Kalender Liturgi Jumat 3 Jun 2023
PW S. Karolus Lwanga dan teman-temannya, Martir
Warna Liturgi: Merah
Bacaan I
Kis 25:13-21
Waktu Paulus ditahan dalam penjara di kota Kaisarea, datanglah raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea untuk
mengadakan kunjungan kehormatan kepada Gubernur Festus. Karena mereka beberapa hari lamanya tinggal di situ, Festus
memaparkan perkara Paulus kepada raja itu, katanya, "Di sini
ada seorang tahanan yang ditinggalkan
Feliks pada waktu ia pergi. Ketika aku berada di Yerusalem, imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan
dakwaan terhadap orang itu dan meminta
supaya ia dihukum. Aku menjawab mereka, bahwa
bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma untuk
menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu anugerah sebelum ia dihadapkan
dengan orang-orang yang menuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri
terhadap tuduhan itu. Karena itu mereka turut bersama-sama dengan aku ke
mari. Pada keesokan harinya aku segera mengadakan sidang pengadilan dan
menyuruh menghadapkan orang itu. Tetapi
ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu
tuduhan pun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga. Mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang
bernama Yesus, yang sudah mati, tetapi
dengan yakin Paulus mengatakan bahwa Ia hidup. Karena aku
ragu-ragu bagaimana harus memeriksa perkara-perkara seperti itu, aku menanyakan apakah Paulus mau pergi ke Yerusalem, supaya
perkaranya dihakimi di situ. Tetapi Paulus naik banding. Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan, dan menunggu
sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar. Karena itu aku menyuruh menahan dia sampai aku dapat mengirim dia kepada
Kaisar."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Tanggapan Mzm 103:1-2.11-12.19-20b
Tuhan
sudah menegakkan takhta-Nya di surga.
*Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
*Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan
atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! sejauh timur dari barat,
demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita
dibuang-Nya.
*Tuhan sudah menegakkan takhta-Nya di surga
dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu. Pujilah
Tuhan, hai malaikat-malaikat-Nya, Agungkanlah Dia
hai pahlawan-pahlawan perkasa.
Bait
Pengantar Injil Yoh 14:26
Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu
kepadamu; Ia akan mengingatkan kamu
akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Bacaan
Injil Yoh 21:15-19
Yesus yang telah bangkit menampakkan diri kepada murid-murid-Nya.
Sesudah mereka sarapan, Yesus berkata kepada
Simon Petrus, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka
ini?" Jawab Petrus kepada-Nya, "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi
Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah
domba-domba-Ku!" Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya, "Simon,
anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya, "Benar Tuhan,
Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya,
"Gembalakanlah domba-domba-Ku!" Kata Yesus
kepadanya untuk ketiga kalinya, "Simon,
anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedihlah hati Petrus
karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya, "Apakah
engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya, "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu! Engkau tahu,
bahwa aku mengasihi Engkau." Yesus
berkata kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku!" Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya ketika masih muda engkau
sendiri mengikat pinggangmu dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki. Tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan
mengulurkan tanganmu, dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak
kaukehendaki." Hal ini dikatakan Yesus untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah.
Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada
Petrus, "Ikutlah Aku."
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan.
Adegan Injil pada hari ini tentu bagus kalau digambarkan atau didramakan. Setelah sarapan, Yesus berkata kepada Simon Petrus, apakah ia mengasihi Yesus, Sampai tiga kali Yesus bertanya, dan Simon pun menjawab sampai tiga kali. Ia mengasihi Yesus, Simon Petrus tentu teringat akan dosa dosanya, betapa ia pernah menyangkal Tuhan sampai tiga kali, Petrus merasa sangat tidak enak. Ia gelisah tetapi juga ingin meyakinkan Yesus bahwa ia sudah bertobat dan kini ingin hidup hanya untuk Yesus. Pertanyaan mengenai kasih ini yang nomor satu. Baru setelah Petrus menyatakan kasihnya kepada Yesus , Yesus memberikan tugas perutusan : Gembalakanlah domba domba-Ku. Adegan dan dialog disini amat inspiratif. Yesus tidak bertanya apakah ia telah menguasai ajaran Yesus selama ini. Petrus tidak ditanya Yesus apakah ia sudah lulus kuliah filsafat dan teologi. Yesus tidak mengingatkan Petrus akan dosa dosanya, akan penyangkalan Petrus pada diri-Nya. Yesus tidak bilang : Awas sekali lagi kamu begitu ...... Tidak, Yesus cuma bertanya apakah kamu mengasihi Aku? Banyak orang yang merasa tidak pantas untuk menjadi imam, bruder, suster atau menjadi rasul awam, prodiakon, atau apalah dalam Gereja. Orang itu merasa bahwa hidupnya selama ini berdosa, tidak layak, tidak mampu karena tidak tahu teologi atau tidak tahu soal iman. Lha tidak pernah tahu soal teologi atau pengetahuan iman kok disuruh menjadi prodiakon paroki? Ternyata Yesus tidak mempersoalkan latar belakang hidup moral, intelektual, pastoral, atau kepribadian kita. Yesus cuma bertanya apakah kita mengasihi Dia ? Bagi Yesus kasih atau cinta kepada-Nya merupakan hal yang paling pokok bagi setiap orang yang mengikuti Dia. Hanya yang mempunyai kasih kepada-Nya yang paling siap diutus.
Butir
permenungan.
Dalam kisah injil hari ini kita juga belajar dari Yesus, dari caraNya menanggapi orang-orang Saduki yang biasanya mencari-cari celah untuk menjebak/mencela Yesus. Yesus tidak menjawab dengan marah tapi dengan penuh kasih sampai akhirnya ahli taurat itu pun dapat menerima dan mengerti Yesus. Yesus memberikan contoh bahwa Ia mengasihi semua orang tak terkecuali dan tak terbatas. Bagaimana sikap kita hari ini terhadap orang-orang yang biasanya membuat kita jengkel? Apakah kita langsung memberikan wajah yang cembetut atau jawaban yang kasar/ketus? Ataukah kita mau mencoba untuk membagikan kasihNya kepada orang-orang tersebut? The world teach us ‘conditional love’ and some parents do the same to their child. For example, I’ll only be happy with you if you get a perfect score on your test. It’s totally wrong. The world gives us lust and abuse love. For example, if you love you need to do whatever I want. It’s totally wrong. When you love someone, shouldn’t you be willing to make sacrifices to keep him/her happy? To love others we must first understand that we are loved by God. As long as we’re not totally convinced that God loves us all the time, we don’t trust Him 100% to take good care of us. In that mindset, we take care of ourselves, catering to our own desires rather than doing good deeds of love for those who interfere with our plans and goals. We put conditions on our love. I will love you if you love me too. Marilah kita baca pelan-pelan 1 Kor 13:4-7 biarlah ayat itu meresap dan bergema didalam hati kita. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” Adakah Kasih didalam hatiku? Sudahkah aku mengasihi sesamaku hari ini?
Doa
Tuhan Yesus
Kristus, Engkau selalu mengajarkan kami tentang kasih, mampukanlah kami untuk
selalu mengaplikasikan kasih yang Kau ajarkan kepada kami dan mohon agar
ajaran-Mu hari ini mampu kami laksanakan dalam hidup kami sehari hari.
Amin Amin
Roh Kudus akan
mengajarkan segala sesuatu kepadamu;
Ia akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
0 komentar:
Post a Comment