Kalender Liturgi Jumat 7 Okt 2022
PW SP Maria, Ratu
Rosario
Warna Liturgi: Putih
Bacaan I Kis 1:12-14
Setelah Yesus diangkat ke surga, dari bukit yang disebut Bukit Zaitun,
kembalilah para rasul dari sana ke Yerusalem
yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya. Setelah tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah
Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, Simon orang Zelot dan Yudas
bin Yakobus. Dengan sehati mereka semua
bertekun dalam doa bersama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan
dengan saudara-saudara Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Tanggapan Luk
1:46-47.48-49.50-51.52-53.54-55
Tuhan
selalu ingat akan perjanjian-Nya.
*Aku mengagungkan Tuhan, hatiku bersukaria karena Allah, penyelamatku. Sebab Ia memperhatikan daku, hamba-Nya yang hina ini.
*Mulai sekarang aku disebut Yang Bahagia oleh sekalian bangsa.
Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku oleh Yang Mahakuasa; kuduslah nama-Nya.
*Kasih sayang-Nya turun-temurun kepada orang yang takwa.
Perkasalah perbuatan tangan-Nya; dicerai-beraikan-Nya orang yang angkuh hatinya.
*Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta,
yang hina dina diangkat-Nya. Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan;
orang kaya diusirnya pergi dengan tangan kosong.
*Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah telah menolong Israel, hamba-Nya. Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunan untuk selama-lamanya.
Bait
Pengantar Injil Luk 1:28
Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan
menyertai engkau.
Bacaan
Injil Luk 1:26-38
Dalam bulan yang keenam Allah mengutus
malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang
bernama Yusuf, dari keluarga Daud; nama
perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam,
hai engkau yang dikaruniai, Tuhan
menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu
bertanya di dalam hati, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya,
"Jangan takut, hai Maria, sebab engkau
beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya
engkau akan mengandung dan melahirkan
seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan disebut Anak Allah Yang
Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa
leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai
selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal
itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu
kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah
Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut
kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada
hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab
bagi Allah tidak ada yang mustahil." Maka kata Maria, "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; terjadilah
padaku menurut perkataanmu itu." Lalu
malaikat itu meninggalkan Maria.
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan.
Banyak orang bingung dengan dogma Santa Perawan Maria dikandung tanpa noda, Dogma ini tidak berbicara mengenai Santa Perawan Maria mengandung dari Roh Kudus melainkan tentang Maria sebagai wanita pilihan Allah sejak perkandungannya. Santa Maria bersih , jauh dari kotor atau dosa karena ia ditugasi oleh Allah untuk mengandung Yang Kudus. Dapatkah sarana yang kotor menghasilkan yang bersih ? Tentu saja tidak. Santa Maria menerima kekhususan ini berkat jasa Yesus Kristus. Dogma ini ditetapkan pada tanggal 8 Desember 1854 oleh Paus Pius IX Dalam beberapa penampakan, Bunda Maria menegaskan dogma Santa Perawan Maria Dikandung tanpa noda dosa . Pada tahun 1531 di Guadalupe, Bunda Maria mengatakan pada Juan Diego , “ Akulah Perawan Maria yang tidak bercela Bunda dari Allah yang benar.” Pada tahun 1930 Bunda Maria mengatakan kepada Santa Katarina Laboure agar dibuat medali wasiat dengan tulisan “ Maria yang dikandung tanpa noda dosa , doakanlah kami yang berlindung padamu” Ketika penampakan kepada Bernadete di Lourdes pada tahun 1858 Bunda Maria juga menyatakan “ Akulah yang dikandung tanpa noda dosa ” Apa makna perayaan ini bagi iman kita? Anugerah karunia tentu membawa sukacita. Apalagi karunia itu sangat khusus dan bermanfaat bagi orang lain. Ini semata mata karena karunia Allah Dalam Gentium 56 dikatakan “ tidak mengherankan bahwa diantara Para Bapa Suci menjadi lazim untuk menyebut Bunda Allah suci seutuhnya dan tidak terkena cemar dosa manapun juga., bagaikan mahluk yang diciptakan dan dibentuk oleh Roh Kudus. Perawan dari Nazaret itu sejak pertama dalam rahim dikaruniai dengan semarak kesucian yang sangat istimewa” Dikandung tanpa noda adalah karunia . Pengakuan terhadap dogma ini sudah berkembang sejak tahun 1246. Allah menyediakan rahim yang tidak bernoda asal maupun dosa pribadi dan membuat Maria dikandung tanpa noda. Mungkin ada yang bertanya apa bedanya dengan ketidak berdosaan pada Yesus? Tentu saja kekudusan Yesus berasal dari Diri-Nya sendiri, sedangkan Maria ketidak berdosanya ada diluar dirinya karena relasinya dengan Allah melalui Yesus . Dia memiliki hubungan yang erat dengan Yesus dalam karya penebusan . Namun sekalipun demikian Maria tetap mengalami akibat dari dosa dan terlihat dalam kemalangan manusia seperti penderitaan dan kematian. Penghormatan terhadap karunia yang dimiliki oleh Maria ini membawa kita pada pengakuan terhadap kuasa Allah yang membebaskan dan bukan pada penyembahan akan karunia yang dianugerahkan kepada Maria.
