September 9, 2021

RENUNGAN HARIAN SABTU 25 SEPTEMBER 2021

Kalender Liturgi Sabtu 25 Sep 2021

Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  Za 2:1-5.10-11a
Aku, Zakharia, melayangkan mataku dan melihat: Tampak seorang yang memegang tali pengukur. Aku lalu bertanya, "Ke manakah engkau pergi?" Maka ia menjawab, "Ke Yerusalem, untuk mengukurnya, untuk melihat berapa lebar dan panjangnya." Lalu malaikat yang berbicara dengan daku maju ke depan. Sementara itu seorang malaikat lain maju, mendekatinya dan diberi perintah, "Larilah, katakanlah kepada orang muda di sana itu, demikian, 'Yerusalem akan tetap tinggal seperti padang terbuka oleh karena banyaknya manusia dan hewan di dalamnya. Dan Aku sendiri,' demikianlah sabda Tuhan, 'akan menjadi tembok berapi di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya."  "Bersorak-sorailah dan bersukarialah, hai puteri Sion, sebab sesungguhnya Aku datang dan tinggal di tengah-tengahmu," demikianlah sabda Tuhan, "dan pada waktu itu banyak bangsa akan menggabungkan diri kepada Tuhan dan akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan tinggal di tengah-tengahmu."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Yer 31:10.11-12ab.13
Tuhan menjaga kita seperti gembala menjaga kawanan dombanya.
*Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa,  dan beritahukanlah di tanah-tanah pesisir yang jauh,  katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel  akan menghimpunnya kembali,  dan menjaganya seperti gembala menjaga kawanan dombanya!
*Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya. Mereka akan datang bersorak-sorai di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan Tuhan.
*Waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai, orang muda dan orang-orang tua akan bergembira, Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.

Bait Pengantar Injil  2Tim 1:10b
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut.,  dan menerangi hidup dengan Injil.

Bacaan Injil  Luk 9:43b-45
Semua orang heran karena segala yang dilakukan Yesus.  Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,  "Dengarkan dan camkanlah segala perkataan-Ku ini:  Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."   Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka,  sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan. 

Renungan.

Penderitaan adalah salah satu kosa kata yang dihindari anak anak zaman ini . Ada beberapa psikolog anak yang melakukan penelitian terhadap sekelompok anak disebuah sekolah, impuls otak mengeluarkan respon yang negatif ketika mereka diajak konseling soal penderitaan hidup mereka. Bagi mereka penderitaan adalah hal yang harus dihindari . “Hidup sendiri sudah berat, saya lelah dengan keluarga dan kehidupan ini”  Dalam Injil, Yesus memberitahukan bahwa penderitaan itu selalu ada. "Dengarkan dan camkanlah segala perkataan - Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."  Para murid diam saja dalam ketidak mengertian mereka  Dan mereka tidak berani menanyakan artinya. Apa yang dikatakan Yesus kepada para murid bukanlah yang pertama kali , tetapi sudah kedua kali. Namun para murid belum juga mengerti. Dalam pemahaman para murid, Yesus adalah Mesias, yang akan membebaskan bangsa Israel  dari penjajahan Romawi waktu itu. Jadi ketika Yesus berbicara tentang penderitaan-Nya mereka tidak memahaminya. Namun Yesus justru memaklumkan salib sebagai jalan keselamatan. Setiap orang yang mau mengikuti-Nya harus memikul salibnya setiap hari dan mengikuti-Nya. Jalan keselamtan tidak mungkin tanpa salib. Tuhan Yesus memberikan makna yang indah pada penderitaan (salib). Salib-Nya memberikan penebusan . Salib-Nya menyembuhkan luka akibat dosa dosa manusia . Maka ketika salib datang, mari belajar dari Yesus, yang lemah lembut dan rendah hati. Terkadang sulit menerima dan menjadi misteri , apalagi kalau salib itu harus diterima bukan karena kesalahan dan kelalaian kita . Dalam perjalanan waktu, kita akan menemukan maknanya dalam Tuhan.  Mari kita satukan penderitaan kita dengan penderitaan Yesus. Berusaha bersyukur dan bersukacitalah karena kita boleh mencicipi sedikit penderitaan yang dialami sendiri oleh Tuhan Yesus.  Akhirnya , kita bisa mencari kehendak Tuhan atas penderitaan kita.  Dalam setiap peristiwa hidup kita pasti Allah mempunyai rencana yang akan kita lihat indah pada waktunya. Salib akan memurnikan fokus kita pada tujuan sejati dari hidup. Salib juga akan memurnikan cinta kita.  Seperti bunda Teresa dari Kalkuta, dibalik pakaiannya yang sederhana, ada makna hidup yang begitu dahsyat,  Ia bertekad memberikan hidupnya bagi orang lain dengan meninggalkan negerinya untuk mengulurkan tangan kasihnya bagi orang orang yang membutuhkan , Ia tidak mengejar kesuksesan tapi ia memenuhi panggilan jiwanya.  Bagaimana dengan diri kita masing masing,  kita sebagai pengikut Yesus wajib meneladani Yesus yang taat dan melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa. Mungkin bagi kita sekarang saatnya belajar melepaskan diri dari kemegahan dan mencari makna hidup yang sesungguhnya. Biarlah hidup kita tidak berpusat pada kesuksesan dan pujian , tetapi pada panggilan Tuhan bagi kita. Niscaya hidup kita akan lebih bermakna.

