalian dengan dahsyat dan cepat. Pengadilan yang tak terelakkan akan menimpa para pembesar. Memang para bawahan dapat dimaafkan karena belas kasih, tetapi para penguasan akan disiksa dengan kejam.
Tuhan yang mahakuasa tidak akan mundur terhadap siapapun, dan kebesaran orang tidak dihiraukan-Nya. Baik yang kecil maupun yang besar dijadikan oleh-Nya,
dan semua dipelihara-Nya dengan cara yang sama. Tetapi terhadap para penguasan akan diadakan pemeriksaan yang keras. Jadi perkataanku ini tertuju kepada kalian, para pembesar. Hendaknya kalian belajar menjadi bijaksana
dan jangan sampai jatuh. Sebab mereka yang secara suci memelihara yang suci
akan disucikan pula, dan yang dalam hal itu terpelajar akan mendapat pembelaan.
Jadi hendaklah menginginkan serta merindukan perkataanku, maka kalian akan terdidik.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur: Mzm 82:3-4.6-7
Bangunlah, ya Allah, hakimilah bumi.
*"Berilah keadilan kepada orang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan! Luputkanlah orang lemah dan miskin,
lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik."
*Aku sendiri telah berfirman, "Kamu adalah allah, kamu sekalian adalah anak-anak Yang Mahatinggi. Namun kamu akan mati seperti manusia, dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas."
Bangunlah, ya Allah, hakimilah bumi.
*"Berilah keadilan kepada orang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan! Luputkanlah orang lemah dan miskin,
lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik."
*Aku sendiri telah berfirman, "Kamu adalah allah, kamu sekalian adalah anak-anak Yang Mahatinggi. Namun kamu akan mati seperti manusia, dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas."
Injil: Luk 17:11-19
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perkotaan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak, "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" Yesus lalu memandang mereka dan berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam." Dan sementara dalam perjalanan mereka menjadi tahir. Seorang di antara mereka, ketika melihat bahwa dirinya telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus
dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria. Lalu Yesus berkata, "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir?
Di manakah yang sembilan orang tadi? Tidak adakah di antara mereka
yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?"
Lalu Ia berkata kepada orang itu, "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau."
Demikianlah Injil Tuhan.
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perkotaan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak, "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" Yesus lalu memandang mereka dan berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam." Dan sementara dalam perjalanan mereka menjadi tahir. Seorang di antara mereka, ketika melihat bahwa dirinya telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus
dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria. Lalu Yesus berkata, "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir?
Di manakah yang sembilan orang tadi? Tidak adakah di antara mereka
yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?"
Lalu Ia berkata kepada orang itu, "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau."
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan
Orang
tua berkali kali mengajari anaknya yang masih kecil untuk mengatakan “terima
kasih” saat menerima sesuatu, Ketika
sang anak menerima roti dari ditangan dan diam saja, orang tua akan berkata , “
Ayo, bilang apa?” Lalu anak kecil itu
mengatakan “ Terima kasih”
Kalau
sejak kecil kita sudah kita ajari ber
terima kasih, mengapa sekarang untuk mengucapkan kata “terima kasih” saja sulit
sekali. Sepuluh orang sakit kusta dalam Injil hari ini menjadi salah satu
contoh, betapa sulitnya orang bersyukur dan ber terima kash. Dari sepuluh itu
hanya satu yang kembali dan ber terima kasih . Satu orang itu saja adalah orang
Samaria , artinya orang yang disebut kafir, tidak kenal Tuhan. Mungkinjuga
tidak” ber sekolah” , tidak terdidik,
kendati begitu ia justru tahu terima kasih.
Satu
orang Samaria yang tahu terima kasih itu menjadi sindiran bagi kita semua. Kita
bukan orang kafir, kita orang beriman. Namun , mudahkah mulut kita mengucapkan
terima kasih? Bukankah lebih mudah mengucapkan umpatan umpatan atau permohonan
– permohonan , yang setelah terkabul juga lupa ber terima kasih? Sikap hidup
atau perilaku itu memang harus dilatih,
dibiasakan, dan dipraktekkan, tidak hanya cukup tahu. Bila hanya
berhenti pada “tahu” , ya akan berhenti
di otak saja. Bibir dan mulut kita menjadi sulit mengucapkannya. Mari kita cari
untuk hari ini , kepada siapa kita sebaiknya ber terima kasih.
Butir butir permenungan
Yesus
datang kedunia untuk membebaskan, membantu dan membahagiakan manusia, Karena
itu jika ada yang datang kepada-Nya, Yesus hanya memimta satu syarat saja atau
tanpa banyak bertanya Yesus mengabulkan permintaan orang itu. Syarat tersebut
diberikan dengan sangat mudah, karena ada sesuatu yang lebih penting dari itu,
Yesus menghendaki agar kita percaya
kepada-Nya. Sikap beriman kepada
Yesus membawa dampak positif yang besar bagi seseorang dan bagi kehidupan
bersama. Karena , itu berarti kita
menerima Yesus sebagai Tuhan dan menerima seluruh ajarannya.
Doa
Ya
Allah, ajarilah kami untuk mengungkapkan rasa syukur kami dengan berbagi kasih
kepada sesama. Amin.
0 komentar:
Post a Comment