January 21, 2021

RENUNGAN HARIAN KAMIS 28 JANUARI 2021

Kalender Liturgi Kamis  28 Jan 2021

PW S. Tomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja
Warna Liturgi: Putih

Bacaan I  Ibr 10:19-25
Saudara-saudara, berkat darah Yesus, kita sekarang dapat masuk ke dalam tempat kudus dengan penuh keberanian, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan  yang memberi hidup bagi kita,  yakni melalui tabir, yang tidak lain adalah diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Agung  sebagai kepala Rumah Allah.  Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat,  dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan akan harapan kita, sebab Dia, yang menjanjikannya, adalah setia!  Di samping itu marilah kita saling memperhatikan  supaya kita saling mendorong  dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.  Janganlah kita menjauhkan diri  dari pertemuan-pertemuan ibadat umat, seperti dibiasakan oleh beberapa orang!   Sebaliknya marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya  menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6
Itulah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?  Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?  Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,  yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah,  penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bait Pengantar Injil  Mzm 119:105
Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, dan cahaya bagi jalanku.

Bacaan Injil  Mrk 4:21-25
Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,  "Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan  di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi  yang tidak akan dinyatakan,  dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"  Lalu Ia berkata lagi, "Camkanlah apa yang kamu dengar!  Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan dikenakan pula padamu; dan malah akan ditambah lagi!  Karena siapa yang mempunyai, akan diberi lagi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.

“Harta yang paling berharga adalah keluarga” demikian penggalan soundtrack serial televisi lawas “keluarga cemara” Film ini berkisah tentang kehidupan sebuah keluarga kecil yang semula hidup serba kecukupan namun akhirnya jatuh miskin. Melakoni situasi hidup yang serba tidak pasti tersebut, abah, emak, dan ketiga putrinya tetap mengutamakan nilai kekeluargaan diatas segalanya. Bagi mereka, kekayaan boleh hilang tetapi keluarga harus abadi.. Jika keluarga begitu penting, apa jadinya bila ada anak yang menyangkal keluarganya? “Anak durhaka” tentu ini label yang paling tepat baginya. Lalu, bagaimanakah dengan Tuhan Yesus? Apakah Tuhan Yesus juga anak durhaka, mengingat kata kata-Nya “ Siapa ibu-Ku? Siapa saudara saudara-Ku?” (Mrk 3:33)  Tuhan Yesus bukanlah anak durhaka, jawaban-Nya memang terkesan ekstrem ketika ia diberitahukan bahwa ibu dan saudara saudara-Nya datang. Namun dibalik itu, Tuhan Yesus hendak mengajarkan suatu cara berfikir baru tentang “keluarga” . Bagi Tuhan Yesus, makna keluarga tidak terbatas pada ikatan darah atau  tempat asal , “Melakukan kehendak Allah” itulah kriterianya.  Kehendak Allah itu selalu baik dan menuntut kesetiaan “ekstra” dalam mempraktekkannya,  “Hukum cinta kasih”  adalah kehendak Allah yang terbesar,  Didalamnya kita mesti mengasihi sesama seperti diri kita sendiri, Dengan mengasihi, kita dapat merangkul semua orang  menjadi “keluarga Allah”  Dalam kerahiman-Nya, Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita dan menjadikan kita sebagai anak anak-Nya, anggota keluarga-Nya. Maka tugas kita adalah mewartakan kerahiman Allah yang bersifat universal itu kepada orang lain. Pewartaan yang dilakukan hendaknya bukan saja dengan kata kata , tetapi juga dengan aksi nyata, sebab aksi selalu lebih unggul dalam “berbicara” dibanding rangkaian ucapan.

Butir permenungan.

S. Tomas dari Aquino, Imam dan Pujangga Gereja  yang diperingati pada hari ini telah membuktikannya. Dia  sungguh meyakini “harta yang paling berharga adalah keluarga Allah” sehingga berani mewartakan Injil Allah tanpa jemu. Alhasil kini mereka diganjari dengan kerahiman Allah yang tidak terkira di surga. Apakah kita sungguh menyadari sebagai “saudara saudari Tuhan Yesus”  dan bergabung sebagai  “keluarga Allah”

Doa.

Ya Tuhan yang mahakasih, ajarilah kami umat-Mu untuk menemukan hidup bersama dalam persaudaraan sejati sebagai anak anak Tuhan. Amin. 

 

 

 

 

Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, dan cahaya bagi jalanku.

 

0 komentar:

Post a Comment