Butir permenungan.

Untuk kedua kalinya Yesus bernubuat tentang penderitaan-Nya. Nubuat ini, untuk mengingatkan para murid, bahwa Yesus mesti menghadapi resiko penderitaan, ditolak bahkan akan dibunuh. Bagi para murid tindakan yang ditempuh-Nya ini sangat mengecewakan. Sebab mereka tidak mau, tidak rela Yesus mengalami jalan derita, jalan salib itu. Karena mengharapkan Yesus datang untuk membebaskan mereka dari kuasa penjajah. Salib dalam hidup sehari-hari berupa: penderitaan, jerih payah, kekecewaan, sakit badan, korban perasaan, dihina, dicurigai, dicemburui, dituduh, difitnah, ditolak, disingkirkan dan dimusuhi. Tanpa salib orang belum membuktikan apa yang diberikan kepada Yesus. Orang yang takut akan salib, tidak mengerti bahwa kehidupan ini harus diuji dengan pencobaan dan tantangan. Agar tidak mundur menghadapi salib, orang harus terus berjaga dan berdoa. Karena sikap terus berjaga dan berdoa adalah ungkapan iman, hubungan atau relasi manusia dengan Tuhan, Sang Pencipta. Harus kita akui dalam kehidupan sehari-hari, kita sering takut memanggul salib, menanggung penderitaan. Entah itu pengorbanan, rasa sakit karena dihina, dicemooh dan dituduh melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Seperti misalnya, dituduh korupsi, selingkuh, provokasi, menebar gosip dan sebagainya. Padahal tidak jarang terjadi, hal itu semua adalah ungkapan kemunafikan orang-orang yang ingin menutupi kekurangan dalam hidupnya. Karena dia mengalami suatu peristiwa pahit dalam hidupnya, dan dia sungguh tidak siap menerima itu, dia menjadi tergoncang, dia sesungguhnya menolak itu. Tetapi itu dia kompensasikan dengan mengutuk, mencela dan menyalahkan orang-orang yang senasib dengannya, yang tidak mau menerima salib dalam hidupnya. Seperti misalnya: ditinggal mati suami atau isterinya, atau anaknya atau orangtuanya, atau kekasihnya. Yesus menyuruh kepada murid-murid-Nya agar: "Mendengarkan dan mencamkan" segala perkataan yang diucapkan-Nya. Apa yang diucapkan oleh Yesus pada waktu itu? Yesus memberitahukan untuk kedua kalinya kepada mereka penderitaan yang akan dialami-Nya. Bahwa Ia akan disiksa, diludahi, ditampar, dipukul, ditendang, dicambuk, dipasangi mahkota duri, didera, dipaku, disalib, ditusuk tombak dan pada akhirnya Ia pun mati. Bahkan pakaian-Nya pun dilucuti, Yesus ditelanjangi di depan umum. Yesus tidak punya lagi apa-apa pada diri-Nya, bahkan harga diri-Nya pun dirampas dari-Nya. Yesus tidak menolak, Yesus tidak memberontak dan Yesus tidak memaki atau pun menyumpahi mereka yang telah menghina diri-Nya dengan perlakuan itu semua. Tetapi Yesus malah mendoakan mereka, Yesus mengampuni mereka dan memohonkan kepada Allah, Bapa-Nya pengampunan untuk mereka. Inilah bukti: "Kejahatan dibalas kebaikan. Air tuba dibalas air susu." Inilah inti dari ajaran cintakasih-Nya.  Seorang yang akan baptis, ditanya: "Untuk apa kamu minta dibaptis?" Jawabnya: "Agar saya mendapatkan keselamatan." Benarkah dia akan "selamat" dengan dibaptis? Berapa banyak orang yang dibaptis justru susah hidupnya, disingkirkan dari pekerjaan, dikucilkan, dipersulit, tidak bebas berbuat, tidak mudah selingkuh. Pendek kata hidupnya serba dibatasi, dilarang, dilihat dan diperhatikan banyak orang. Sepasang calon pengantin, ditanya: Apa yang kamu cari dengan perkawinanmu? Jawabnya: "Kebahagiaan." Benarkah mereka akan bahagia? Tidak sedikit suami Katolik tidak tahan, karena harus mencintai isterinya sampai mati. Tidak boleh bercerai, tidak boleh menambah isteri. Begitu pula isteri Katolik harus setia kepada suaminya sampai mati dan juga tidak boleh menambah suami. Mereka harus mau berkorban lahir batin, demi pasangannya dan anak-anaknya. Sanggup lelah, lapar, sakit, dihina; demi suami, isteri serta anak-anaknya. Tidak boleh mengeluh dan melawan; harus memanggul salibnya mengikut Yesus.

Doa.

Ya Tuhan yang mahabaik,  Semoga Sabda-Mu hari ini meneguhkan kita untuk lebih dimampukan menerima Salib kehidupan kita dengan sabar, lemah lembut dan rendah hati. Amin.

 

 

 

 

 

Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut.,  dan menerangi hidup dengan Injil.

0 komentar:

Post a Comment