Syarat untuk
doa agar terkabul
Matius 7:8
"Karena
setiap orang yang meminta, menerima; dan setiap orang yang mencari, mendapat;
dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."
Mazmur 66:18
"Seandainya
ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar."
Markus 11:24
"Karena
itu Aku berkata kepadamu: Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa
kamu telah menerimanya, maka hal itu diberikan, kepadamu."
Lukas 18:1b
"Harus
selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu."
1. Harus Meminta
Setiap doa
harus merupakan permintaan atau permohonan yang sesungguhnya di hadapan Allah.
Ada seorang
saudara, setelah beroleh selamat ia berdoa setiap hari. Pada suatu hari,
seorang saudari bertanya kepadanya, "Apakah doa-doamu pernah Allah
kabulkan?" Mendengar ini, saudara itu merasa heran, sebab ia hanya tahu
berdoa saja, tidak tahu bahwa doa itu dapat dikabulkan. Sejak saat itu is mulai
menuntut agar doanya dikabulkan Allah. Kemudian ia menyadari, bahwa dulu
doa-doanya tidak pernah Allah kabulkan, sebab doa-doanya itu sangat hampa,
tanpa perasaan dan seolah-olah tidak dikabulkanpun tak mengapa. Ini seperti
memohon matahari terbit esok pagi, didoakan ia terbit, tidak didoakanpun ia
terbit. Saudara ini telah menjadi orang Kristen satu tahun lamanya, doanya
tidak pernah Allah kabulkan. Jadi is hanya bersujud sambil mengucapkan
perkataan melulu, tanpa mengutarakan apa yang dimohon. itu sesungguhnya sama
dengan tidak meminta.
Tuhan
berkata, "Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." Jika
Anda mengetok dinding, Tuhan mustahil membukakan dinding bagi Anda. Namun jika
Anda mengetok pintu dengan sungguh-sungguh, Tuhan pasti membukakan pintu bagi
Anda. Jika Anda berkata, bahwa Anda mau masuk, Tuhan pasti mengijinkan Anda
masuk. Tuhan berkata pula, "Carilah, maka kamu akan
mendapatkan." Misalnya, di sini ada suatu benda, di sanapun ada
benda lain, yang manakah sebenarnya yang Anda ingini? Anda harus mencari benda
yang tertentu, jangan yang ini boleh, yang itupun boleh. Allah ingin tahu,
sebenarnya mana yang Anda ingini dan mana yang Anda minta, barulah Allah
memberikannya kepada Anda. Meminta berarti menghendaki dengan tekun dan
sungguh-sungguh. Jadi mencari atau mengetok pintu berarti memohon atau meminta.
"Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa" (Yak. 4:2).
Banyak orang memiliki perbuatan berdoa, namun tidak ada yang diminta dalam
doanya.
Anda harus
belajar berdoa secara khusus. Anda tahu doa Anda dikabulkan atau tidak. Jika
tidak demikian, Anda akan acuh tak acuh terhadap pengabulan Allah, dan tidak
dapat berdoa lagi bila menjumpai kesulitan di kemudian hari. Doa model borongan
tidak akan berkhasiat pada saat ada kebutuhan yang sesungguhnya. Kalau doanya
borongan, sedangkan kesulitannya khusus, mustahil dapat mengatasi kesulitan
itu. Sebab itu, kita wajib berdoa dengan tekun dan khusus barulah dapat
mengatasi kesulitan yang khusus pula.
2. Jangan Salah
Berdoa
Kita harus
berdoa di hadapan Allah, tetapi juga harus disertai syarat kedua, yakni jangan
salah berdoa. "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima
apa-apa, karena kamu salah berdoa" (Yak. 4:3). Doa kita kepada
Allah, seharusnya dikarenakan kita benar-benar mempunyai keperluan, jangan
berdoa sembarangan, yakni tanpa alasan atau di luar batas kemampuan. Jangan
menuruti hawa nafsu daging dan seenaknya meminta sesuatu di luar keperluan.
Jika demikian, doa kita akan sia-sia saja. Memang kadang kala Allah
mengaruniakan sesuatu kepada kita “jauh lebih banyak daripada yang kita doakan
dan pikirkan" (Ef. 3:20). Ini adalah masalah lain.
