May 31, 2021

RENUNGAN HARIAN, RABU 9 JUNI 2021

Kalender Liturgi Rabu 9 Jun 2021

PF S. Efrem, Diakon dan Pujangga Gereja
Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  2 Kor 3:4-11

Saudara-saudara,
besarlah keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus.
Dari diri kami sendiri, kami merasa tidak sanggup untuk memperhitungkan  sesuatu  seolah-olah pekerjaan kami sendiri. Tetapi kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Dialah yang membuat kami sanggup menjadi pelayan suatu perjanjian baru; bukan perjanjian yang terdiri dari hukum yang tertulis, melainkan dari Roh. Sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. Pelayanan yang terukir dengan huruf pada loh-loh itu mematikan. Meskipun demikian, pelayanan itu disertai kemuliaan Allah pada waktu diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, wajah Musa bercahaya begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian, betapa lebih besar lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh! Jadi, kalau pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu begitu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan Roh  yang memimpin kepada pembenaran.  Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, jika dibandingkan dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini,
sama sekali tidak mempunyai arti. Sebab jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan, betapa lebihnya lagi yang tidak pudar itu disertai dengan kemuliaan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 99:5.6.7.8.9
Kuduslah Engkau, ya Tuhan Allah kami.
*Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya!  Kuduslah Ia!
*Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya.  Mereka berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab mereka.
*Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka;  mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya,  dan pada ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.
*Tuhan, Allah kami, Engkau telah menjawab mereka,  bagi mereka, Engkaulah Allah yang mengampuni  tetapi juga membalas perbuatan-perbuatan mereka.
*Tinggikanlah Tuhan, Allah kita,  dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus!  Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita!

Bait Pengantar Injil  Mzm 25:4c.5a
Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan,  bimbinglah aku menurut sabdu-Mu yang benar.

Bacaan Injil  Mat 5:17-19
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata,  "Janganlah kalian menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat  atau kitab para nabi.  Aku datang bukan untuk meniadakannya,  melainkan untuk menggenapinya.  Karena Aku berkata kepadamu,  'Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini,  satu yota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan  dari hukum Taurat,  sebelum semuanya terjadi.'  Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat  sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah  di dalam Kerajaan Surga.  Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan  segala perintah Taurat,
ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.
Demikianlah Injil Tuhan. 

Renungan.

Sabda Yesus: “Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan Hukum Taurat atau Kitab Para Nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya” Kukira akan mengurangi hukum dan aturan aturan Siapa yang tidak senang jika aturan hidup ini sedikit dan enak enak? Maunya kan?  Ternyata kedatangan Yesus untuk menggenapinya. Bisa jadi melengkapi , maksudnya memberi roh, semangat atau spiritualitas yang lebih dalam sehingga orang diajak melaksanakan hukum tidak sekedar menjalankan aturan. Itu belum cukup menurut Yesus. Apa yang kurang? Roh nya , daya dorong dari dalam yang kurang, apa itu . Kasih.   Kasih telah diajarkan oleh Yesus , namun juga telah dihidupi-Nya sendiri sampai Golgota . Ya, kasih yang dilaksanakan-Nya sampai disalib. Ia mengajarkannya dan memperjuangkan kebenaran tidak dengan kekerasan , na mun dengan kasih, Disini kelihatan semangat dibelakang menjalankan hukum, bukan hanya tujuannya saja tetapi caranya. Kasih tidak diperjuangkan dengan kekerasan. Maka ketika kekerasan yang bicara , Yesus diam.  Yesus sekarang ini tidak hadir dalam wujud manusia, namun dalam rupa Roh Kudus.  Roh Nya tetap menyemangati, mendorong, mengobarkan dan membuat kita berani untuk bertindak. Menjadi murid Yesus tidak hanya saat kita mengalami pengalaman yang biasa biasa, atau pengalaman yang enak enak saja. 

Butir Permenungan.

Menjadi murid Yesus berarti harus berani memikul salibnya dan berjalan dibelakang Yesus.  Singkatnya, menjadi murid Yesus harus berani menderita, dalam untung dan malang. Sementara kita kita ini cenderung menghindari hal hal yang tidak enak, cenderung mencari jalan pintas. Padahal berhadapan dengan kesulitan, kesusahan, walau kecil kecil , tetap dibutuhkan kesetiaan untuk menuju kebahagiaan yang sejati. Bagaimana sikap, daya dorong kita dalam mengikuti Sang Guru kita yang berjalan memikul salib ?.

Doa.

Ya Tuhan yang mahabaik , bantulah kami umat-Mu untuk berani memikul salib kami dan berjalan dibelakang-Mu. Amin.

 

 

 

 

Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan,  bimbinglah aku menurut sabdu-Mu yang benar.


 

 

0 komentar:

Post a Comment