May 27, 2022

RENUNGAN HARIAN, SELASA 7 JUNI 2022

Kalender Liturgi Selasa 7 Jun 2022

Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I 1Raj 17:7-16

Pada waktu itu Sungai Kerit menjadi kering,
sebab hujan tiada turun-turun di negeri itu.  Maka datanglah sabda Tuhan kepada Elia, "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan."  Maka Elia pun bersiap-siap, lalu pergi ke Sarfat.  Ketika ia tiba di dekat gerbang kota, tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Elia berseru kepada perempuan itu,  "Cobalah, ambilkan daku sedikit air dalam kendi untuk kuminum." Ketika wanita itu pergi mengambil air, Elia berseru lagi,  "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."  Wanita itu menjawab, "Demi Tuhan Allahmu yang hidup,  sesungguhnya tiada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api,  kemudian aku mau pulang  dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."  Tetapi Elia berkata kepadanya, "Janganlah takut, pulanglah, dan buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil  daripadanya, dan bawalah kepadaku; kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah sabda Tuhan Allah Israel,  "Tepung dalam tempayan itu takkan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun takkan berkurang  sampai tiba waktunya Tuhan menurunkan hujan ke atas muka bumi." Maka pergilah wanita itu, berbuat seperti yang dikatakan Elia.  Maka Elia, wanita itu dan anaknya mendapat makan
beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis
dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang  sesuai sabda Tuhan
yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 4:2-3.4-5.7-8
Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
*Apabila aku berseru, jawablah aku,  ya Allah yang membenarkan daku.
Engkau memberi kelegaan kepadaku di saat kesesakan; kasihanilah aku, dan dengarkanlah doaku!  Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia
dan mencari kebohongan?
*Ketahuilah, Tuhan telah memilih bagi-Nya seorang yang Ia kasihi;
apabila aku berseru kepada-Nya, Ia mendengarkan. Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa;  berkata-katalah dalam hati di tempat tidurmu, tetapi tetaplah tenang.
*Banyak orang berkata,  "Siapa akan memperlihatkan yang baik kepada kita?  Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan! Engkau telah memberikan sukacita kepadaku,  lebih banyak daripada yang mereka berikan, di saat mereka kelimpahan gandum dan anggur.

Bait Pengantar Injil  Mat 5:16
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik,  dan memuji Bapamu yang di surga.

Bacaan Injil  Mat 5:13-16
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda,  "Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan? Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak orang.  Kalian ini cahaya dunia.  Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita  lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian,  sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.  Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang,  agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga." 
Demikianlah sabda Tuhan. 

Renungan.

Garam dan terang merupakan dua hal yang biasa yang dijumpai dan dialami dalam kehidupan sehari hari. Yesus  menggunakan istilah “garam” dan “terang” untuk menunjukkan intisari para pengikut-Nya. (Mat 5:13-16), Alasannya, garam berfungsi untuk memberikan rasa pada makanan dan mengawetkan makanan karena garam mempunyai daya untuk membunuh bakteri pembusuk. Oleh karena itu, Yesus menuntut para pengikut-Nya.

Pertama  , untuk memberi rasa pada dunia yang telah menjadi hambar karena orang tidak lagi hidup dalam kasih.  Karena itu, salah satu tugas utama pengikut Kristus ialah menjadikan dunia ini tempat tinggal yang aman  dan nyaman, saling mengasihi dan hidup dalam damai.

Kedua  , untuk menyelamatkan dunia dari kebusukan dosa. Namun “jika garam itu menjadi tawar” (ay13) , itu berarti garam itu telah kehilangan fungsinya. Kalau demikian , ia tidak berguna lagi. Pengikut Kristus yang telah kehilangan fungsinya juga tidak ada gunanya.

“Terang dunia” (ay14) , karena jika tidak ada terang maka gerakan menjadi terbatas, orang tidak bisa menikmati keindahan dunia. Makhluk hidup pun akan mati. Karena begitu pentingnya fungsi terang bagi kehidupan, maka pertama tama Allah menciptakan terang (Kej 1:3) Fungsi terang yang begitu penting bagi kehidupan diterapkan Yesus kepada para pengikut-Nya, yaitu harus memberi hidup dan suasana “terang” bagi sesama. “Bila orang menyalakan lampu dan diletakkan di dalam gantang “ (ay15) , dia melakukan pekerjaan yang sia sia karena cahaya tidak berfungsi untuk menerangi. Demikian juga dengan orang Kristen  yang tidak dapat menerangi dunia. Orang Kristen harus menerangi dunia dengan segala “perbuatan yang baik” (ay16), artinya hidup sesuai dengan Injil khususnya hidup dalam kerahiman Allah  agar dunia semakin mengenal Allah dan memuliakan-Nya. Bagi penulis Injil Matius, para pendengar Yesus dan orang orang Kristen adalah garam dan terang dunia. Sebagai pengikut Kristus , kita tidak boleh egois mengasingkan diri dari hidup sehari hari.  Kita harus hidup didunia ini dan untuk dunia.  Sebagai bagian dari dunia, kita harus memberikan kontribusi yang positif, Kita dan perbuatan kita hendaknya mendatangkan faedah bagi orang lain dan dunia disekitar kita. Fakta bahwa kita adalah murid Kristus baru terbukti , bila kita mau mengasihi Tuhan dan sesama. Setiap pengikut Kristus dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia, namun haruslah tetap waspada , agar jangan sampai kita hidup menurut semangat dunia.

Butir permenungan.

Yesus dalam khotbah di bukit menyampaikan pesan kepada para murid-Nya. Namun, isinya justru sangat berbeda bahkan bertolak belakang dengan nilai-nilai dunia ini. Kebahagiaan di dunia ini dinyatakan jika telah hidup dalam kemewahan harta benda serta kekuasaan, pangkat atau jabatan. Tetapi, kebahagiaan yang Yesus tawarkan adalah kebahagiaan sejati yang diperoleh dengan miskin di hadapan Allah, lemah lembut, murah hati, suci hati, cinta damai, dan berkorban demi kebenaran (bdk. Mat. 5:1-12). Inilah kebahagiaan menurut Yesus. Paulus dalam ucapan syukurnya mengatakan bahwa kebahagiaan sesungguhnya adalah kebahagiaan yang diperoleh dengan ikut ambil bagian dalam penderitaan dan kesengsaraan Kristus (bdk. 2Kor. 1:7). Dan pemazmur menyatakan demikian: “Kecaplah dan lihatlah, batapa sebaik-baiknya Tuhan itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya” (Mzm. 34:9). Dengan kehendak-Nya kita berada dalam naungan serta perlindungan-Nya dan di situlah kebahagiaan yang kita temukan. Sebagai orang kristiani, kita sulit menghadapi tantangan untuk berani keluar dari zona nyaman, melawan arus dunia yang mungkin mustahil dengan kebenaran iman. Bahwasanya, kebahagiaan bukan terutama dari kenikmatan duniawi semata, melainkan lahir dari melakukan sesuatu yang benar, seperti bermurah hati, membawa damai sejahtera, keadilan, dan mengamalkan kasih. Beranikah kita mengambil dan melaksanakan sikap ini dalam hidup kita?

Ya Tuhan, mampukan kami untuk melawan arus dunia ini agar kami dapat merasakan kebahagiaan yang sejati. Amin.

Doa.

Ya Tuhan yang mahamurah, jadikanlah kami umat-Mu garam dan terang  bagi sesama dan dunia. Amin.

 

 

 

 

 

Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik,  dan memuji Bapamu yang di surga.

 

0 komentar:

Post a Comment