Salah berdoa
berarti meminta sesuatu melampaui kapasitas kebutuhan Anda, atau melampaui
kekurangan Anda yang sesungguhnya. Jika ada keperluan, Anda boleh berdoa kepada
Allah, tetapi kalau keperluan Anda hanya sebanyak itu, Anda harus meminta
sebanyak itu pula. Bila Anda meminta lebih dari yang Anda perlukan, itu berarti
Anda salah berdoa. Kalau Anda mempunyai kebutuhan yang besar, Anda patut
meminta kepada Allah sesuai kebutuhan tersebut. Tetapi jika keperluan Anda
tidak begitu banyak, namun Anda meminta banyak, itulah salah berdoa. Anda hanya
patut berdoa menurut kapasitas dan keperluan Anda. Jika Anda seenaknya meminta
ini dan itu, niscayalah Anda tidak akan mendapatkan pengabulan Allah. Salah
berdoa sama halnya seorang anak berumur empat tahun berkata kepada ayahnya,
"Ayah, berilah aku bulan yang di langit itu." Allah tidak senang
mendengar doa atau permintaan yang salah. Setiap orang Kristen harus belajar
berdoa dalam lingkungannya yang wajar, jangan membuka mulut dan bersuara dengan
sia-sia, yaitu berdoa di luar kebutuhan yang sesungguhnya.
3. Harus
Menanggulangi Dosa
Adakalanya
walaupun kita telah berdoa, juga tidak salah berdoa, namun Allah tetap tidak
mengabulkan doa kita. Mengapa? Ini disebabkan ada suatu penghalang yang
mendasar, yaitu ada dosa yang menyekat kita dengan Allah. "Seandainya
ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar" (Mzm.
66:18). Bila seseorang dalam hatinya (perhatikanlah istilah
"hati" ini) memperhatikan, menyayangi, atau menyimpan dosa yang jelas
dan disadarinya, niscaya doanya mustahil Tuhan kabulkan. Dosa itulah suatu
rintangan besar yang menyebabkan Tuhan tidak mengabulkan doanya.
Apa
artinya "ada niat jahat dalam hatiku?" Itu berarti
ada suatu dosa, yang oleh hati Anda tidak rela Anda tinggalkan. Anda tahu bahwa
pada diri Anda ada dosa itu, tetapi hati Anda tetap ingin menyimpannya. Anda
tidak hanya mempunyai kelemahan itu dalam kelakuan lahiriah Anda, bahkan
memperhatikannya dalam niat hati. Ini berbeda dengan oknum dalam Roma pasal 7,
walaupun is mempunyai banyak kegagalan, tetapi hatinya membenci
perbuatan-perbuatannya itu. Namun orang dalam ayat ini justru dalam hatinya
memperhatikan dosa, enggan meninggalkan dosa. la tidak hanya tidak membuang
dosa itu dari tingkah lakunya, hatinyapun enggan membuangnya. Karena itu,
doa-doa orang sedemikian tidak mungkin Tuhan kabulkan. Satu dosa saja cukup
menghalangi pengabulan doa. Maka janganlah kita menyimpan satu dosapun di dalam
hati, semua dosa harus kita akui sebagai dosa, dan harus kita letakkan di bawah
darah Tuhan. Tuhan bisa bersimpati atas kelemahan kita, namun Dia tidak bisa
membiarkan hati kita mementingkan dosa. Sekalipun pada lahirnya Anda telah
meninggalkan semua dosa, kalau hati Anda mementingkan dan memperhatikan dosa,
enggan menanggalkan dosa, doa Anda akan tidak berguna. Maka sejak awal menjadi
orang Kristen, Anda harus mohon Allah melindungi Anda agar Anda senantiasa suci
dalam tingkah laku, tidak sampai terjerumus ke dalam dosa, juga agar hati Anda
mutlak membenci segala dosa, sehingga tidak ada satupun dosa yang tersimpan
dalam hati Anda. Seandainya ada dosa dalam hati Anda, doa Anda akan sia-sia,
sebab Tuhan pasti tidak akan mendengarkan doa Anda.
