October 29, 2021

RENUNGAN HARIAN SENIN 15 NOPEMBER 2021

Kalender Liturgi Senin 15 Nov 2021

PF S. Albertus Agung, Uskup dan Pujangga Gereja
Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  1Mak 1:10-15.41-43.54-57.62-64
Pada masa itu tampillah di Israel seorang raja yang berdosa, yaitu Antiokhus Epifanes, putera raja Antiokhus. Ia pernah menjadi sandera di Roma. Antiokhus Epifanes itu menjadi raja dalam tahun seratus tiga puluh tujuh di zaman pemerintahan Yunani. Pada masa itu tampillah dari Israel beberapa orang jahat yang meyakinkan banyak orang dengan berkata, "Marilah kita mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa sekeliling kita. Sebab sejak kita menyendiri, maka kita ditimpa banyak malapetaka." Usul itu diterima baik. Mereka diberi hak oleh raja untuk menuruti adat istiadat bangsa-bangsa lain. Kemudian mereka itu membangun sebuah gelanggang olah raga di Yerusalem, menurut adat-istiadat bangsa-bangsa lain. Merekapun memulihkan kulup mereka dan murtadlah mereka dari perjanjian kudus. Mereka bergabung dengan bangsa-bangsa lain dan menjual dirinya untuk berbuat jahat. Beberapa waktu kemudian  Raja Antiokhus Epifanes menulis sepucuk surat perintah untuk seluruh kerajaan,  bahwasanya semua orang harus menjadi satu bangsa. Masing-masing harus melepaskan adatnya sendiri.  Maka semua bangsa menyesuaikan diri dengan titah raja itu. Juga dari Israel ada banyak orang yang menyetujui pemujaan raja.
Dipersembahkanlah oleh mereka kurban kepada berhala dan hari Sabat dicemarkan.  Pada tanggal limabelas bulan Kislew dalam tahun seratus empat puluh lima  raja menegakkan patung berhala keji di atas mezbah kurban bakaran di bait Allah. Dan di semua kota di seluruh Yehuda mereka dirikan pula mezbah pemujaan berhala. Pada pintu-pintu rumah dan di lapangan-lapangan dibakar kurban.  Kitab-kitab Taurat yang ditemukan disobek-sobek dan dibakar habis. Jika pada salah seorang terdapat Kitab Perjanjian atau jika seseorang berpaut pada hukum Taurat,  ia dihukum mati oleh pengadilan raja.  Namun demikian ada banyak orang Israel yang tetap teguh hatinya dan bertekad untuk tidak makan sesuatu yang haram. Mereka lebih suka mati daripada menodai diri dengan makanan semacam itu  dan dengan demikian mencemarkan perjanjian kudus.  Dan mereka mati juga.  Kemurkaan yang hebat sekali menimpa Israel.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 119:53.61.134.150.155.158
Hidupkanlah aku, ya Tuhan,  supaya aku berpegang pada perintah-Mu.
*Aku menjadi gusar terhadap orang-orang fasik,  yang meninggalkan Taurat-Mu.
*Tali-tali orang-orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan.
*Bebaskanlah aku dari pada pemerasan manusia, supaya aku berpegang pada titah-titah-Mu.
*Orang-orang yang mengejar aku dengan maksud jahat sudah mendekat, mereka menjauh dari hukum-Mu.
*Keselamatan menjauh dari orang-orang fasik, sebab mereka tidak mencari ketetapan-ketetapan-Mu.
*Melihat para pengkhianat aku merasa muak, karena mereka tidak berpegang pada janji-Mu.

Bait Pengantar Injil  Yoh 8:12
Akulah terang dunia.  Barangsiapa mengikuti Aku, ia kan mempunyai terang hidup.

Bacaan Injil  Luk 18:35-43
Ketika Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta duduk di pinggir jalan dan mengemis. Karena mendengar orang banyak lewat, ia bertanya,  "Ada apa itu?"  Kata orang kepadanya, "Yesus, orang Nazaret, sedang lewat."  Maka si buta itu berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"  Orang-orang yang berjalan di depan menyuruh dia diam.  Tetapi semakin kuat ia berseru,  "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"  Maka Yesus pun berhenti dan menyuruh orang mengantar dia kepada-Nya.  Ketika si buta itu sudah dekat, Yesus bertanya kepadanya, "Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu?" Jawab orang itu, "Tuhan, semoga aku melihat!"  Maka Yesus berkata,  "Melihatlah, imanmu telah menyelamatkan dikau!"  Pada saat itu juga ia melihat, lalu mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah.  Seluruh rakyat menyaksikan peristiwa itu dan memuji-muji Allah.
Demikianlah Injil Tuhan. 

