Kalender Liturgi Sabtu 1 Okt 2022
Warna Liturgi: Putih
Pesta Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus.
Bacaan I Yes 66:10-14c
Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua
orang yang mencintainya! Bergiranglah
bersama-sama dia segirang-girangnya, hai
semua orang yang pernah berkabung karenanya! Hendaknya kamu minum susu yang menyegarkan dan menjadi kenyang,
hendaknya kamu menghirup dan menikmati susu yang
bernas. Sebab beginilah firman Tuhan:
Sungguh, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir.
Kamu akan menyusu, akan digendong, dan akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah kamu akan Kuhibur; kamu akan dihibur di Yerusalem. Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan
lebat.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Tanggapan Mzm 131:1.2.3
Jagalah
aku dalam damai-Mu, ya Tuhan.
*Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong;
aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar
atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
*Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan
jiwaku; seperti anak yang disapih
berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak
yang disapih jiwaku dalam diriku.
*Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya.
Bait
Pengantar Injil Mat 11:25
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit
dan bumi, sebab misteri Kerajaan-Mu
Kaunyatakan kepada orang kecil.
Bacaan
Injil Mat 18:1-5
Sekali peristiwa datanglah
murid-murid kepada Yesus dan bertanya,
"Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan
Surga?" Maka Yesus memanggil seorang
anak kecil dan menempatkannya di
tengah-tengah mereka, lalu berkata, "Aku
berkata kepadamu: Sungguh, jika kamu
tidak bertobat dan menjadi seperti anak
kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam
Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa
merendahkan diri
dan menjadi seperti anak kecil ini,dialah yang
terbesar dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa
menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan.
Seorang imam pernah bersyering dalam pesta dua puluh lima tahun imamatnya : “ Saya tidak punya banyak talenta khusus ketika saya menjadi seorang imam. Namun Tuhan memberi saya hati yang selalu siap ditempatkan dimanapun dan kapanpun. Tuhan memberi saya hati yang selalu siap menerima situasi. Dan saya sungguh sadar bahwa saya hanyalah abdi Tuhan yang siap mengabdi kepada-Nya. Biarlah Tuhan yang semakin dikenal” Yesus dalam Injil hari ini menekankan pentingnya kerendahan hati bagi setiap orang yang mau mengikuti Dia. Kerendahan hati merupakan jalan yang menghantar seseorang kepada kekudusan. Mungkin sangat menarik kalau kita mengerti arti kata kerendahan hati. Kerendahan hati (dalam bhs Inggris ; humility) berasal dari kata Latin ; humus. Yang artinya tanah atau bumi. Jadi, kerendahan hati sebenarnya adalah sikap menempatkan diri “membumi” ke tanah. Sikap rendah hati membuat kita selalu berharap dan bergantung pada rahmat Tuhan. Maka sangat tepat jika Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya ditengah para rasul. Seorang anak kecil memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi. Dewasa ini banyak orang mengidentikkan diri mereka dengan apa yang mereka miliki entah itu jabatan, kedudukan atau harta. Semakin tinggi jabatan yang dimiliki, semakin banyak harta yang dimiliki, semakin orang tersebut merasa paling hebat bahkan lebih hebat dari Tuhan. Yesus mengajak kita pada hari ini untuk lebih melihat kedalam diri kita masing masing. Kita akan sadar bahwa sebenarnya kita ini bukanlah siapa siapa. Maka sebagai orang Kristiani, kita diundang untuk mau bertobat dengan mengubah cara berpikir dan cara berperi laku kita yang selama ini cenderung egois, terlalu mementingkan diri sendiri dan sombong. Kita diundang untuk belajar dari seorang anak kecil. Pelajaran yang terutama dari seorang anak kecil ialah sikap tampil apa adanya tanpa kepalsuan, cinta damai, bebas dari segala niat jahat. Santo Agustinus pernah berkata , tiga ciri dari orang yang bijaksana adalah yang pertama rendah hati, yang kedua rendah hati, Yang ketiga rendah hati. Mari kita mengejar kekudusan dengan belajar untuk rendah hati.