Butir Permenungan
Hari
raya ini menjadi cahaya ditengah situasi manusia yang kehilangan harapan akan
keselamatan karena dosa Adam dan sederetan dosa berikutnya. Harapan dan
keselamatan menjadi kabur . Memang ini misteri karya Allah , namun
misteri ini, tidak lepas dari sisi kemanusiaan dan perjuangan Maria. Malaekat
menyebut Maria sebagai pribadi yang
dikarunia dan disertai Allah . Allah memberi
karunia dan menyertai Maria (Luk 1:28) . Ini mengandaikan Maria memiliki
kualitas pribadi yang baik, sebagai putri Israel. Bisa jadi Maria hidup taat
dan menjaga kualitas hidupnya. Kerendahan
hati Maria membuatnya tidak menjadi pribadi
sombong, Walau ia berkenan dihadapan Allah , tetapi ia tidak sombong.
Bahkan Maria justru takut akan Allah, Karena itu malaikat menegaskan “ Jangan
takut, hai Maria , sebab engkau beroleh
kasih karunia dihadapan Allah. (ay 30) . Kerendahan hati dan kedekatan kita
dengan Allah, seharusnya tidak membuat tidak
kita jatuh dalam kesombongan rohani, juga tidak membebaskan kita dari
rasa takut dan bingung.. Karena itu , jelas bahwa dalam situasi apapun membangun kerendahan hati adalah sifat
dasar yang penting. Maria mengalami ketidak mengertian katanya, “bagaimana hal itu mungkin terjadi ,
karena aku belum bersuami? (ay 34) . Ini adalah pertanyan iman yang sering kita
hadapi manakala logika manusiawi kita rasakan, berbeda dengan kehendak Allah . Pertanyaan bahkan pembelaan diri sering kita
lakukan untuk menolak kehendak Allah . Maria tidak mengikuti semata mata
keinginan dan kehendaknya . Ia bertanya bukan karena mau menentang kehendak
Allah . Ini adalah bentuk pergulatan dan penegasan iman Maria. Pada akhir pergulatan imannya , Maria
menyerahkan diri pada kehendak Allah , “Sesungguhnya aku ini adalah Hamba Allah , jadilah padaku menurut
menurut perkataan-Mu itu “ (ay 38), Maria berani menyerahkan seluruh kehendaknya dalam kehendak Allah , walau belum tahu
seperti apa dinamika perjalanan imannya . Keberanian Maria dalam bentuk menyerahkan diri pada kehendak Allah menjadi
berita gembira keselamatan. Keberanian
kita menyerahkan diri pada kehendak Allah tentunya juga membawa keselamatan
bagi diri kita dan orang lain.
Doa.
Ya
Tuhan , bentuklah hatiku agar menyerupai hati Bunda Maria yang mampu menerima masalah kehidupan dengan penuh iman,
Amin.
Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan
menyertai engkau.
0 komentar:
Post a Comment