June 4, 2022

RENUNGAN HARIAN, KAMIS 9 JUNI 2022

Kalender Liturgi  Kamis 9 Jun 2022

PF S. Efrem, Diakon dan Pujangga Gereja
Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  1Raj 18:41-46

Sesudah peristiwa di Gunung Karmel,
Elia berkata kepada Raja Ahab,
"Pergilah, makan dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran." Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Setelah itu ia berkata kepada hambanya, "Naiklah ke atas, pandanglah ke arah laut!" Hamba itu naik ke atas, ia melihat ke arah laut dan berkata, "Tidak ada apa-apa."  Kata Elia, "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah hamba itu, "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia, "Pergilah dan katakan kepada Raja Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan." Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel. Tetapi kuasa Tuhan berlaku atas Elia.Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13
Ya Allah, Engkau pantas dipuji di Sion.
*Engkau mengindahkan tanah, lalu mengaruniainya kelimpahan; Engkau membuatnya sangat kaya. Sungai-sungai Allah penuh air;
Engkau menyediakan gandum bagi mereka.
*Ya, beginilah Engkau menyediakannya: Engkau mengairi alur bajaknya, Engkau membasahi gumpalan-gumpalan tanahnya, dengan dirus hujan Engkau menggemburkannya. Engkau memberkati tumbuh-tumbuhannya.
*Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak; tanah-tanah padang gurun mengalirkan air, bukit - bukit berikat-pinggangkan sorak-sorai.

Bait Pengantar Injil Mat 13:34
Perintah baru Kuberikan kepada kalian, sabda Tuhan; yaitu supaya kalian saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kalian.

Bacaan Injil Mat 5:20-26
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.  Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya, harus dihukum! Barangsiapa berkata kepada saudaranya: 'Kafir!' harus dihadapkan ke Mahkamah Agama, dan siapa yang berkata: 'Jahil!'  harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu  yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan,  supaya lawanmu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas."
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.

Hidup keagamaan bisa terpengaruh oleh tren zaman ini yang sangat menjunjung tinggi penampilan lahiriah. Orang yang mengenakan pakaian ciri khas agamis yang bagus dianggap orang saleh. Orang yang setiap pagi kegereja untuk Misa harian dan rajin berdoa diruang adorasi dianggap orang suci, padahal diluar itu, tidak jarang orang menunjukkan sikap yang jauh dari kesan orang yang agamis, saleh dan suci. Bahkan sikap kusyuk saat berdoa di Gereja bisa sangat bertentangan ketika diluar gereja, misalnya ditempat parkir marah marah, dirumah berlaku kasar dan berbicara kotor. Hari ini Yesus berpesan  "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. “  Yesus mengutarakan hal ini, karena orang Farisi dan ahli Taurat menjalankan hidup keagamaan mereka hanya demi penampilan lahiriah dan supaya dilihat orang . Karena itu Yesus meminta kepada kita agar  hidup lebih benar dari cara hidup  mereka. Artinya , kita tidak hanya sekedar melaksanakan apa yang diajarkan Yesus demi dilihat dan dinilai baik oleh orang lain. Namun tidak jarang hidup kita memendam kebencian dan kemarahan terhadap orang lain. Bahkan , kita tidak mau memaafkan orang lain yang bersalah kepada kita. Yesus meminta kita segera berdamai. Bukti pertobatan kita adalah mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita. Meskipun hal ini sangat berat , tetapi bukan berarti tidak mungkin. Yesus sendiri menghendaki supaya memaafkan dan minta maaf. Setelah itu kita baru diminta mempersembahkan doa dan persembahan kepada Tuhan . Oleh karena itu , benar yang dikatakan Yesus bahwa hidup keagamaan kita harus lebih benar daripada orang Farisi dan ahli ahli Taurat.  Pada masa ini , kita bangun komitmen untuk menghayati hidup keagamaan yang lebih benar, yang terpancar dari wajah yang cerah, tutur kata yang baik dan perilaku yang jujur. Komitmen ini kita mulai dengan bertobat dan kesediaan untuk mengampuni orang lain. Selagi masih diberi kesempatan oleh Tuhan yang maharahim untuk mengampuni orang lain, mari kita lakukan. 

Butir permenungan.

Bacaan Injil hari ini mengenai Yesus yang datang untuk menggenapi hukum taurat. Hukum tersebut diberlakukan sementara sampai kedatangan Yesus. Mulai dari lahir, wafat dan bangkitnya Yesus merupakan sebuah bentuk dari penggenapan dari hukum Taurat. Dengan adanya penggenapan itu bukan berarti pemberlakuan ajaran Taurat pun berakhir. Karena jiwa yang melatar belakangi segala ketentuan hukm Taurat adalah kasih, maka hukum kasih tetap berlaku sampai kehidupan kita selesai. Hukum merupakan sebuah sarana manusia untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dan yang membedakan antara manusia satu dengan manusia yang lainnya adalah usaha dalam mencapai tujuan itu. Kasih jika kita menjalannya tidak sepenuh hati maka keseriusan iman yang kita miliki kepada Allah dipertanyakan dan hal ini yang menjadi tolok ukur dari kualitas iman kita. Seringkali kita bimbang dan tidak bijaksana dalam perbuatan terhadap Tuhan dan sesama, maka keadaan seperti itu merupakan wujud bahwa usaha dalam mamatuhi hukum kasih masih jauh dari kesungguhan. Semua orang yang berdoa dan mengikuti ajaran agamanya, maka sudah pasti ia adalah orang beriman, tetapi tidak semua orang mampu memiliki kuatlias iman yang baik. Hal tersebut bisa dilihat dari kemauan seseorang dalam menjalankan setiap peraturan dalam hukum kasih untuk mewujudkan tujuan iman. Oleh sebab itu, mari kita menjalankan hukum kasih dengan usaha yang penuh, utuh dan totalitas.  Ya Bapa, ajarilah kami bahasa cinta kasihmu itu agar kami mampu menerapkan kasih kepada siapapun dan dimanapun. Amin

Doa
Ya Tuhan yang maharahim, ampunilah dosa dosa kami dan berilah kami kemampuan untuk mengampuni sesama kami yang menyakitkan hati kami.  Amin. 

 

 

 

Perintah baru Kuberikan kepada kalian, sabda Tuhan; yaitu supaya kalian saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kalian.


0 komentar:

Post a Comment