June 3, 2022

RENUNGAN HARIAN, RABU 8 JUNI 2022

Kalender Liturgi Rabu 8 Jun 2022

Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  1Raj 18:20-39
Sekali peristiwa Raja Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi Baal ke gunung Karmel. Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata, "Berapa lama lagi kalian berlaku timpang dan mendua hati? Kalau Tuhan itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia!"  Tetapi rakyat itu tidak menjawab sepatah kata pun. Lalu Elia berkata lagi kepada rakyat, "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi Tuhan, padahal nabi-nabi Baal berjumlah empat ratus lima puluh orang.  Namun, baiklah diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan. Biarlah mereka memilih seekor lembu, memotong-motongnya, menaruhnya ke atas kayu api, tetapi mereka tidak boleh memasang api.
Aku pun akan mengolah lembu yang seekor lagi, meletakkannya di atas kayu api dan juga tidak akan memasang api. Kemudian biarlah kalian memanggil nama allahmu dan aku pun akan memanggil nama Tuhan. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" Seluruh rakyat menyahut, "Baiklah demikian!" Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu, "Karena kalian berjumlah banyak, pilihlah dahulu seekor lembu dan olahlah.  Sesudah itu panggillah nama allahmu, tetapi kalian tidak boleh memasang api." Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, lalu mengolahnya. Kemudian mereka memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari,  katanya, "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab.  Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang mereka buat.  Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya,  "Panggilah lebih keras! Bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin sedang ada urusan, atau mungkin ia bepergian. Barangkali ia tidur, dan belum terjaga." Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka.  Sesudah lewat tengah hari,  mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan kurban petang;  tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda.  Kemudian Elia berkata kepada seluruh rakyat, "Mari mendekat kepadaku." Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepada Elia.  Lalu ia memperbaiki mezbah Tuhan yang telah diruntuhkan itu. Kemudian Elia mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan Yakub. Kepada Yakub ini telah datang sabda Tuhan, "Engkau akan bernama Israel." Lalu Elia mendirikan batu-batu itu menjadi sebuah mezbah demi nama Tuhan dan membuat suatu parit yang dapat memuat dua sukat benih di sekeliling mezbah itu. Ia menyusun kayu api, memotong lembunya, dan menaruh potongan-potongannya di atas kayu api. Sesudah itu ia berkata,  "Penuhilah empat buyung dengan air,  dan tuangkan ke atas kurban bakaran serta ke atas kayu api itu!"  Kemudian kata Elia, "Buatlah begitu untuk kedua kalinya!" Dan mereka berbuat demikian untuk kedua kalinya. Lalu katanya lagi, "Buatlah begitu untuk ketiga kalinya!" Dan mereka berbuat demikian untuk ketiga kalinya, sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itu pun penuh dengan air. Kemudian pada waktu mempersembahkan kurban petang, tampillah nabi Elia dan berkata, "Ya Tuhan, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel, dan bahwa aku ini hamba-Mu; dan bahwa atas sabda-Mulah aku melakukan segala perkara ini. Jawablah aku, ya Tuhan, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya Tuhan, dan Engkaulah yang membuat hati mereka bertobat."  Lalu turunlah api Tuhan  menyambar habis kurban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu,  sujudlah mereka serta berkata,  "Tuhan, Dialah Allah! Tuhan, Dialah Allah!"
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 16:1-2a.4.5.8.11
Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung.
*Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku."
*Bertambahlah kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan kurban curahan mereka,  juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka dengan bibirku.
*Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian  yang diundikan kepadaku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan;  karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
*Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah  di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Bait Pengantar Injil  Mzm 25:4c.5a
Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan,  bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.

Bacaan Injil  Mat 5:17-19
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Janganlah kalian menyangka,  bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat  atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.  Karena Aku berkata kepadamu, 'Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini,  satu yota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat,  sebelum semuanya terjadi.'  Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat  sekalipun yang paling kecil,  dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah  di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat,
ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.
Demikianlah sabda Tuhan. 
 

Renungan.

