Bacaan
Liturgi Kamis 8 Juni 2017
Bacaan
Pertama Tb 6:10-11;7:1.6.8-13;8:1.5-9
Dalam perjalanannya, Tobia dan Rafael memasuki negeri Media dan sudah sampai dekat kota Ekbatana. Lalu berkatalah Rafael kepada Tobia,
"Saudara Tobia!" Sahut Tobia, "Ada apa?" Rafael menyambung, "Malam ini kita harus bermalam pada Raguel. Dia itu seorang kerabatmu, dan mempunyai seorang puteri bernama Sara. Ketika mereka tiba di kota Ekbatana, berkatalah Tobia kepada temannya, "Saudara Azarya, antarkanlah aku langsung ke rumah Raguel, saudara kami." Iapun lalu mengantarkannya ke rumah Raguel. Raguel sedang duduk pada pintu pelataran rumahnya. Mereka memberikan salam kepada Raguel. Dia membalas, katanya,
"Banyak salam, saudara-saudara. Selamat datang!" Lalu mereka dipersilakannya masuk. Kemudian Raguel berkata kepada Tobia,
"Tuhan memberkati engkau, nak! Engkau adalah putera seorang mulia dan baik! Alangkah celakanya ayahmu! Orang yang begitu baik dan penderma itu menjadi buta!" Kemudian Raguel menyembelih seekor domba betina dari kawanannya, dan ia menyambut Tobia dan Rafael dengan ramah. Sesudah mencuci dan membasuh diri mereka duduk makan. Berkatalah Tobia kepada Rafael, "Saudara Azarya, katakanlah kepada Raguel, supaya saudariku Sara diberikannya kepadaku." Mendengar perkataan itu berkatalah Raguel kepada pemuda itu, "Makan dan minumlah, serta bersenang-senanglah malam ini.
Memang, Saudara, tak seorangpun lebih berhak mengambil Sara, anakku,
sebagai isterinya, daripada engkau. Karena itu aku tidak berwenang lagi
memberikannya kepada seseorang kecuali kepadamu. Sebab engkaulah yang paling karib. Tetapi, anakku, aku harus memberitahukan kebenaran.
Sara sudah kuberikan kepada tujuh laki-laki di antara saudara kita! Tetapi semuanya mati pada malam pertama menghampiri Sara. Maka anakku, baiklah sekarang makan dan minum saja. akan mengambil tindakan bagimu."
Tetapi sahut Tobia, "Aku tidak akan makan atau minum apa-apa, sebelum engkau mengambil keputusan tentang diriku." Maka jawab Raguel,
"Baiklah! Sara kuberikan kepadamu sesuai dengan ketetapan Kitab Musa.
Allah sudah memutuskan, bahwa Sara harus diberikan kepadamu. Maka hendaklah menerima saudarimu ini. Mulai sekarang ini engkau menjadi kakaknya, dan ia menjadi adikmu. Semenjak hari ini ia diberikan kepadamu untuk selama-lamanya. Dan, anakku, semoga kamu pada malam ini juga diberkati oleh Tuhan semesta langit. Semoga Ia menurunkan kasih setia dan damai sejahtera atas dirimu." Lalu Raguel memanggil Sara, anaknya. Ketika Sara datang, Raguel memegang tangannya, dan dengan demikian ia menyerahkan Sara kepada Tobia, sambil berkata, "Sungguh, sesuai dengan hukum Taurat ia kupercayakan kepadamu dan seturut ketetapan yang tersurat dalam Kitab Musa ia kuberikan kepadamu menjadi isterimu. Ambillah dia, dan antarkanlah kepada ayahmu dengan sehat walafiat. Moga-moga Yang Berkuasa di Surga menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua." Selesai makan dan minum mereka semua mau pergi tidur.
Tobia diantar ke kamar yang sudah disiapkan untuk mereka. Setelah masuk kamar tidur, Tobia dan Sara berdoa dan mohon supaya mereka mendapat perlindungan. Mereka memanjatkan doa sebagai berikut: "Terpujilah Engkau, ya Allah leluhur kami, dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad.
Hendaknya sekalian langit memuji Engkau, dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya. Engkaulah yang telah menjadikan Adam, dan baginya telah Kaubuat Hawa isterinya sebagai pembantu dan penopang. Dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya. Engkau pun bersabda, "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita menjadikan penolong baginya,
yang sepadan dengan dia." Ya Tuhan, bukan karena nafsu birahi kuambil saudariku ini, melainkan dengan hati benar. Sudilah kiranya mengasihani kami berdua, dan membuat kami menjadi tua bersama." Serentak berkatalah mereka, "Amin! Amin!" Kemudian mereka tidur semalam-malaman.
Demikianlah sabda Tuhan.
