Kalender Liturgi Rabu 10 Nov 2021
PW S. Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja
Warna Liturgi: Putih
Bacaan I
Keb 6:1-11
Hai para raja yang memerintah orang banyak dan bermegah karena banyaknya rakyatmu, condongkanlah telingamu. Sebab Tuhanlah yang memberi kalian kekuasaan, dan dari Tuhan yang mahatinggilah asal pemerintahan.
Ia akan memeriksa segala pekerjaanmu serta
menyelami rencanamu. Sebab sebenarnya
kalian hanyalah abdi kerajaan-Nya. Maka kalau kalian tidak memerintah dengan tepat,
tidak pula menepati hukum, atau tidak berlaku menurut kehendak Allah, Ia akan mendatangi kalian dengan dahsyat dan cepat.
Pengadilan yang tak terelakkan akan menimpa para
pembesar. Memang para bawahan dapat
dimaafkan karena belas kasih, tetapi para
penguasan akan disiksa dengan kejam. Tuhan yang mahakuasa tidak akan mundur terhadap
siapapun, dan kebesaran orang tidak
dihiraukan-Nya. Baik yang kecil maupun
yang besar dijadikan oleh-Nya, dan semua
dipelihara-Nya dengan cara yang sama. Tetapi
terhadap para penguasan akan diadakan
pemeriksaan yang keras. Jadi perkataanku
ini tertuju kepada kalian, para pembesar. Hendaknya kalian belajar menjadi bijaksana
dan jangan sampai jatuh. Sebab mereka yang secara suci memelihara yang
suci akan disucikan pula, dan yang dalam hal itu terpelajar akan mendapat
pembelaan. Jadi hendaklah menginginkan
serta merindukan perkataanku, maka kalian
akan terdidik.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Tanggapan Mzm 82:3-4.6-7
Bangunlah,
ya Allah, hakimilah bumi.
*"Berilah keadilan kepada orang lemah dan
kepada anak yatim, belalah hak orang
sengsara dan orang yang kekurangan! Luputkanlah
orang lemah dan miskin, lepaskanlah
mereka dari tangan orang fasik."
*Aku sendiri telah berfirman, "Kamu adalah
allah, kamu sekalian adalah anak-anak
Yang Mahatinggi. Namun kamu akan mati
seperti manusia,
dan seperti salah seorang pembesar kamu akan
tewas."
Bait
Pengantar Injil 1Tes 5:18
Hendaklah kalian mengucap syukur dalam
segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagi kalian
di dalam Kristus Yesus.
Bacaan
Injil Luk 17:11-19
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem, Yesus menyusur perkotaan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak,
"Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
Yesus lalu memandang mereka dan berkata, "Pergilah,
perlihatkanlah dirimu kepada imam." Dan sementara dalam perjalanan mereka menjadi
tahir. Seorang di antara mereka, ketika melihat bahwa dirinya telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,
lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria. Lalu Yesus berkata, "Bukankah
kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah
yang sembilan orang tadi?
Tidak adakah di antara mereka yang kembali
untuk memuliakan Allah
selain orang asing ini?" Lalu Ia
berkata kepada orang itu, "Berdirilah
dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan dikau."
