September 2, 2021

RENUNGAN HARIAN KAMIS 16 SEPTEMBER 2021

Kalender Liturgi Kamis 16 Sep 2021

PW S. Kornelius, Paus, dan Siprianus, Uksup; Martir
Warna Liturgi: Merah

Bacaan I  1Tim 4:12-16
Saudara terkasih, jangan seorang pun menganggap dirimu rendah karena engkau masih muda. Jadilah teladan bagi orang-orang beriman, dalam perkataan dan tingkah laku, dalam kasih, kesetiaan dan kesucianmu. Sementara itu, sambil menunggu kedatanganku,
bertekunlah dalam membaca Kitab Suci,  dalam membangun dan mengajar. Janganlah lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang diberikan oleh penumpangan tangan Sidang penatua disertai nubuat. Perhatikanlah semuanya itu dan hiduplah di dalamnya, supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. Awasilah dirimu dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 111:7-8.9.10
Agunglah karya Tuhan.
*Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; Perintah-Nya lestari untuk selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.
*Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya; kudus dan dahsyatlah nama-Nya!
*Pangkal kebijaksanaan adalah takut akan Tuhan, semua orang yang mengamalkannya memiliki budi bahasa yang baik; dia akan disanjung sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil  Mat 11:28
Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Bacaan Injil  Luk 7:36-50
Pada suatu ketika  seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ketika mendengar  bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu,  datanglah ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya,  lalu membasahi kaki-Nya dengan air matanya,  dan menyekanya dengan rambutnya. Kemudian ia mencium kaki Yesus  dan meminyakinya dengan minyak wangi.  Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hati,  "Seandainya Dia ini nabi, mestinya Ia tahu,
siapakah dan orang apakah wanita yang menjamah-Nya ini; semestinya Ia tahu, bahwa wanita ini adalah orang yang berdosa."  Lalu Yesus berkata kepada orang Farisi itu,  "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu."  Sahut Simon, "Katakanlah, Guru."  "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang.  Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh.  Karena mereka tidak sanggup membayar,  maka hutang kedua orang itu dihapuskannya.  Siapakah di antara mereka akan lebih mengasihi dia?"  Jawab Simon,  "Aku sangka, yang mendapat penghapusan utang lebih banyak!"  Kata Yesus kepadanya, "Betul pendapatmu itu!"  Dan sambil berpaling kepada wanita itu,  Yesus berkata kepada Simon, "Engkau melihat wanita ini? Aku masuk ke dalam rumahmu,  namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku;  tetapi wanita ini membasahi kaki-Ku dengan air mata  dan menyekanya dengan rambutnya.  Engkau tidak mencium Aku,  tetapi sejak Aku masuk, ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku.  Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak,  tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu,  'Dosanya yang banyak itu telah diampuni,  karena ia telah banyak berbuat kasih.  Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih!"  Lalu Yesus berkata kepada wanita itu: "Dosamu telah diampuni."  Orang-orang yang makan bersama Yesus berpikir dalam hati,  "Siapakah Dia ini, maka Ia dapat mengampuni dosa?" Tetapi Yesus berkata kepada wanita itu,  "Imanmu telah menyelamatkan dikau.   pergilah dengan selamat!"
Demikianlah Injil Tuhan. 

Renungan.