Dalam perjalanannya, Tobia dan Rafael memasuki negeri Media dan sudah sampai dekat kota Ekbatana. Lalu berkatalah Rafael kepada Tobia,
"Saudara Tobia!" Sahut Tobia, "Ada apa?" Rafael menyambung, "Malam ini kita harus bermalam pada Raguel. Dia itu seorang kerabatmu, dan mempunyai seorang puteri bernama Sara. Ketika mereka tiba di kota Ekbatana, berkatalah Tobia kepada temannya, "Saudara Azarya, antarkanlah aku langsung ke rumah Raguel, saudara kami." Iapun lalu mengantarkannya ke rumah Raguel. Raguel sedang duduk pada pintu pelataran rumahnya. Mereka memberikan salam kepada Raguel. Dia membalas, katanya,
"Banyak salam, saudara-saudara. Selamat datang!" Lalu mereka dipersilakannya masuk. Kemudian Raguel berkata kepada Tobia,
"Tuhan memberkati engkau, nak! Engkau adalah putera seorang mulia dan baik! Alangkah celakanya ayahmu! Orang yang begitu baik dan penderma itu menjadi buta!" Kemudian Raguel menyembelih seekor domba betina dari kawanannya, dan ia menyambut Tobia dan Rafael dengan ramah. Sesudah mencuci dan membasuh diri mereka duduk makan. Berkatalah Tobia kepada Rafael, "Saudara Azarya, katakanlah kepada Raguel, supaya saudariku Sara diberikannya kepadaku." Mendengar perkataan itu berkatalah Raguel kepada pemuda itu, "Makan dan minumlah, serta bersenang-senanglah malam ini.
Memang, Saudara, tak seorangpun lebih berhak mengambil Sara, anakku,
sebagai isterinya, daripada engkau. Karena itu aku tidak berwenang lagi
memberikannya kepada seseorang kecuali kepadamu. Sebab engkaulah yang paling karib. Tetapi, anakku, aku harus memberitahukan kebenaran.
Sara sudah kuberikan kepada tujuh laki-laki di antara saudara kita! Tetapi semuanya mati pada malam pertama menghampiri Sara. Maka anakku, baiklah sekarang makan dan minum saja. akan mengambil tindakan bagimu."
Tetapi sahut Tobia, "Aku tidak akan makan atau minum apa-apa, sebelum engkau mengambil keputusan tentang diriku." Maka jawab Raguel,
"Baiklah! Sara kuberikan kepadamu sesuai dengan ketetapan Kitab Musa.
Allah sudah memutuskan, bahwa Sara harus diberikan kepadamu. Maka hendaklah menerima saudarimu ini. Mulai sekarang ini engkau menjadi kakaknya, dan ia menjadi adikmu. Semenjak hari ini ia diberikan kepadamu untuk selama-lamanya. Dan, anakku, semoga kamu pada malam ini juga diberkati oleh Tuhan semesta langit. Semoga Ia menurunkan kasih setia dan damai sejahtera atas dirimu." Lalu Raguel memanggil Sara, anaknya. Ketika Sara datang, Raguel memegang tangannya, dan dengan demikian ia menyerahkan Sara kepada Tobia, sambil berkata, "Sungguh, sesuai dengan hukum Taurat ia kupercayakan kepadamu dan seturut ketetapan yang tersurat dalam Kitab Musa ia kuberikan kepadamu menjadi isterimu. Ambillah dia, dan antarkanlah kepada ayahmu dengan sehat walafiat. Moga-moga Yang Berkuasa di Surga menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua." Selesai makan dan minum mereka semua mau pergi tidur.
Tobia diantar ke kamar yang sudah disiapkan untuk mereka. Setelah masuk kamar tidur, Tobia dan Sara berdoa dan mohon supaya mereka mendapat perlindungan. Mereka memanjatkan doa sebagai berikut: "Terpujilah Engkau, ya Allah leluhur kami, dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad.
Hendaknya sekalian langit memuji Engkau, dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya. Engkaulah yang telah menjadikan Adam, dan baginya telah Kaubuat Hawa isterinya sebagai pembantu dan penopang. Dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya. Engkau pun bersabda, "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita menjadikan penolong baginya,
yang sepadan dengan dia." Ya Tuhan, bukan karena nafsu birahi kuambil saudariku ini, melainkan dengan hati benar. Sudilah kiranya mengasihani kami berdua, dan membuat kami menjadi tua bersama." Serentak berkatalah mereka, "Amin! Amin!" Kemudian mereka tidur semalam-malaman.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Mzm 128:1-2.3.4-5
Orang yang takwa hidupnya akan diberkati Tuhan.
*Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
*Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak - anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!
*Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,
Orang yang takwa hidupnya akan diberkati Tuhan.
*Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
*Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak - anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!
*Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,
Bait
Pengantar Injil Mzm 119:34
Berilah aku pengertian, maka aku akan mentaati hukum-Mu, aku akan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan.
Berilah aku pengertian, maka aku akan mentaati hukum-Mu, aku akan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan.
