May 31, 2021

RENUNGAN HARIAN, MINGGU 6 JUNI 2021

Kalender Liturgi Minggu 6 Jun 2021

Minggu Hari Raya Tubuh dan Darah Tuhan Yesus
Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  Kel 24:3-8
Ketika Musa turun dari Gunung Sinai,  dan memberitahukan kepada bangsa Israel  segala firman dan peraturan Tuhan, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak,  "Segala firman yang telah diucapkan Tuhan itu, akan kami laksanakan!"  Lalu Musa menuliskan segala firman Tuhan itu. Keesokan harinya, pagi-pagi,  didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel. Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel  mempersembahkan kurban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai kurban keselamatan kepada Tuhan. Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu,
sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu. Lalu diambilnya kitab perjanjian itu dan dibacakannya, dan bangsa itu mendengarkan. Lalu mereka berkata, "Segala firman Tuhan akan kami laksanakan dan kami taati!" Kemudian Musa mengambil darah itu  dan memercikkannya kepada bangsa itu seraya berkata, "Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kamu, berdasarkan segala firman ini."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 116:12-13.15.16bc.17-18
Aku akan mengangkat piala keselamatan dan akan menyerukan nama Tuhan.
*Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku?  Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
*Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu!  Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepas belengguku!
*Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan;  aku akan membayar nazarku kepada Tuhan
di depan seluruh umat-Nya,

Bacaan II  Ibr 9:11-15
Saudara-saudara terkasih, Kristus telah datang sebagai Imam Agung
demi kesejahteraan masa yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan lebih sempurna, yang bukan buatan tangan manusia,  -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --  dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus  bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu,  tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri.  Dan dengan itu Ia telah mendapat pelunasan yang kekal.  Sebab, jika darah domba jantan dan lembu jantan dan percikan abu lembu muda  mampu menguduskan mereka yang najis,  sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang atas dorongan Roh Abadi  telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tidak bercacat;  Betapa darah ini akan menyucikan hati nurani kita  dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia,  supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Karena itu  Kristus adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil  dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran  yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
Demikianlah sabda Tuhan.

MADAH EKARISTI 

Puji, Sion, Penyelamatmu Penuntun dan Gembalamu Dengan puji-pujian.  Puji sekuat jiwamu Dia luhur tak tertiru Puji takkan sepadan.  Yang kupuji hari ini Roti hidup menghidupi Itulah hidangannya. 
Hidangan di malam suci Murid-murid yang membagi  Namun tetaplah utuh.  Nyaringkan sorak dan sorai dengan lagu nan gemulai Jiwa penuh gembira. Karna kini hari perayaan  Pesta-Malam yang diperkenankan Jamuan yang semua.  Jamuan Raja yang baru Paskah baru, Hukum baru Jamuan yang lama silam. Lama berganti baru Kini lambang tak perlu Terang menghalau malam.   Tindakan Kristus di malam Hendaklah diulang-ulang untuk mengenangkan-Nya.  Taatkan ajaran suci Hidangan anggur dan roti Jadi persembahannya.  Ajaran iman serani Ialah daging dari roti Anggurnya jadi Darah. Tak memegang tak memandang  Imanmu pun tak menentang  Karena rahasia.  Tampak dalam dua ragam Di dalam ragam terpendam Beda yang mahamulia.  Daging Darah nan tersuguh Namun tetap Kristus utuh Dalam kedua rupa.   Dimakan pun tak terbelah Tak terpecah tak terpisah Utuh kita terima. Satu atau pun seribu Yang menyambut dapat satu Tertelan tak binasa.  Baik jahat pun menyambut Tapi hidup atau maut berlainan hasilnya. Kematian kehidupan  Biar sama penyambutan Lain kejadiannya.  Walaupun Hosti terpecah Jangan bimbang, ingatkanlah:  Isi remah tak berubah Dengan utuh sepadan.  Tak ada pisah dan belah Semu saja yang terpecah  Intinya tanpa berubah  Inti tak terkurangkan.  *Lihat Roti Malaikat menjadi santapan umat  Sungguh Roti para putera Anjing jangan diberi. Lambang pada zaman silam Ishak nyaris ditikam  Dan anak domba paskahan Serta manna di gurun.  Gembalaku, roti jati Yesus, kasihanilah kami!  Jagailah kami ini Lihatkan bahagia nanti Dalam alam hayatun.  Kau yang tahu dan kuasa Penggembala manusia   Kumpulkanlah kami di surga Jadikan waris nan mulia  Bersama para kudus. 
Amin. Alleluya.