Dalam kitab
Amsal 28:13 dikatakan, "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak
akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan
disayangi."Setiap dosa harus diakui. Anda harus berkata kepada
Tuhan, "Tuhan, dalam hatiku ada satu dosa yang tetap kuperhatikan
dan tak bisa kutanggalkan, sekarang aku mohon Engkau mengampuni aku, akupun mau
meninggalkannya, mohon Engkau menolong aku untuk meninggalkan dosa itu. Jangan
biarkan dosa itu melekat pada diriku. Aku tidak menyukainya, dan aku
menolaknya." Bila Anda mengaku dosa di hadapan Allah, niscaya
Anda mendapat pengampunan, dan Tuhan akan melewatkan Anda. Dengan demikian
barulah doa Anda bisa Allah kabulkan. Jangan sekali-kali kita mengabaikan
masalah ini. Tidak berdoa, tidak mungkin mendapatkan, salah berdoa, juga tidak
akan mendapatkan. Sekalipun telah berdoa dan tidak salah berdoa, bila hati kita
masih menyenangi sesuatu dosa atau memperhatikan dosa, doa kita tetap tidak
bisa Allah kabulkan.
4. Harus
Percaya
Masih ada satu
syarat lagi, yaitu harus percaya secara positif. Bila kita kurang percaya, doa
kita akan tidak ada gunanya. Hal ini jelas sekali dalam lnjil Markus pasal 11,
yaitu tiap doa harus beriman. Tuhan Yesus mengatakan, "Apa saja
yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal
itu pasti diberikan kepadamu" (Mrk. 11:24, TI.). Ketika Anda
berdoa, Anda harus percaya. Bila Anda percaya bahwa apa yang Anda doakan itu
"telah" Anda terima, maka hal itu pasti Anda peroleh. Semoga setiap
orang setelah percaya Tuhan satu minggu saja, sudah memahami makna kata
"percaya." Firman Tuhan di sini mengatakan percayalah bahwa kamu
telah menerimanya, maka hal itu pasti diberikan kepadamu. Bukan -- percayalah
bahwa kamu "pasti akan" menerima, tetapi percayalah bahwa kamu
"pasti" menerima.
Apakah yang
dimaksud dengan percaya? percaya di sini tidak hanya percaya Allah dapat, Allah
mau, juga percaya Allah telah bekerja, Allah telah menggenapkan. Jika Anda
percaya telah mendapatkan, Anda pasti mendapatkan. Jika Allah memberi kepada
Anda, dan Anda bisa percaya, serta dengan yakin tahu Allah bisa, Allah mau,
Anda tentu bersyukur kepada Allah dan berkata, "Allah telah bekerja!"
Banyak orang justru kabur dalam hal ini, karena itu doa mereka tidak
mendapatkan jawaban, karena mereka selalu mengharapkan mendapatkan. Pengharapan
mengacu kepada perkara yang akan datang, sedang percaya mengacu kepada perkara
yang telah lalu. Setiap iman yang sejati selalu berkata, "Puji syukur
kepada Allah, la telah menyembuhkan sakitku! Syukur kepada Allah, aku telah
mendapat! Syukur kepada Allah, aku telah tahir! Syukur kepada Allah, aku telah
sembuh!" Maka ketika lman kita mencapai kesempurnaan, tidak saja kita
dapat berkata, Allah dapat, Allah mau, bahkan Allah telah melakukan.
Allah telah
mengabulkan doa! Allah telah melaksanakannya! Apa saja yang kamu minta dan
doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu pasti diberikan
kepadamu. Sering kali iman kita adalah iman yang "akan menerima,"
karena itu kita selalu tidak menerima. Kita harus memiliki iman yang
"telah menerima." Iman selalu membicarakan "telah", tidak
membicarakan "akan." Iman bukan sugesti, melainkan karena kita telah
mendapatkan firman Allah, maka kita percaya dengan pasti bahwa Allah dapat,
Allah mau, dan Allah telah. Jika tidak mendapatkan firman Allah, jangan
sekali-kali kita mencobai Allah dengan menyerempet bahaya rohani atau melakukan
petualangan rohani. Sugesti bukan iman.
Ada dua langkah
yang perlu diperhatikan oleh saudara saudari yang baru percaya dalam permulaan
berdoa. pertama, berdoa dari belum ada janji sampai beroleh janji,
atau berdoa dari belum memperoleh firman Allah sampai memperoleh firman Allah.
Setiap doa, pada awalnya, selalu memohon kepada Allah dan terus-menerus berdoa,
sekalipun memakan waktu tiga atau lima tahun lamanya, harus terus berdoa.
