Bacaan Liturgi Selasa 6 Juni 2017
PF S. Norbertus, Uskup
Bacaan Pertama Tb 2:10-23
Pada malam sesudah menguburkan jenazah, Aku, Tobit, membasuh diri.
Lalu aku pergi ke pelataran rumah dan tidur dekat pagar temboknya. Mukaku tidak tertudung karena udara panas. Aku tidak tahu bahwa ada burung pipit di tembok tepat di atas diriku. Maka jatuhlah tahi hangat ke dalam mataku, lalu muncullah bintik-bintik putih. Aku pun lalu pergi kepada tabib untuk berobat.
Tetapi semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta mataku karena bintik-bintik putih itu, sampai buta sama sekali. Empat tahun lamanya aku tidak dapat melihat. Semua saudaraku merasa sedih karena aku. Dua tahun lamanya aku dipelihara oleh Ahikar sampai ia pindah ke kota Elumais.
Di masa itu isteriku Hana mulai memborong pekerjaan wanita. Pekerjaan itu pun diantarkannya kepada para pemesan dan ia diberi upahnya. Pada suatu hari, yaitu tanggal tujuh bulan Dustrus, diselesaikannya sepotong kain,
lalu diantarkannya kepada pemesan. Seluruh upahnya dibayar, dan ditambah juga seekor anak kambing jantan untuk dimakan. Tetapi setibanya di rumahku anak kambing itu mengembik. Maka aku memanggil isteriku dan bertanya,
"Dari mana anak kambing itu? Apa itu bukan curian? Kembalikanlah kepada pemiliknya! Sebab kita tidak boleh makan barang curian!" Sahut isteriku, "Kambing itu diberikan kepadaku sebagai tambahan upah." Tetapi aku tidak percaya kepada isteriku. Maka kusuruh dia mengembalikan anak kambing itu kepada pemiliknya. Karena perkara itu, aku sangat malu karena isteriku.
Tetapi dia membantah, katanya, "Apa gunanya kebajikanmu? Apa faedahnya semua amalmu itu? Lihat saja apa gunanya bagimu!"
Demikianlah sabda Tuhan.
Pada malam sesudah menguburkan jenazah, Aku, Tobit, membasuh diri.
Lalu aku pergi ke pelataran rumah dan tidur dekat pagar temboknya. Mukaku tidak tertudung karena udara panas. Aku tidak tahu bahwa ada burung pipit di tembok tepat di atas diriku. Maka jatuhlah tahi hangat ke dalam mataku, lalu muncullah bintik-bintik putih. Aku pun lalu pergi kepada tabib untuk berobat.
Tetapi semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta mataku karena bintik-bintik putih itu, sampai buta sama sekali. Empat tahun lamanya aku tidak dapat melihat. Semua saudaraku merasa sedih karena aku. Dua tahun lamanya aku dipelihara oleh Ahikar sampai ia pindah ke kota Elumais.
Di masa itu isteriku Hana mulai memborong pekerjaan wanita. Pekerjaan itu pun diantarkannya kepada para pemesan dan ia diberi upahnya. Pada suatu hari, yaitu tanggal tujuh bulan Dustrus, diselesaikannya sepotong kain,
lalu diantarkannya kepada pemesan. Seluruh upahnya dibayar, dan ditambah juga seekor anak kambing jantan untuk dimakan. Tetapi setibanya di rumahku anak kambing itu mengembik. Maka aku memanggil isteriku dan bertanya,
"Dari mana anak kambing itu? Apa itu bukan curian? Kembalikanlah kepada pemiliknya! Sebab kita tidak boleh makan barang curian!" Sahut isteriku, "Kambing itu diberikan kepadaku sebagai tambahan upah." Tetapi aku tidak percaya kepada isteriku. Maka kusuruh dia mengembalikan anak kambing itu kepada pemiliknya. Karena perkara itu, aku sangat malu karena isteriku.
Tetapi dia membantah, katanya, "Apa gunanya kebajikanmu? Apa faedahnya semua amalmu itu? Lihat saja apa gunanya bagimu!"
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Mzm 112:1-2.7bc-8.9
Hati orang jujur teguh, penuh kepercayaan kepada Tuhan.
*Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
*Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut. Sehingga ia mengalahkan para lawannya.
*Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.
Hati orang jujur teguh, penuh kepercayaan kepada Tuhan.
*Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
*Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut. Sehingga ia mengalahkan para lawannya.
*Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.
Bait Pengantar Injil Ef 1:17-18
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata budi kita
agar kita mengenal harapan panggilan kita.