Bait Pengantar Injil  Yoh 6:51
Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Barangsiapa makan roti ini,  ia akan hidup selama-lamanya.  Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku,  yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.

Bacaan Injil  Mrk 14:12-16.22-26
Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi,  pada waktu orang menyembelih domba Paskah,  murid-murid berkata kepada Yesus,  "Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi  untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"  Lalu Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan,  "Pergilah ke kota!  Di sana kamu akan bertemu dengan seorang  yang membawa kendi berisi air.  Ikutilah dia,  dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya:  Guru berpesan: Di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku  untuk makan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku?  Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu  sebuah ruangan yang besar,  yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!"  Maka berangkatlah kedua murid itu.  Setibanya di kota, didapati mereka semua  seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka.  Lalu mereka mempersiapkan Paskah. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti,  mengucap berkat,  membagi-bagi roti itu lalu memberikannya kepada para murid seraya berkata,  "Ambillah, inilah tubuh-Ku!"  Sesudah itu Ia mengambil cawan,  mengucap syukur, lalu memberikannya kepada para murid,  dan mereka semua minum dari cawan itu.  Dan Yesus berkata kepada mereka,  "Inilah darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak lagi akan minum hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminum yang baru, yaitu dalam Kerajaan Allah."  Sesudah menyanyikan lagu pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan,

Ada kebiasaan yang sangat baik di paroki paroki, pada hari ini diadakan penerimaan komuni pertama. Hari  yang di nanti nantikan oleh anak anak ini pastilah disiapkan sebaik baiknya.  Meskipun demikian, seperti apapun baiknya persiapan, pemahaman dan penghayatan para peserta komuni pertama mengenai Ekaristi pastilah belum lengkap. Ekaristi merupakan bahan katakese yang tidak akan pernah habis tergali. Bahkan seorang imam, guru rohani yang terkenal menulis, “Setiap hari saya merayakan Ekaristi....... Meskipun demikian  saya bertanya tanya , apakah saya mengetahui yang saya kerjakan? Apakah orang orang yang berdiri atau duduk disekitar meja bersama saya mengetahui sedang mengambil bagian apa?” Pertanyaannya yang paling penting akhirnya adalah “ Apakah sungguh sungguh terjadi sesuatu yang membentuk kehidupan kita sehari hari, kita ...... sekalipun  perayaan Ekaristi itu begitu biasa?  Memang ada yang seharusnya sungguh sungguh terjadi , yaitu pembaharuan hidup. Salah satu penjelasan dapat didasarkan pada kata kata Rasul Paulus, “ Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitahukan kematian Tuhan sampai Ia datang” ( 1 Kor 11,26) Tuhan rela wafat di kayu salib demi keselamatan kita. Memberitakan kematian Tuhan pertama tama berarti mengalami daya penyelamatan yang membarui kehidupan ini. Selanjutnya , sebagai pribadi yang sudah diperbaharui itulah , kita semua menjalankan perutusan untuk mewartakan kematian Tuhan. Dengan kata lain, Ekaristi semestinya semakin meneguhkan iman kita , semakin mendorong kita untuk membangun persaudaraan dan semakin menjiwai pelayanan kita.  Gagasan mengenai pembaruan hidup ini juga bisa kita timba dari doa yang menyertai tindakan imam mencampurkan air kedalam anggur pada waktu persembahan.  “ Sebagaimana dilambangkan oleh pencampuran air dan anggur ini , semoga kami boleh mengambil bagian dalam keilahian Kristus , yang telah berkenan menjadi manusia seperti kami.” Dengan kata lain , dalam Ekaristi , hidup kita dijadikan semakin ilahi , semakin serupa dengan Kristus.

Butir permenungan.

Dalam Ekaristi , kita dijadikan semakin serupa denga Kristus , silahkan menemukan apa arti pernyataan ini secara konkret dalam kisah Injil yang dibacakan pada hari ini.

Doa.

Ya Tuhan, ajarilah kami umat-Mu untuk semakin mencintai Ekaristi yang merupakan puncak hidup umat Kristiani. Amin.

 

 

 

 

 

 

Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Barangsiapa makan roti ini,  ia akan hidup selama-lamanya.  Dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku,  yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.

 

 

 

0 komentar:

Post a Comment