April 11, 2018

RENUNGAN HARIAN, (SABTU 14 APRIL 2018)

Bacaan Liturgi Sabtu 14 April 2018

Bacaan Pertama  Kis 6:1-7
Di kalangan jemaat di Yerusalem, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena dalam pelayanan sehari-hari pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan. Berhubung dengan itu kedua belas rasul memanggil semua murid berkumpul dan berkata, "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, yang penuh Roh Kudus dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, sehingga kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat,
lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan kepada para rasul; lalu para rasul pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 33:1-2.4-5.18-19
Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
*Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
*Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
*Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa-jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
Bacaan Injil  Yoh 6:16-21
Setelah mempergandakan roti dan memberi makan lima ribu orang,
Yesus mengundurkan diri ke gunung. Ketika hari sudah mulai malam,
murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya,
mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu.
Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Aku ini, jangan takut!" Mereka lalu mempersilahkan Yesus naik ke perahu,
dan seketika itu juga perahu mereka sampai ke pantai yang mereka tuju.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Yesus pernah berkata, “Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih” Bicara soal pilihan, hidup kita pun kerap banyak pilihan. Ada pilpres untuk memilih presiden, ada pilkada untuk memilih gubernur/bupati/walikota. Ada pilleg untuk memilih wakil rakyat. Ada kontes kecantikan untuk memilih Putri Indonesia,  Ada konklave untuk memilih Paus, dsb nya.Pilihan sendiri dalam kacamata iman berarti  pikirkan tujuan . Yesus kerap mengingatkan tentang Kerajaan Surga. Itulah yang kita tuju, bukan neraka, Kita menuju cinta, dan bukan dosa. Atau dalam bahasa orang Buddha, yang kita tuju dan cari adalah dharma dan bukan karma, sebab kita semua mestinya menuju nirwana (surga)  “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di Surga, di Surga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena dimana hartamu berada, disitu pula hatimu berada” (Mat 6:19-21)  Lihatlah iman, ingat pesan Santo Yakobus, iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati (Yak 2:17)  Kita diajak untuk memperlihatkan iman, terlebih dengan perbuatan kita masing masing. “Hendaknya kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja, sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri” (Yak 1:22)Andalkan  Tuhan, “ Percayalah pada Tuhan maka Ia pun menghiraukan dikau, ratakanlah jalanmu dan berharaplah kepada-Nya” (Sirakh 2:6) Lihatlah Bunda Maria, ketika dia mendapatkan kabar dari Malaikat Gabriel , dia berkata dengan penuh iman , “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan , terjadilah padaku menurut perkataan-Mu itu” (Lukas 1:38)

Butir permenungan.
Ia berkata kepada mereka . “ Aku ini, jangan takut” (Yoh, 6:20)  Dalam menjalani liku liku kehidupan, ada kalanya kita merasa seorang diri. Merasa tak ada seorangpum yang peduli atau menolong. Bacaan hari ini membuat saya menilik kedalamnya. Mengapa perasaan “sendiri” muncul? Apa benar tak ada satupun yang peduli atau menolong? Apakah kita yang tidak peka, atau membuka diri terhadap pertolongan orang lain? Kepedulian dan pertolongan orang lain  menjadi tidak nampak  ketika kita menutup diri. Perasaan ini dapat muncul ketika kita berfokus  hanya pada permasalahan, atau juga karena merasa tidak layak menerima bantuan. Sayapun pernah mengalaminya, dulu saya pernah terpuruk dalam permasalahan dan tidak dapat mengungkapkan kepada siapapun Saat itu ingin rasanya berbagi dengan-Nya,tetapi karena merasa tidak layak, pernah melupakan dan menyakiti-Nya, sehingga itu membuat saya mengurungkan niat untuk mengajak-Nya berkomunikasi.  Saya bersyukur karena Ia tidak henti hentinya mengetuk pintu hati saya. Tembok yang menjadi penghalang antara saya dan Kasih-Nya pun leleh seketika. Ia menyembuhkan perasaan kesendirian dan ketidaklayakan  Saya dipulihkan dan dapat merasakan Kasih –Nya , Ia selalu membuka tangan-Nya lebar lebar untuk menantikan kita datang kepada-Nya.untuk memeluk, menceritakan semuanya, berserah  dan percaya pada Kasih-Nya yang menjadi jawaban segala persoalan. Terima kasih Tuhan , Engkau selalu menyertaiku.

Doa.
Ya Tuhan yang maharahim, berilah kami umat-Mu , untuk hidup sebagai orang orang pilihan-Mu dengan selalu memperlihatkan iman kita dan selalu mengandalkan Engkau Tuhan. Amin.





"Aku ini, jangan takut!" 

0 komentar:

Post a Comment