Renungan

Kadang kita bisa begitu kagum pada teman teman kita yang bisa berdoa panjang dengan bagus. Doanya itu bisa teruntai dalam kata kata indah nan puitis, dengan alunan suara yang bergelombang penuh pengharapan. Kata kata yang dipilih rasanya pas dengan suasana hati umat yang hadir, dan menembus lubuk hati terdalam. Memang ada orang orang yang pandai menyusun doa, juga meski ia harus berdoa spontan.  Ya kita syukuri saja.  Injil hari ini menampilkan tokoh si buta yang berseru atau sebut saja berdoa secara sangat sederhana. Orang buta itu hanya berseru (baca : berdoa) “  Yesus Anak Daud, kasihanilah aku “ Ia berseru begitu terus , semakin lama semakin kuat, juga walaupun ditegur orang, ia tetap berseru dengan kata kata yang itu itu saja namun dengan volume suara yang semakin kuat. “  Yesus Anak Daud, kasihanilah aku “  Dan doanya itu di dengar Tuhan Yesus. Tuhan Yesus berhenti bertanya apa yang ia mohon dan Yesus menyembuhkan orang itu sehingga orang itu kini bisa melihat.  Renungan kita hari ini mengagumi rumusan doa yang sederhana namun amat berdaya.. “  Yesus Anak Daud, kasihanilah aku “ Dalam tradisi doa di Timur, dikenal doa yang sangat populer, namanya Doa Yesus yang bunyinya  kurang lebih “ Tuhan Yesus Kristus , kasihanilah aku “ atau “ Ya Yesus kasihanilah aku”  boleh juga “ Yesus kasihanilah aku orang berdosa ini” pokoknya menyebut nama Yesus. Yang paling populer  “ Tuhan Yesus Kristus kasihanilah aku “  dan yang  dilaksanakan didepan Sakramen Mahakudus “ Tuhan Yesus Kristus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, kasihanilah aku”  Cobalah anda mengulang ulang doa ini terus menerus, terlebih dikala meditasi dimana sering pikiran lari kemana mana. Daripada sulit berkonsentrasi, sebut saja nama Yesus berulang ulang, dan rasakanlah betapa kedamaian dan keheningan mulai menjalari diseluruh tubuh dan hati kita.  Tindakan Yesus pada bacaan hari ini, mengingatkan kita, para pengikut-Nya agar kita tidak takut akan kebencian dan aniaya orang disekitar kita, kalau kita baik dan benar dalam perkataan dan perbuatan. Iman orang buta ini adalah teladan yang istimewa bagi kita  agar kita tetap kuat dan teguh dalam iman akan Kristus yang menderita dan disalibkan sebagai jalan untuk menyelesaikan segala perkara.

Butir butir permenungan.

Yesus seorang buta dekat Yerikho. Demikian kisah perikop ini. Orang buta itu mengaku beberapa kali sampai menghendaki agar ia  mendekat. “Yesus, Anak Daud, panggangilah aku!” teriakan itu didengar oleh Yesus, dan ia pun mendapatkan apa yang diharapkannya. Anak Daud” adalah sebutan istimewa yang mengacu pada Dia yang akan datang untuk kembali ke kerajaan Daud dengan segala kejayaannya. Ini merupakan gelar lain dari Mesias. Tak heran, Yesus disebut memiliki iman yang menyelamatkan (lih. Luk. 18:42). Melalui mukjizat yang dialaminya, ia pun mengikut Yesus dan memuliakan Allah.  Perikop ini menjelaskan tentang seorang buta yang duduk dekat Yerikho dan setiap hari mengemis disana bertahun-tahun, terbiasa dengan kebutaan, bahkan saya setuju untuk mengatakan ia menikmati kebutaannya, karena salah satu cara terbaik untuk bertahan dalam keadaan yang tidak diinginkan adalah menikmati, hingga suatu saat ketika rombongan Tuhan Yesus lewat, ia bertanya kepada orang-orang disekitar, apa itu dan orang-orang menjawab, “Yesus orang Nazaret lewat” kemudian ada perubahan sikap pasif, apatis dengan keadaan, yang hanya biasa duduk diam dan menunggu belas kasihan orang.  Dibutuhkan iman yang penuh ketika kita memohon kepada Allah. ”Imanmu telah menyelamatkan”, itulah kata Yesus kepada orang buta yang mengaku-seru ”Yesus Anak Daud, panggangilah aku!” Mukjizat terjadi pertama-tama bukan saja tergantung dari si pembuat mukjizat, dalam hal ini adalah Yesus, namun juga dari pihak si pemohon. Ia percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dipakai karena ia memanggil Yesus dengan gelar “Anak Daud” dan gelar itu dalam abad pertama sebelum Kristus sudah lazim untuk Mesias yang dinanti- Nantikan itu. Orang-orang yang berjalan di depan rombongan itu menghardik orang buta itu menutup mulutnya.  Mukjizat adalah suatu tanda kasih Allah kepada kita. Yesus melakukan begitu banyak tanda-tanda ajaib untuk meneguhkan iman orang agar orang mau percaya kepada Allah dan mencintai-Nya. Kalau orang hanya berhenti di atas penderitaannya, saja itu tujuan utama Yesus melakukan mukjizat. Tujuan utama kita memohon mukjizat terjadi adalah agar kehendak Allah terlaksana dalam diri kita dan kasih-Nya dinyatakan kepada manusia. Mukjizat masih terus terjadi hingga saat ini, karena Allah mencintai kita terus tanpa henti. Mohonlah dengan penuh iman. Melalui kisah orang buta dalam injil Lukas, sekali lagi kita diajak untuk turut serta menyuarakan kerinduan orang buta untuk melihat, bukan menahan dan memintanya untuk diam. Kita dipanggil untuk membawa harapan, terutama bagi orang-orang yang tak mampu bersuara dan melihat. Pengetahuan kita adalah terang dan kehidupan bagi sesama, bukan kuk yang menekankan kebebasan orang lain. Marilah kita bersama mengisi hari ini dengan Kasih ilahi yang melampaui sekat-sekat aturan yang membelenggu orang lain. Sebaik apapun tujuan, Senyuman dan sapaan jauh lebih bermakna daripada teguran dan ancaman. Allah menginginkan iman bagi umat manusia. Orang buta itu datang kepada Yesus dibawa oleh orang lain dan ia disembuhkan oleh Yesus berkat imannya.

Doa

Ya Tuhan janganlah biarkan aku buta terhadap  penderitaanku, tetapi biarkanlah aku melihat Engkau didalam penderitaanku.   Amin.

 

 

 

 

 

Akulah terang dunia.  Barangsiapa mengikuti Aku, ia kan mempunyai terang hidup.

 

0 komentar:

Post a Comment