Sabda Yesus: “Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan Hukum Taurat atau Kitab Para Nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya” Kukira akan mengurangi hukum dan aturan aturan Siapa yang tidak senang jika aturan hidup ini sedikit dan enak enak? Maunya kan?  Ternyata kedatangan Yesus untuk menggenapinya. Bisa jadi melengkapi , maksudnya memberi roh, semangat atau spiritualitas yang lebih dalam sehingga orang diajak melaksanakan hukum tidak sekedar menjalankan aturan. Itu belum cukup menurut Yesus. Apa yang kurang? Roh nya , daya dorong dari dalam yang kurang, apa itu . Kasih.   Kasih telah diajarkan oleh Yesus , namun juga telah dihidupi-Nya sendiri sampai   Golgota . Ya, kasih yang dilaksanakan-Nya sampai disalib. Ia mengajarkannya dan memperjuangkan kebenaran tidak dengan kekerasan , namun dengan kasih, Disini kelihatan semangat dibelakang menjalankan hukum, bukan hanya tujuannya saja tetapi caranya. Kasih tidak diperjuangkan dengan kekerasan. Maka ketika kekerasan yang bicara , Yesus diam.  Yesus sekarang ini tidak hadir dalam wujud manusia, namun dalam rupa Roh Kudus.  Roh Nya tetap menyemangati mendorong, mengobarkan dan membuat kita berani untuk bertindak. Menjadi murid Yesus tidak hanya saat kita mengalami pengalaman yang biasa biasa, atau pengalaman yang enak enak saja.  Menjadi murid Yesus berarti harus berani memikul salibnya dan berjalan dibelakang Yesus.  Singkatnya, menjadi murid Yesus harus berani menderita, dalam untung dan malang. Sementara kita kita ini cenderung menghindari hal hal yang tidak enak, cenderung mencari jalan pintas. Padahal berhadapan dengan kesulitan, kesusahan, walau kecil kecil , tetap dibutuhkan kesetiaan untuk menuju kebahagiaan yang sejati. Bagaimana sikap, daya dorong kita dalam mengikuti Sang Guru kita yang berjalan memikul salib ?.

Butir Permenungan.

Bagi penulis Injil Matius, para pendengar Yesus dan orang Kristen adalah garam dan terang dunia. Sebagai pengikut Kristus , kita tidak boleh egois mengasingkan diri dari kehidupan sehari hari. Kita harus hidup didunia ini dan untuk dunia. Sebagai bagian dari dunia, kita harus memberikan kontribusi yang positif, Kita dan perbuatan kita, faedah bagi orang lain dan dunia disekitar kita. Fakta bahwa kita adalah murid Kristus baru terbukti , bila kita mau cinta Tuhan dan sesama. Setiap pengikut Kristus dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia, namun harus tetap waspada, agar jangan sampai kita hidup menurut semangat dunia.   Garam dan terang merupakan dua hal yang biasa yang ditemui dan dialami dalam kehidupan sehari-hari. Yesus menggunakan istilah “garam” dan “terang” untuk menunjukkan intisari para pengikut-Nya. (Mat 5:13-16), keheranan, garam bekerja untuk memberikan rasa pada makanan dan mengawetkan makanan karena garam memiliki daya untuk membunuh bakteri pembusuk. Oleh karena itu, Yesus menuntut para pengikut-Nya.

Pertama   , untuk memberi rasa pada dunia yang telah menjadi hambar karena orang tidak lagi hidup dalam kasih. Karena itu, salah satu tugas utama pengikut Kristus adalah menjadikan dunia ini tempat tinggal yang aman dan nyaman, saling mencintai dan hidup dalam damai.

Kedua   , untuk menyelamatkan dunia dari kebusukan dosa. Namun "jika garam itu menjadi tawar" (ay13) , itu berarti garam kehilangan telah fungsinya.  Kalau demikian , ia tidak berguna lagi. Pengikut Kristus yang kehilangan fungsi juga tidak ada gunanya.

“Terang dunia” (ay14), karena jika tidak ada terang maka gerakan menjadi terbatas, orang tidak bisa menikmati keindahan dunia. Makhluk hidup pun akan mati. Karena begitu pentingnya fungsi terang bagi kehidupan, maka pertama tama Allah menciptakan (Kej 1:3) Fungsi terang yang penting bagi kehidupan diterapkan kepada para pengikut-Nya, yaitu harus memberi hidup dan suasana “terang” bagi sesama.       

“Bila orang keajaiban lampu dan diletakkan di dalam gantang” (ay15) , dia melakukan pekerjaan yang sia sia karena cahaya tidak bekerja untuk mengunjungi. Demikian juga dengan orang Kristen yang tidak dapat diakses dunia. Orang Kristen harus berdasarkan dunia dengan segala “perbuatan yang baik” (ay16), artinya hidup dengan Injil khususnya hidup dalam  kerahiman Allah  agar dunia semakin mengenal Allah dan memuliakan-Nya.

Doa.

Ya Tuhan yang mahamurah, jadikanlah kami umat-Mu garam dan terang bagi sesama dan dunia. Amin.

 

 

Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang,
agar mereka melihat perbuatanmu yang baik,
dan memuji Bapamu di surga.

 

0 komentar:

Post a Comment