Bacaan Injil Mrk 12:28b-34
Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus, dan bertanya, "Perintah manakah yang paling utama?" Yesus menjawab, "Perintah yang utama ialah: 'Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu Tuhan yang esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. Dan perintah yang kedua, ialah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.' Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini." Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus, "Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan, bahwa Dia itu esa, dan tak ada Allah lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan
serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, jauh lebih utama dari pada semua kurban bakar dan persembahan." Yesus melihat betapa bijaksananya jawaban orang itu. Maka Ia berkata kepadanya, "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah." Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus, dan bertanya, "Perintah manakah yang paling utama?" Yesus menjawab, "Perintah yang utama ialah: 'Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu Tuhan yang esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. Dan perintah yang kedua, ialah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.' Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini." Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus, "Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan, bahwa Dia itu esa, dan tak ada Allah lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan
serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, jauh lebih utama dari pada semua kurban bakar dan persembahan." Yesus melihat betapa bijaksananya jawaban orang itu. Maka Ia berkata kepadanya, "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah." Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan.
Seorang bapak ditawari temannya untuk berbisnis minuman keras, Bapak ini
menolak walaupun keuntungannya sangat menggiurkan. Alasannya , bisnis tersebut
tidak sesuai dengan hati nuraninya, ia khawatir bisnisnys berakibat buruk
bagi orang lain, tentu Allah tidak berkenan ia mencelakakan orang lain.
Melalui Injil hari ini kita diminta mencintai Allah dengan segenap hati,
jiwa , akal budi, dan kekuatan . Inilah perintah yang utama. Artinya, prioritas
pertama kita adalah taat pada kehendak Tuhan yang keluar dari hati yang
mencintai. Kehendak Allah harus menjadi patokan hidup kita. Namun
ada juga orang menyakiti orang lain untuk “membela” Tuhan dan atas nama
“cinta” kepada Tuhan. Cinta kepada Tuhan tentulah harus seiring dengan cinta
kepada sesama, . Inilah perintah yang sama pentingnya yaitu mencintai sesama
seperti diri sendiri.
Cinta kepada Tuhan berarti menjalin keintiman dengan-Nya, ada hubungan
antara dua pribadi yang saling mengasihi. Apapun yang kita lakukan adalah untuk
menyenangkan Allah, kalau kita berkeluarga maka tujuannya adalah menggenapi
rencana Allah bagi kita.
Sebagaimana Yesus datang kedunia ini untuk melayani, demikian hidup kita
adalah untuk melayani Tuhan. Sekolah pelayanan kita yang pertama adalah
keluarga, Dalam keluarga cinta dimurnikan . Tidak ada “award” bagi ibu
rumah tangga atau menantu yang baik. Ketika tidak ada orang yang memuji,
atau menggaji maka disitulah ketulusan dan kemurnian cinta diuji.
Ujian cinta yang pertama adalah dalam keluarga.
Rasul Paulus berkata, jika kamu tidak bekerja, janganlah kamu makan.Paulus
tidak mau menjadi beban bagi orang lain, Ia bekerja sambil melayani, Kita
bekerja untuk menghidupi keluarga, Pekerjaan tidak boleh mengorbankan keluarga
dan iman kita, Pekerjaan yang hampir menyita seluruh waktu dan perhatian kita,
bukanlah pekerjaan yang mendekatkan kita pada keluarga dan Tuhan. Pilihan ada
di tangan kita , apakah kita berani memilih pekerjaan A yang hasilnya
tidak sebesar B namun kita mempunyai waktu bagi keluarga dan Tuhan. Oleh
karena itu semua aktifitas dalam keluarga dan pekerjaan perlu bermuara pada
mencari dan melakukan kehendak-Nya. Segala galanya adalah bagi Tuhan.
Butir permenungan.
Yesus
menyampaikan inti dari seluruh ajaran-Nya , yaitu kasih. Bagi-Nya mengasihi
Bapa adalah menuruti kehendak-Nya secara totol dalam pikiran, akal budi,
kehendak dan kekuatan.prinsip totalitas ini bukan rimusan kata kata atau
ideologi saja tetapi suatu relasi yang dibangun terus menerus. Karena itu Ia
selalu menyatakan bahwa diri-Nya adalah satu dengan Bapa. Apa yang
dikerjakan-Nya adalah pekerjaan Bapa. Kasih yang mengalir dari Bapa tercurah
kepada sesama. Sikap empati dan meringankan beban adalah wujud kasih yang
setara. Yesus mengangkat martabat manusia yang direndahkan dan menjamah mereka
tanpa pengecualian. Ia hadir , berkuasa dalam kata kata dan mengampuni dosa mereka. Itulah kasih yang
membebaskan yang menjadi inti pewartaan-Nya.
Doa.
Ya
Yesus, ajarilah kami supaya bertumbuh dalam kasih akan Bapa dan sesama .
Jauhkanlah sikap egois dan munafik dari hidup kami . Amin.
Berbahagialah
orang yang takwa kepada Tuhan, yang
hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Apabila
engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
0 komentar:
Post a Comment