Butir
permenungan
Pada hari ini, Gereja merayakan pesta Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus. Theresia meyakini bahwa Allah menghendaki agar manusia mencintai Dia. Keyakinan itu diwujudkan dengan ia masuk biara Karmelit di Liseux. Setiap hari di biara tersebut, ia melakukan pekerjaan harian dengan penuh sukacita, sabar, dan lemah lembut dalam melayani sesama suster, lebih-lebih suster-suster lansia dan sakit. Namun sayangnya, Theresia menderita penyakit TBC dan meninggal pada usia 24 tahun. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, ia sempat memandang salib Yesus dan berkata, “Tuhanku, aku cinta pada-Mu.” Ia juga berjanji untuk tetap mencintai semua orang dari sorga. Dalam Injil hari ini,Yesus juga mengajak kita untuk menjadi seperti anak kecil. Sifat anak kecil juga dimiliki Santa Theresia yang sederhana, patuh, dan apa adanya. Kita diajak untuk seperti Theresia yang melakukan pekerjaan di rumah, sekolah, kantor, atau di mana pun dengan sepenuh hati, tulus, setia, dan penuh dengan cinta. Allah sudah sangat mengasihi kita setiap saat, maka sudah sepantasnya kita juga menjadi pribadi yang penuh kasih, sehingga apa pun yang kita lakukan selalu dapat membawa kegembiraan dan perkembangan baik untuk diri kita sendiri maupun sesama. Theresia Martin dilahirkan di kota Alençon, Perancis, pada tanggal 2 Januari 1873. Dia memiliki empat saudara perempuan yang lebih tua dan orang tuanya adalah Santo Louis Martin dan Santa Zelie Martin. Theresa seorang gadis yang sangat deria, ia sangat dicintai ayahnya yang memanggilnya nya dengan sebutan "Ratu kecil." Ketika Theresia masih kanak-kanak, ibunya meninggal dunia. Ayah Theresia lalu memutuskan untuk pindah ke kota Lisieux, di mana kerabat mereka tinggal. Disana terdapat sebuah biara Karmel di mana para suster berdoa secara khusus untuk kepentingan seluruh dunia. Ketika Theresia berumur sepuluh tahun, seorang kakaknya, Pauline, masuk biara Karmel di Lisieux. Hal itu amat berat bagi Theresia. Pauline telah menjadi "ibunya yang kedua", merawatnya dan mengajarinya, serta melakukan semua hal seperti yang dilakukan ibumu untuk kamu. Theresia sangat kehilangan Pauline hingga ia sakit parah. Meskipun sudah satu bulan Theresia sakit, tak satu pun dokter yang dapat menemukan penyakitnya. Ayah Theresia dan keempat saudarinya berdoa memohon bantuan Tuhan. Hingga, suatu hari ia melihat patung Bunda Maria di kamarnya tersenyum padanya dan seketika ia sembuh dari penyakitnya! Theresia sangat mencintai Yesus. Ia ingin mempersembahkan seluruh hidupnya bagi-Nya. Ia ingin masuk biara Karmel agar ia dapat menghabiskan seluruh harinya dengan bekerja dan berdoa bagi orang-orang yang belum mengenal dan mengasihi Tuhan. Tetapi saat itu ia terlalu muda. Jadi, ia berdoa dan menunggu. Ia bahkan berani meminta ijin langsung kepada Paus. Hingga akhirnya, ketika umurnya lima belas tahun, atas ijin khusus dari Paus Leo XIII, ia diijinkan masuk biara Karmelit di Liseux. Dalam biara Theresia menjalani kehidupan sebagaimana layaknya seorang Rubiah Karmelit. Tidak ada yang terlalu istimewa. Tetapi, ia mempunyai suatu rahasia: CINTA. Suatu ketika Theresia mengatakan, "Tuhan tidak menginginkan kita untuk melakukan ini atau pun itu, Ia ingin kita mencintai-Nya." Jadi, Theresia berusaha untuk selalu mencintai. Ia berusaha untuk senantiasa lemah lembut dan sabar, walaupun itu bukan hal yang selalu mudah. Para suster biasa mencuci baju-baju mereka dengan tangan. Suatu saat seorang suster tanpa sengaja selalu mencipratkan air kotor ke wajah Theresia. Tetapi Theresia tidak pernah menegur atau pun marah kepadanya. Theresia juga menawarkan diri untuk melayani suster tua yang selalu bersungut-sungut dan banyak kali mengeluh karena sakitnya. Theresia berusaha melayani dia seolah-olah ia melayani Yesus. Ia percaya bahwa jika kita mengasihi sesama, kita juga mengasihi Yesus. Mencintai adalah pekerjaan yang membuat Theresia sangat bahagia. Hanya sembilan tahun lamanya Theresia menjadi biarawati. Ia terserang penyakit tuberculosis (TBC) yang membuatnya sangat menderita. Kala itu belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit TBC. Ketika ajal menjelang, Theresia memandang salib dan berbisik, "O, aku cinta pada-Nya, Tuhanku, aku cinta pada-Mu!" Pada tanggal 30 September 1897, Theresia meninggal dunia ketika usianya masih duapuluh empat tahun. Sebelum wafat, Theresia berjanji untuk tetap mencintai dan menolong sesama dari surga. Sebelum meninggal Thresesia mengatakan, "Dari surga aku akan berbuat kebaikan bagi dunia." Dan ia menepati janjinya! Semua orang dari seluruh dunia yang memohon bantuan St. Theresia untuk mendoakan mereka kepada Tuhan telah memperoleh jawaban atas doa-doa mereka. Setelah wafat, Theresia menjadi terkenal setelah buku catatan yang ditulisnya diterbitkan menjadi sebuah buku "Kisah Suatu Jiwa," satu tahun setelah kematiannya (di Indonesia diterjemahkan dengan judul: 'Aku Percaya akan Cinta Kasih Allah'). Theresia dikanonisasi pada tahun 1925 oleh Paus Pius X. Ia dikenal dengan sebutan Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus atau Santa Theresia si Bunga Kecil. Tanggal 19 Oktober 1997, Theresia menjadi wanita ke-3 yang diberi gelar Doktor Gereja.
Doa.
Allah Bapa sumber kedamaian , kami umat-Mu memuji
syukur karena telah menerima Roh Yesus . Kami mohon , jadikanlah kiranya kami
putra dan putri-Mu terkasih serta saksi kedamaian-Mu . Amin.
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang
kecil.
0 komentar:
Post a Comment