Bila kita mengurung diri , jarang keluar rumah, tidak banyak berinteraksi dengan orang orang diluar, maka kita tidak akan terlalu memiliki banyak masalah dengan orang orang, tetapi kita juga mengalami sedikit cinta. Sebaliknya , bila kita aktif sana sini, menolong orang di sana sini, mengeluarkan dana untuk membantu sesama , kita tentu menjadi yang harus menanggung banyak masalah, tetapi kita juga akan mengalami banyak cinta, yakni dari orang orang yang kita tolong dan bantu itu. Siapa banyak mencinta , akan menderita banyak, tetapi juga akan bergembira banyak, itulah hukumnya. Itu pula salah satu makna bacaan Injil hari ini, perempuan pendosa yang bertobat yang membasahi kaki Yesus dengan minyak sambil menangis, sungguh merasa sangat dibebaskan oleh pengampunan dari Tuhan dan karenanya juga paling merasa bersyukur dan bergembira. Sementara Simon , si tuan rumah itu yang sudah merasa beres , tidak punya dosa, , lalu juga tidak merasa perlu bertobat, justru tidak mengalami kegembiraan yang banyak karena kehadiran Tuhan Yesus. Itulah sebabnya dialog antara Yesus dan Simon mengalir pada pertanyaan  : siapa yang paling banyak dihapuskan dosanya yang akan paling mengasihi.. Bacaan pertama juga mengisahkan , betapa Daud yang sangat dikasihi Allah ternyata berdosa juga. Tetapi ketika Daud bertobat, Tuhan pun langsung memberi pengampunan. Daud menjadi merasa sangat bersyukur karena dikasihi Tuhan.   Marilah kita berani untuk terlibat dalam kehidupan sesama kita, khususnya yang kesulitan dan tidak beruntung . Memang lebih enak apabila kita diam saja , karena kita tidak menambah masalah . Tetapi ketika kita mendengar ada orang atau kelompok yang perlu bantuan , marilah kita bangkit berdiri dan membantu . Memang lebih repot lebih banyak penderitaan barangkali, tetapi itu akan memberi banyak kegembiraan yang jauh lebih besar daripada kita diam saja dan sibuk dengan diri sendiri.

Butir permenungan.

Di dalam Injil, sering kali ditampilkan sosok wanita. Misalnya saja Yesus bercakap-cakap dengan perempuan Samaria, atau persembahan janda miskin, atau janda yang ditinggal mati anak lelaki tunggalnya, atau perempuan yang kedapatan berbuat jinah dihadapkan pada Yesus, dan ada kisah-kisah lain. Tokoh perempuan ini sering ditampilkan sebagai sosok yang kurang beruntung. Kita bisa bertanya mengapa kok hampir selalu perempuan yang ditampilkan sebagai yang kesusahan. Penderitaan, kemalangan, kesedihan sudah menjadi bagian dari hidup manusia. Dan kiranya kita semua mengamini bahwa situasi demikian tidak diharapkan oleh setiap orang. Pengalaman itu menjadi pengalaman yang tidak mengenakkan, apalagi ditambah dengan tokoh perempuan. Seperti kita ketahui, posisi perempuan dalam konteks Injil ditulis adalah salah satu kategori bukan orang yang utama. Perempuan menjadi ‘yang dibelakang’.  Hari ini Lukas menampilkan tokoh perempuan dalam kisahnya kiranya ada maksud jelas yang bisa kita tangkap. Yesus dalam seluruh pengajarannya, selain berpihak kepada semua orang, lebih-lebih Ia menaruh kasih yang besar kepada mereka yang lemah, tersingkir, difable, dan miskin. Perempuan yang terkena musibah menjadi perwakilan tokoh yang pas untuk menggambarkan keberpihakan itu.  Mempunyai perhatian kepada yang lemah, miskin, tersingkir, dan difable ini menjadi roh Gereja berjalan sejak awal. Ini menjadi perjuangan bersama, memberi kasih dan perhatian kepada mereka. Dalam sejarahnya, tidak jarang muncul godaan untuk lari dari panggilan itu. Bisa jadi juga sekarang ini kita mulai kehilangan roh itu. Arah kita sudah berbeda dengan apa yang dikehendaki Yesus.  Maka sudah jelas bagi kita, memberi perhatian kepada mereka yang lemah adalah panggilan ilahi setiap anggota Gereja. Jangan sampai karena alasan-alasan praktis, kita justru menyingkirkan mereka jauh lebih dalam. Kita berharap, Gereja selalu setia pada panggilan Yesus ini: membebaskan mereka yang terbelenggu berbagai macam kelemahan.

Doa.

Ya Tuhan yang mahamurah, berilah kami umat-Mu untuk dapat selalu ber belarasa terhadap sesama kami. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih dan berbeban berat.
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.


0 komentar:

Post a Comment