April 17, 2018

RENUNGAN HARIAN, (MINGGU 22 APRIL 2018)

Bacaan Liturgi Minggu 22 April 2018

Bacaan Pertama  Kis 4:8-12
Tatkala dihadapkan kepada Mahkamah Agama Yahudi karena telah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus yang penuh dengan Roh Kudus berkata, “Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit,
dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami lakukan dalam nama Yesus Kristus,
orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati. Karena Yesus itulah orang ini sekarang berdiri dengan sehat di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, yaitu kamu sendiri, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga
selain di dalam Dia.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Mzm 118:1.8-9.21-23.26.28cd.29
Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.
*Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada insan! Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan!
*Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan,
suatu perbuatan ajaib di mata kita.
*Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Engkau.
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya!

Bacaan Kedua  1Yoh 3:1-2
Saudara-saudaraku terkasih, lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah,
dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia,
sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Yoh 10:14
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan.
Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.

Bacaan Injil Yoh 10:11-18
Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala,
dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Ia lari karena ia seorang upahan, dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik. Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga; mereka akan mendengarkan suara-Ku, dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala! Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.”
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.

Seorang Pastor SVD yang bertugas di daerah misi Sudan Selatan berceritera tentang tugas panggilannya ditengah masyarakat yang terlibat perang dan konflik. Situasi sangat mencekam sehingga umat tercerai berai . Banyak yang menjadi korban perang dan yang lain mengungsi mencari selamat. Umat masih sayang pastornya sehingga meminta agar meninggalkan daerah misi tersebut namun pastor itu menolaknya. Ia justru mencari dan mengumpulkan umatnya terlebih dahulu untuk diselamatkan kedaerah lain yang lebuh aman. Setelah itu ia meninggalkan tempat itu dan menunggu sampai keadaan aman kembali. Dia seorang gembala sejati sebagaimana digambarkan oleh Yesus . Yesus menunjukkan kualitas seorang gembala, yaitu siap memberikan nyawa bagi domba. Kehadiran gembala adalah menuntun dan juga memberi rasa aman sehingga domba merumput tanpa rasa takut. Gembala demikian bertanggung jawab dan ada kesadaran “ self of belonging.”
Gembala yang baik mengenal domba domba yang digembalakannya. Kata mengenal mempunyai arti bukan hanya terbatas pengenalan fisik dan ciri tetapi juga memahami apa yang menjadi kebutuhan mereka.  Paus Fransiskus pernah mengungkapkan bahwa seorang gembala harus berbau domba. Relasi antara gembala dan umat adalah relasi trans personal yang tercermin pada misi perutusan . Kehadiran gembala membawa kasih, sukacita dan harapan  , bukan ketakutan dan kecemasan. Relasi itu juga tanpa sekat yang menghalangi bekerjanya rahmat dalam kebersamaan . Sangat berbeda dengan gembala yang bermental upahan . Mereka hanya mengerjakan apa yang ditugaskan dan selebihnya menunggu gaji , jam makan dan tidur. Dalam diri mereka tidak ada pengorbanan.

Butir permenungan.

Pada umumnya setiap yang memelihara binatang kesukaannya, entah apa jenisnya, dia pasti sangat menyukai binatang peliharaannya itu. Dia akan merawatnya dengan baik. Bahkan ada orang orang tertentu sangat mencintai binatang peliharaannya melebihi mencintai sesamanya manusia. Demikian juga dengan seorang  gembala domba  Dia sangat  mencintai domba dombanya yang digembalakannya. Dia tidak mau kehilangan satupun dari domba dombanya itu . Kisah seorang gembala yang sangat mencintai domba dombanya, diilustrasikan oleh Yesus sebagai gambaran diri-Nya. Dalam Injil hari ini, Yesus menjelaskan bahwa Dia  sebagai sebagai seorang gembala dengan kita sebagai domba dombanya.  Dia selalu menuntun kita ketempat yang nyaman dan aman. Dia selalu menjaga kita supaya tidak tersesat . Akan tetapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita sadar akan tuntunan Yesus itu bagi hidup kita?
Mungkin kita tidak menyadari peranan Yesus sebagai seorang gembala bagi kehidupan kita. Karena apa?  Karena kita kurang peka terhadap suara-Nya . Kita lebih peka mendengarkan suara iblis yang selalu mengganggu hidup kita.  Walaupun kita sudah sadar bahwa iblis akan membuat hidup kita tidak nyaman dan aman tetapi sering kali justru kita lebih suka dan lebih peka mendengarkannya.. Bahkan kita mau dituntunnya ketempatnya. Oleh karena itu  agar kita tidak semakin jauh dari Yesus , marilah kita selalu berusaha mendengarkan Yesus sebagai gembala bagi kita. Kita dengarkan suara dan bisikan-Nya supaya baik didunia maupun diakhirat nanti kita bisa mendiami tempat yang nyaman dan aman bersama Dia.

Doa.

Ya, Yesus semoga mereka yang Kau panggil menjadi gembala , yang mau mengenal umat , berkorban dan mau mendengarkan umat. Amin.



Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan.
Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.

0 komentar:

Post a Comment