Kalender Liturgi Rabu 2 Jun 2021
PF S. Marselinus dan Petrus, Martir
Warna Liturgi: Hijau
Bacaan I
Tb 3:1-11a.13.16-17
Pada waktu itu Tobit bersedih hati, mengeluh dan menangis. Dengan keluh
kesah ia berdoa begini, "Engkau adil, ya Tuhan, dan adillah semua
perbuatan-Mu. Segala tindakan-Mu penuh belas kasih dan kebenaran. Engkaulah
hakim atas dunia semesta. Oleh sebab itu, ya Tuhan, ingatlah akan daku,
pandanglah aku. Jangan aku Kauhukum
sekedar segala dosa dan kekhilafanku
atau setimpal dengan dosa nenek moyangku! Aku telah
berdosa di hadapan-Mu dan melanggar segala perintah-Mu. Maka kami Kauserahkan untuk dirampasi, ditawan dan
dibunuh. Kami Kaujadikan sindiran
dan tertawaan, orang ternista di
tengah sekalian bangsa di mana kami
Kaucerai-beraikan. Memang tepatlah
hukuman-Mu, jika kini aku Kauperlakukan
sekedar segala dosaku. Karena kami tidak
memenuhi perintah-perintah-Mu, dan tidak
hidup baik di hadapan-Mu. Kini berbuatlah
kepadaku sekehendak-Mu, sudilah mencabut nyawaku, sehingga lenyaplah aku dari muka bumi dan kembali
menjadi debu. Sebab mati lebih berguna
bagiku dari hidup. Karena aku harus mengalami nista dan fitnah,
dan sangat sedih rasa hatiku. Ya Tuhan,
biarlah aku lepas dari susah ini, biarlah
aku lenyap menuju tempat abadi. Janganlah
wajah-Mu Kaupalingkan dari padaku, ya Tuhan. Lebih bergunalah mati saja daripada
melihat banyak susah dalam hidupku. Sebab
kalau mati, tidak dapat lagi aku mendengar nista." Pada hari yang
sama terjadilah bahwa Sara, puteri Raguel, di kota Ekbatana di negeri
Media mendengar dirinya dihina oleh
seorang pelayan perempuan ayahnya. Adapun
Sara itu sudah diperisterikan kepada tujuh pria. Tetapi mereka semua dibunuh oleh Asmodeus, setan jahat, sebelum Sara bersatu mereka sebagaimana layaknya seorang isteri. Kata pelayan itu kepada Sara, "Engkau sendirilah yang membunuh para suamimu! Engkau sudah
diperisterikan kepada tujuh orang, tetapi
tidak ada seorangpun yang kaunikmati! Masakan
kami kaucambuki karena mereka mati! Baiklah
engkau menyusul mereka saja, supaya kami tidak pernah melihat seorang putera atau puteri dari engkau!" Maka pada hari
itu juga Sara sangat sedih hati, lalu
menangis tersedu-sedu. Kemudian ia naik
ke bilik atas kepunyaan ayahnya dengan maksud menggantung diri. Tetapi berpikirlah ia dalam hati, "Kiranya ayahku nanti dinistakan karena hal
itu dan orang akan berkata kepadanya,
'Bapa hanya punya satu puteri kesayangan.
Celaka Bapa, ia telah menggantung diri.' Niscaya karena sedihnya, ayahku yang lanjut umur itu akan mati. Lebih baik aku tidak menggantung diri, melainkan berdoa kepada Tuhan, supaya aku mati saja
sehingga tak usah mendengar lagi nista selama
hidupku." Segera Sara menadahkan tangannya, lalu berdoa,
katanya, "Terpujilah Engkau, ya Allah penyayang! Aku
mengarahkan mataku kepada-Mu. Semoga aku
dilenyapkan saja dari muka bumi, sebab aku tidak mau lagi mendengar nista." Pada saat itu
juga kedua orang tersebut, yakni Tobit dan Sara, dikabulkan permohonannya di hadapan kemuliaan
Allah. Allah mengutus Rafael untuk
menyembuhkan kedua-duanya, yaitu dengan
menghapus bintik-bintik putih dari mata Tobit, sehingga ia dapat melihat cahaya Allah dengan matanya sendiri, dan dengan memberikan Sara, puteri Raguel, kepada
Tobia, putera Tobit, sebagai isteri, dan
dengan melepaskannya dari Asmodeus, setan jahat itu. Memang Tobia lebih berhak memperoleh Sara dari semua orang lain yang ingin memperisteri dia.
Pada saat yang sama Tobit kembali
dari pelataran masuk ke rumahnya, dan
Sara, puteri Raguel, turun dari bilik atas itu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Tanggapan Mzm 25:2-4a.4b-5ab.6-7bc.8-9
Kepada-Mu,
ya Tuhan, kuarahkan jiwaku.
*Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas diriku.
*Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya
Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu
kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam
kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab
Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
*Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya
Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak
purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai
dengan kasih setia-Mu, oleh karena
kebaikan-Mu, ya Tuhan.
*Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang
sesat. Ia membimbing orang-orang yang
rendah hati menurut hukum, dan Ia
mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.
Bait
Pengantar Injil Yoh 11:25a.26
Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya kepada-Ku, tak akan mati.
Bacaan
Injil Mrk 12:18-27
Pada suatu hari, datanglah kepada Yesus beberapa
orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan.
Mereka bertanya kepada-Nya, "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita,
'Jika seseorang yang mempunyai saudara
laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.' Ada tujuh
orang bersaudara. Yang pertama kawin
dengan seorang wanita, lalu mati tanpa
meninggalkan keturunan. Maka yang kedua
mengawini dia, tetapi juga mati tanpa
meninggalkan keturunan. Demikian juga
yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuh-tujuhnya
tidak meninggalkan keturunan. Akhirnya
wanita itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab
ketujuh-tujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus
kepada mereka, "Kalian sesat, justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci
maupun kuasa Allah. Sebab di masa kebangkitan orang mati, orang tidak
kawin atau dikawinkan; mereka hidup seperti malaikat di surga. Mengenai
kebangkitan orang mati, tidakkah kalian baca dalam kitab Musa, yaitu dalam
ceritera tentang semak berduri, bahwa Allah bersabda kepada Musa, 'Akulah Allah
Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub?
Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan
Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat."
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan.
Kita percaya bahwa luasnya wawasan meningkatkan pengertian. Banyaknya pengalaman mempertajam sikap Tingginya pendidikan memberdayakan hidup yang tepat guna. Terlatihnya diri mempermudah dan memperindah hidup. Lembutnya hati menenangkan pikiran dan suasana. Kasih meyakinkan kita bahwa kesalahan bukanlah kegagalan. Iman membukakan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Yesus menyadarkan kita bahwa jalan, kebenaran dan kehidupan sejati bukanlah didalam bumi ini , tetapi didalam Dia. Semua hal tersebut kita butuhkan dan membutuhkan kita, mengandalkan dan kita andalkan, menguatkan kita dan kita kuatkan, Inilah yang membuat makin bijak dalam kehidupan dan makin pantas dalam kehidupan surgawi. Tidak semua yang kita alami, lihat, baca, dengar, rasakan, pikirkan, tanyakan dan katakan adalah benar. Yang salah bisa terulang dan yang benar bisa hilang, namun tidak berarti yang salah menang, dan yang benar kalah. Bisa jadi kita mati, tetapi yang salah tetap ada , ini bukanlah pertanda matinya kebenaran . Suatu kehidupan bisa punah, tetapi kebenaran tidak akan punah. Orang benar bisa binasa, tetapi kebenaran sejati itu tidak akan binasa. Karena bersama Tuhan . kita pasti dihiasi salib penderitaan, tetapi pasti dihantar pada mahkota kebangkitan dan kehidupan abadi. Apa yang diperjuangkan oleh Santo Yustinus yang kita peringati hari ini, adalah kebenaran iman. Dia tahu siapa yang dia percaya, dan Tuhan mempercayai dia. Oleh karena itu , ia tidak takut menjadi martir. Sebab kematian adalah jalan menuju kebangkitan. Rasul Paulus pun menekankan bahwa Yesus adalah dasar pengharapan kita dan ia menyertai kita, Yesus selalu mengajarkan belas kasih , bukan hukum. Tetapi banyak orang berhenti pada ajaran dan hukum, tidak sampai pada kasih yang menghidupkan.
Butir permenungan.
Orang Saduki bertanya tentang kebangkitan , tetapi mereka sendiri tidak percaya akan kebangkitan , ini menjadi peringatan bagi kita, Apapun yang kita ketahui, alami dan pelajari, jika tidak diyakini akan membuahkan kedangkalan dan bisa menuntun kita pada kehidupan yang salah. Mari kita serahkan kembali hati kita , aturan, didikan pekerjaan dan pengertian itu penting. Tetapi takut akan Tuhan dan belas kasih-Nya lah yang menuntun kita pada kebenaran sejati.
Doa.
Ya Tuhan
yang mahabaik, ajarilah kami umat-Mu untuk senantiasa pasrah dan percaya
bahwa kami tidak sendirian dalam menghadapi kehidupan ini karena Engkau selalu
menyertai kami. Amin.
Akulah kebangkitan dan
kehidupan. Barangsiapa percaya kepada-Ku, tak akan mati.
0 komentar:
Post a Comment