Adakalanya doa kita baru lewat satu menit saja, sudah dikabulkan Allah, tetapi
ada juga yang belum dikabulkan Allah walau telah didoakan bertahun-tahun
lamanya.Inilah yang disebut periode berdoa atau memohon. Sedangkan
langkah kedua dari setelah mendapatkan janji sampai
terwujudnya janji itu, atau dari setelah mendapatkan firman hingga
terlaksananya firman itu. Inilah periode memuji. Dalam periode
memuji ini, tidak seharusnya memohon lagi, melainkan harus memuji. Jadi tahap
pertama ialah berdoa, tahap kedua ialah memuji Tuhan. Kalau pada tahap pertama
dari tiada firman sampai menerima firman, maka pada tahap kedua dari memiliki
firman sampai memuji Tuhan dan terus memuji sampai menerima apa yang kita
doakan itu. Inilah rahasia berdoa.
Mengapa harus
terbagi dalam dua tahap? Sebab setelah kita berdoa dari hampa tangan sampai
memperoleh iman, kalau kita mengulangi doa itu, iman kita malah akan pudar.
Maka bila sudah beriman, segeralah memuji Allah. Jika kita berdoa lagi, itu
akan berarti: berdoa dari beriman sampai tak beriman, akhirnya malah tidak
mendapatkan sesuatu. "Akan menerima" itulah penerimaan dalam tangan,
sedang "telah menerima" itulah penerimaan dalam roh. Setelah beriman,
walau barangnya belum ada, kita harus mendesaknya melalui memuji, jangan
mendesaknya dengan doa lagi. Karena Allah telah berfirman memberikan kepada
kita, apa lagi yang perlu kita doakan? Kalau batin Anda telah yakin dengan
pasti bahwa Anda "telah menerima," untuk apa Anda memohon lagi?
Banyak orang Kristen mengalami hal ini, yaitu berdoa hingga beriman, kemudian
tidak dapat berdoa lagi, melainkan hanya dapat berkata, "Tuhan! Terpujilah
Engkau!" Demikianlah Anda pasti mendapatkan.
5. Harus Terus
Berdoa
Satu butir lagi
dalam hal berdoa yang harus kita perhatikan, yaitu harus dilakukan secara
terus-menerus, jangan berhenti. Dalam Lukas 18:1 dikatakan, "Harus
selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." Ada doa yang harus
dilakukan terus-menerus, sampai seolah-olah membuat Tuhan repot dan tak dapat
tidak mengabulkan doa tersebut. Ini juga merupakan satu iman lagi. Tuhan
berkata, "Jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di
bumi?" (Luk. 18:8). Iman yang di sini walaupun tidak sama dengan yang
disebut di depan, tetapi tidak bertentangan. Kalau Markus mengatakan harus
berdoa sampai beroleh iman, maka di sini harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu,
yaitu percaya bahwa doa kita di hadapan Allah yang tidak henti-hentinya itu
pada suatu hari tak dapat tidak Allah kabulkan. Beroleh janji atau tidak, tidak
kuhiraukan, pokoknya aku akan berdoa sampai Allah tak dapat tidak
mengabulkannya.
Banyak orang yang doanya tidak dapat diandalkan. Mereka hanya berdoa satu
hari atau dua hari, atau setelah lewat dua bulan sudah dilupakan. Bahkan ada
doa yang tidak pernah diulangi untuk kedua kalinya, seolah-olah tidak pernah
berdoa sama sekali. Cobalah Anda hitung, berapakah doa Anda yang Anda ulangi
sampai dua kali, tiga kali, lima kali, atau sepuluh kali? Tidakkah banyak doa
yang Anda sendiri telah melupakannya? Kalau demikian, mungkinkah Allah mau
mengabulkannya? Kalau Anda berdoa tanpa minat, mungkinkah Allah berminat
mengabulkan doa Anda? Anda sendiri telah melupakan doa Anda itu, bagaimana
Allah akan mengingatnya? Sebenarnya Anda sama sekali tidak berminat. Anda harus
berkemauan dengan tulus murni, baru Anda mendoakannya terus. Berdoa
terus-menerus itu hanya dapat kita lakukan jika kita berada dalam kondisi
terdesak, atau dalam keadaan yang sangat memerlukan, dan dalam perasaan yang
sangat mengharukan. Mungkin setelah lewat sepuluh tahun Anda tetap tak
melupakan: "0, Tuhan, bila Engkau tidak melakukan, aku akan mendoakannya
terus."
Jika Anda ingin
memohon sesuatu, Anda boleh merepotkan Allah. Jika Anda benar-benar
menginginkannya, Anda harus meminta terus sampai Anda mendapatkan pengabulan
dari Allah. Terus berdoa demikian sampai Allah tidak berdaya, dan tak dapat
tidak mengabulkan doa Anda.
0 komentar:
Post a Comment