January 6, 2021

RENUNGAN HARIAN RABU 13 JANUARI 2021

Kalender Liturgi Rabu 13 Jan 2021
PF S. Hilarius, UPG
Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  Ibr 2:14-18
Saudara-saudara,  orang-orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus
adalah anak-anak dari darah dan daging.  Maka Yesus juga menjadi sama dengan mereka  dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya mendahului kematian-Nya, Yesus memusnahkan dia, yakni Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Yesus pun membebaskan mereka  yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan  karena takut akan maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang kasihani-Nya,  melainkan keturunan Abraham.  Itulah sebabnya, dalam segala hal Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan, dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9
Selamanya Tuhan ingat akan perjanjian-Nya.
*Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya,  maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.  Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya;  percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
*Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
*Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya,  hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya!  Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapannya berlaku di seluruh bumi.
*Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.

Bait Pengantar Injil  Yoh 10:27
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

Bacaan Injil  Mrk 1:29-39
Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum,
  Yesus dengan Yakobus dan Yohanes  pergi ke rumah Simon dan Andreas.  Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus.  Yesus pergi ke tempat perempuan itu,dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia,  lalu lenyaplah demamnya.  Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam,  dibawalah kepada Yesus  semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.
Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang  yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi, dan berdoa di sana.  Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Yesus. Waktu menemukan Yesus, mereka berkata:  "Semua orang mencari Engkau." Jawab Yesus, "Marilah pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.  "Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Demikianlah Injil Tuhan. 

Renungan.

Hatiku bersukaria karena Tuhan, penyelamatku , demikian bunyi refren Mazmur tanggapan hari ini. Orang bersukacita karena mengalami kekuasaan Allah yang menaungi dirinya,  Bacaan pertama mengisahkan bagaimana Hana mengalami kuasa Allah melalui doa yang dipanjatkannya di Bait Suci. Pengalaman Hana menunjukkan betapa doa mempunyai kuasa yang sungguh luar biasa. Tradisi Perjanjian Lama menunjukkan bahwa dalam kesesakan, orang lari kepada Allah melalui doa. Dalam doa mereka mengkomunikasikan pengalaman hidupnya kepada Allah . Itulah doa yang sejati, yang berkaitan langsung dengan situasi konkret   hidup manusia.  Doa Hana disampaikan dalam kesunyian hati, bukan lagi mulut yang berkata kata , tetapi hatilah yang berkata kata. Doa hati itulah yang ternyata mempunyai kekuatan yang luar biasa. Sering kita bisa jadi banyak berdoa dengan kata kata yang panjang, dan banyak, tetapi tidak disertai dengan hati yang diarahkan sepenuhnya kepada Allah . Novena kita buat berulang ulang demi memohon ujub tertentu, Lalu kita begitu mudah kecewa ketika merasa doa yang sudah panjang dan melelahkan itu ternyata tidak langsung dikabulkan Tuhan, Sebenarnya, kita boleh berbicara kepada Allah pun sudah merupakan suatu anugerah. Dari sebab itu, doa kita bernilai bukan karena panjang dan banyaknya kata yang terucap, bukan dari seberapa banyak  permohonan dalam doa itu yang sudah terkabul, Doa menjadi bernilai ketika kita  menjadikannya sebagai kesempatan mengkomunikasikan pengalaman hidup keseharian kita kepada Allah.

Butir permenungan

Bukankah kita sering meragukan kuasa doa hanya karena doa kita rasanya tak terjawab ? Bukankah hati kita sering merasa begitu kering sehingga kita sulit berdoa? Kemudian kita merasa jenuh, bosan, bahkan patah semangat untuk berdoa. Mengapa tidak kita bawa saja kekeringan itu , kebosanan dan kejenuhan itu sebagai bahan doa kita?  Bukankah itu kenyataan hidup kita saat itu?  

Doa.

Ya Tuhan, ajarilah kami berdoa disertai dengan hati yang diarahkan sepenuhnya kepada Allah . Amin

 

 

 

 

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

0 komentar:

Post a Comment