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan
Orang tua berkali kali mengajari anaknya yang masih kecil untuk mengatakan “terima kasih” saat menerima sesuatu, Ketika sang anak menerima roti dari ditangan dan diam saja, orang tua akan berkata , “ Ayo, bilang apa?” Lalu anak kecil itu mengatakan “ Terima kasih” Kalau sejak kecil kita sudah kita ajari ber terima kasih, mengapa sekarang untuk mengucapkan kata “terima kasih” saja sulit sekali. Sepuluh orang sakit kusta dalam Injil hari ini menjadi salah satu contoh, betapa sulitnya orang bersyukur dan ber terima kash. Dari sepuluh itu hanya satu yang kembali dan ber terima kasih . Satu orang itu saja adalah orang Samaria , artinya orang yang disebut kafir, tidak kenal Tuhan. Mungkin juga tidak” ber sekolah” , tidak terdidik, kendati begitu ia justru tahu terima kasih. Satu orang Samaria yang tahu terima kasih itu menjadi sindiran bagi kita semua. Kita bukan orang kafir, kita orang beriman. Namun , mudahkah mulut kita mengucapkan terima kasih? Bukankah lebih mudah mengucapkan umpatan umpatan atau permohonan – permohonan , yang setelah terkabul juga lupa ber terima kasih? Sikap hidup atau perilaku itu memang harus dilatih, dibiasakan, dan dipraktekkan, tidak hanya cukup tahu. Bila hanya berhenti pada “tahu” , ya akan berhenti di otak saja. Bibir dan mulut kita menjadi sulit mengucapkannya. Mari kita cari untuk hari ini , kepada siapa kita sebaiknya ber terima kasih. Yesus datang kedunia untuk membebaskan, membantu dan membahagiakan manusia, Karena itu jika ada yang datang kepada-Nya, Yesus hanya memimta satu syarat saja atau tanpa banyak bertanya Yesus mengabulkan permintaan orang itu. Syarat tersebut diberikan dengan sangat mudah, karena ada sesuatu yang lebih penting dari itu, Yesus menghendaki agar kita percaya kepada-Nya. Sikap beriman kepada Yesus membawa dampak positif yang besar bagi seseorang dan bagi kehidupan bersama. Karena , itu berarti kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan menerima seluruh ajarannya.
Butir butir permenungan
Dalam Injil hari ini, Yesus mempertanyakan Sembilan orang kusta yang telah Ia sembuhkan dari sakit, tetapi tidak kembali kepada-Nya dan hanya satu orang yang kembali untuk bersujud dan bersyukur kepada-Nya. Mungkin kita seperti sembilan orang kusta itu yang sering lupa untuk berterima kasih atas berbagai berkat yang telah Tuhan berikan kepada kita setiap hari. Saat kita berkekurangan atau sedang berada dalam masalah, kita meminta bantuan dan campur tangan Tuhan. Tetapi, ketika Tuhan telah memberikan yang kita harapkan, kita justru meninggalkan Tuhan dan hidup jauh dari-Nya. Kita sebagai manusia sering kali mampu mengucap syukur atas segala yang boleh kita terima. Sebagai orang beriman, kita perlu membiasakan diri untuk mengucap syukur. Dengan mengucap syukur, kita tidak hanya mengingat kebaikan Tuhan, tetapi juga dapat meningkatkan iman kita. Sikap syukur atas keberhasilan yang kita capai mesti menjadi bagian dari hidup kita. Mengapa? Karena kita ini makhluk yang hanya mengandalkan kasih karunia dari Tuhan. Kita hanya bisa hidup dengan baik, karena belas kasih Tuhan. Orang yang mampu bersyukur itu orang yang merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Orang yang tidak menganggap dirinya mampu mengatasi segala persoalan yang dihadapinya. Hanya orang beriman, yang datang kepada Tuhan dan mengucap syukur. Sedangkan orang yang kurang beriman, akan melihat bahwa apa yang dia terima merupakan hasil usaha sendiri, tanpa campur tangan Allah. Banyak peristiwa yang memperlihatkan betapa kita lemah dalam mengucap syukur. Misalnya, saat kita sehat, kita jarang mengucap syukur. Pada waktu sakit, kita baru ingat betapa pentingnya kesehatan. Kita ingin seperti satu orang kusta tersebut yang selalu mengucap syukur dan memuliakan Tuhan dalam hidup sehari-hari. Memuliakan Tuhan dengan selalu berusaha untuk hidup di jalan Tuhan, berani memaksa diri untuk patuh terhadap perintah Tuhan, melipatgandakan berkat Tuhan dengan melakukan berbagai tindakan yang baik untuk orang-orang terdekat dalam hidup kita maupun di tengah masyarakat. Tuhan memberikan berkat kepada kita sekaligus mengutus kita untuk pergi membagikan berkat itu kepada sebanyak mungkin orang.
Doa
Ya Allah,
ajarilah kami untuk mengungkapkan rasa syukur kami dengan berbagi kasih kepada
sesama. Amin.
Hendaklah kalian mengucap
syukur dalam segala hal, sebab itulah
yang dikehendaki Allah bagi kalian di dalam Kristus Yesus.
0 komentar:
Post a Comment