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata budi kita
agar kita mengenal harapan panggilan kita.
Bacaan Injil Mrk 12:13-17
Pada waktu itu beberapa orang Farisi dan Herodian disuruh menghadap Yesus, untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur. Engkau tidak takut kepada siapa pun, sebab Engkau tidak mencari muka, tetapi dengan jujur mengajar jalan Allah. Nah, bolehkah kita membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka, "Mengapa kamu mencobai Aku?
Tunjukkanlah suatu dinar untuk Kulihat!" Mereka menunjukkan sekeping dinar. Lalu Yesus bertanya, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan Kaisar." Maka kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia.
Demikianlah Injil Tuhan.
Pada waktu itu beberapa orang Farisi dan Herodian disuruh menghadap Yesus, untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur. Engkau tidak takut kepada siapa pun, sebab Engkau tidak mencari muka, tetapi dengan jujur mengajar jalan Allah. Nah, bolehkah kita membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka, "Mengapa kamu mencobai Aku?
Tunjukkanlah suatu dinar untuk Kulihat!" Mereka menunjukkan sekeping dinar. Lalu Yesus bertanya, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan Kaisar." Maka kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan.
Jujur
ajur, artinya kalau kita jujur kita malah hancur. Ini ironi kehidupan dalam
masyarakat kita. Bukankah kita harus jujur? Bukankah kejujuran itu keutamaan
yang sangat baik dan harus kita perjuangkan? Maka kita jangan terlalu polos dan jujur apa adanya apabila kita belum
mengenal kelompok orang yang ada sekitar kita. Coba bayangkan , apabila kita
ditanyai teman di terminal , kamu membawa apa, lalu kita jawab , ini aku
membawa uang 5 juta, kemudian pasti copet copet segera pasang strategi untuk
menyerobot tas kita, Ini terlalu jujur cenderung bodoh.
Tobit
adalah manusia jujur. Meski matanya menjadi buta dan menderita, ia tidak mau
berbuat aib dengan ketidak jujurannya. Ketika istrinya membawa anak kambing
jantan , ia tidak percaya bahwa itu
diberikan . Itulah isi bacaan pertama. Pada Injil hari ini Yesus dipuji sebagai
orang yang jujur oleh orang Farisi dan Herodian. Sebaliknya , meski orang
Farisi dan Herodian itu memuji Yesus, hati mereka munafikkarena yang ada dihati mereka adalah mau menjatuhkan Yesus , mau menyalahkan Yesus.
Dan Yesus sangat lihai menjawab jebakan mereka tanpa mengorbankan kejujuran.
Baik
kalau hari ini kita merenungkan sikap kejujuran kita . Kita meski jujur kepada
Tuhan karena Tuhan mengetahui segalanya. Kita perlu jujur kepada sesama karena
mereka berhak mengetahui yang sebenarnya.. Hanya saja kita tidak boleh bodoh ,
asal jujur tanpa lihat lihat. Dan yang paling perlu , kita perlu jujur dengan diri sendiri . Banyak orang yang demi
nama baik atau prestise atau harga diri lalu melakukan sesuatu yang sebenarnya
bukan kemampuannya. Demi gengsi penampilan , orang membeli mobil atau gaun
indah nan mahal , padahal hidupnya kelas espas alias ekonomi pas pasan , malah
menderita kan?
Butir permenungan.
Dalam
hidup ini seringkali kita sangat keras menuntut dan meminta hak kita kepada
Tuhan dan kepada negara . Namun kita sering sulit dan pelit kalau harus
memberikan entah waktu, tenaga dan pikiran kepada Tuhan dan negara . Kita
berdoa , memohon dan berteriak kalau memerlukan bantuan dari Tuhan atau negara
namun saat kita tidak perlu bantuan , kita seringkali ingat Tuhan pun tidak.
Injil hari ini mengajak kita untuk jujur melihat diri kita dan berani berubah .
Mari kita memberikan bukan hanya kewajiban kita kepada Tuhan dan negara tetapi
kalau diperlukan berikanlah juga hak hak pribadi kita.
Doa.
Ya
Tuhan maafkanlah kalau kami lebih sering menuntut berkat-Mu namun sulit kalau
kami dituntut untuk memberikan diri kami kepada-Mu. Amin.
Semoga Bapa
Tuhan kita Yesus Kristus menerangi
mata budi kita agar kita mengenal
harapan panggilan kita.
0 komentar:
Post a Comment