April 22, 2018

RENUNGAN HARIAN, (SELASA 24 APRIL 2018)

Bacaan Liturgi Selasa 24 April 2018
PF S. Fidelis dari Sigmaringen, Imam dan Martir

Bacaan Pertama  Kis 11: 19-26
Banyak saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi saja. Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia, dan berbicara juga kepada orang-orang Yunani; mereka ini memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. Tangan Tuhan menyertai mereka, dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem. Lalu jemaat di Yerusalem itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia.
Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan. Karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman, sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang.
Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 87:1-3.4-5.6-7
Pujilah Tuhan, hai segala bangsa!
*Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya;
Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub. Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.
*Aku menyebut Rahab dan Babel di antara orang-orang yang mengenal Aku, bahkan Filistea, Tirus dan Etiopia Kukatakan, "Ini dilahirkan di sana." Tetapi tentang Sion dikatakan: "Tiap-tiap orang dilahirkan di dalamnya," dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya.
*Pada waktu mencatat bangsa-bangsa Tuhan menghitung: "Ini dilahirkan di sana." Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai, "Semua mendapatkan rumah di dalammu."

Bait Pengantar Injil  Yoh 10:27
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.

Bacaan Injil  Yoh 10:22-30
Pada hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem, ketika itu musim dingin, Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya, "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." Yesus menjawab mereka, "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. Domba - domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku. Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya
dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun,
dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Kebangkitan Yesus meneguhkan iman kepercayaan kita, dalam kesatuan yang mendalam dan sempurna sebagai murid murid-Nya. “Aku dan Bapa adalah satu” Diberikan pula kepada kita jaminan kesatuan sebagai murid yang tidak akan terpisah dari kasih Bapa, dengan pemahaman “ Domba domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku, dan Aku memberikan hidup kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku”
Isi dan perwujudan dari kesatuan iman dengan kasih Bapa itu mendapat peneguhan untuk hidup kita dari Surat Apostolik Porta Fidel artikel 15 yang menekankan agar kita mampu “memahami, setiap kali secara baru, karya karya ajaib Tuhan bagi kita. Sambil senantiasa peka terhadap tanda tanda zaman yang terhimpun didalam sejarah kita dimasa sekarang ini, iman itu membuat masing masing kita sendiri menjadi tanda dari kehadiran Tuhan yang bangkit didunia kita ini” Setiap dari kita diharapkan mampu meneliti tanda tanda zaman dan menemukan perspektif baru dalam beriman dan membagikannya sebagai kesaksian iman yang meneguhkan bagi sanak saudara yang ada disekitar kita.
Diperlukan kesaksian melalui hidup sehari hari, makna ungkapan  “mereka pasti tidak akan binasa sampai selama lamanya” , kalau nyatanya ada kematian dan penguburan jenazah orang orang Katolik. Diperlukan keberanian dan pengertian sehari hari “tidak binasa” yang bermakna bahwa kematian tidak memisahkan kita dari cinta dan belas kasih Allah yang terus merengkuh hidup kita, bahwa kematian bukan akhir dari segalanya, namun menjadi awal baru untuk keabadian.

Butir permenungan.
Sejak bayi saya sudah dibaptis menjadi Katolik. Hal itu tidak mengejutkan karena latar belakang keluarga semuanya Katolik Meski demikian saya baru mengenal-Nya secara pribadi saat duduk disekolah dasar.. Dalam perjalanan untuk mengenal-Nya banyak hal yang terbesit  dalam pikiran dan ingin saya tanyakan. Saya pernah mempertanyakan soal keadilan . Saya merasa Tuhan tidak adil karena teman teman saya yang melakukan kecurangan mendapatkan nilai yang bagus dan bahkan mendapat ranking di kelas. Namun hal itu tidak membuat saya menyimpang dari jalan-Nya. Tuhan mengajarkan saya untuk tetap teguh  dan berbangga hati atas hasil usaha  yang saya dapatkan dengan cara yang benar. Pada masa sekolah tak jarang ada teman teman yang berkelompok dan memusuhi saya. Namun Tuhan tidak tinggal diam, karena lewat guru , saya tetap boleh merasakan kasih dan penyertaan-Nya.selalu ada bagi saya. Ketika banyak rekan kerja yang memusuhi saya karena merasa tersaingi Tuhan menguatkan dan mendukung saya lewat keluarga. Saat akn memutuskan untuk memiliki pasangan hidup. Tuhan juga menunjukkan campur tangan-Nya, karena calon pasangan saya ketika itu masih non Katolik. Saya bergumul bersama Tuhan dan melihat bagaimana Tuhan bekerja hingga akhirnya pasangan saya memutuskan untuk menjadi Katolik, sehingga kami dapat membangun satu keluarga yang seiman. Apapun yang terjadi dalam kehidupan kita , tetaplah berjalan dan  berpegang teguh pada janji-Nya sehingga akhirnya ia mendapati kita tetap setia.  Pernahkah saya merasa ragu akan janji Tuhan?

Doa
Ya Tuhan yang mahakuasa, berilah kami umat-Mu, keyakinan bahwa kematian tidak memisahkan kita dari cinta dan belas kasih Allah yang terus merengkuh hidup kita, dan  kematian bukan akhir dari segalanya, namun menjadi awal baru untuk keabadian. Amin.






Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.



0 komentar:

Post a Comment