January 1, 2017

RENUNGAN HARIAN, (SENIN 2 JANUARI 2016)

Bacaan Liturgi Masa Natal 02 Januari 2017
PW S. Basilius Agung dan S. Gregorius dari Nazianze, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  1Yoh 2:22-28
Anak-anakku terkasih, barangsiapa menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus, dia itu seorang pendusta! Dan barangsiapa menyangkal baik Bapa maupun Anak, dia itu adalah antikristus. Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengakui Anak, ia juga memiliki Bapa. Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari semula, itu harus tetap tinggal di dalam dirimu. Jika apa yang telah kamu dengar dari semula itu tetap tinggal di dalam dirimu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa. Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal. Semua ini kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu. Sebab di dalam dirimu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari Yesus. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan Yesus mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 98:1.2-3b.3c-4
Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. 
*Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya. 
Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel. 
*Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita. 
Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!

Bait Pengantar Injil  Ibr 1:1-2
Dahulu kala dengan pelbagai cara Allah berbicara kepada leluhur kita 
dengan perantaraan para nabi; pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita 
dengan perantaraan Anak-Nya.
Bacaan Injil  Yoh 1:19-28
Inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus kepadanya beberapa imam dan orang-orang Lewi untuk menanyakan kepadanya, "Siapakah engkau?" Yohanes mengaku dan tidak berdusta, katanya, "Aku bukan Mesias!" Lalu mereka bertanya kepadanya, "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Yohanes menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Ia pun menjawab, "Bukan!" Maka kata mereka kepadanya, "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" 
Jawab Yohanes, "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: 
Luruskanlah jalan Tuhan seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya." 
Di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. 
Mereka bertanya kepadanya, "Mengapa engkau membaptis jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" Yohanes menjawab kepada mereka, "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak." 
Hal ini terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis orang. 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Anak kecil sering ditanya :” Kalau kamu sudah besar kamu mau jadi apa?” Pertanyaan seperti ini biasa dipertanyakan orang tua anak atau om, tante, atau siapa saja yang ingin tahu cita cita seorang anak. Jawaban bisa bermacam macam, tergantung pengetahuan anak yang diperoleh dari lingkungan keluarga  dan pergaulannya. Ada yang mau jadi tentara , dokter, ahli computer dan lain lain. Masihkah ada yang mau menjawab mau jadi pastor, bruder, atau suster?
Keluarga Basilius terkenal dalam hidup beragamanya . Beberapa anggota keluarga bahkan menjadi Santo atau Santa : Makrina (nenek), Emilia (ibu), Gregorius dari Nyssa dan Petrus Sebastea (dua adiknya). Tentu pengaruh kehidupan beriman dalam keluarga sangat menentukan. Apabila sejak kecil anak sudah diperkenalkan dengan pelbagai praktek hidup beriman yang membahagiakan hidup keluarga, besar kemungkinan anak akan menelusuri panggilannya seturut apa yang dirasakan membahagiakan. Apa sebenarnya hal yang membahagiakan itu?  Menurut murid yang dikasihi Yesus, “ tinggal di dalam Kristus”
Kristus yang diikuti oleh St. Basilius Agung dan beberapa anggota keluarga itulah yang kedatangannya dipersiapkan oleh Yohanes dengan mengutip Yesaya mengatakan .” Akulah  suara orang yang berseru seru  dipadang gurun, Luruskanlah jalan Tuhan, seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya (Yoh 1:23) Ikut ambil bagian dalam “meluruskan jalan Tuhan”  kiranya merupakan panggilan Allah yang dapat memberikan kebahagiaan yang mendalam bagi mereka yang menghayati hidup berimannya secara konsekuen. 
 “Tinggal dalam Kristus”   merupakan tujuan hidup setiap orang beriman  Katolik yang perlu ditanamkan pada anak anak dalam keluarga.  

Butir  permenungan
Kerendahan hati seseorang seringkali disalahartikan oleh banyak orang. Orang yang rendah hati sering dituduh sebagai orang bodoh karena ketika dia dicaci maki dia diam saja. Orang yang rendah hati bisa juga dikatakan gila karena ketika dia diberikan hadiah tetapi dia tidak mau menerimanya.
 Memang sifat kerendahan hati selalu menjadi sebuah fenomena. Kisah Injil hari ini menunjukkan kerendahan hati Yohanes Pembaptis. Dia adalah nabi terakhir yang dikirim oleh Allah sebelum Yesus . Ketika orang bertanya kepada dia “Siapakah Engkau” Dia hanya menjawab bahwa dia adalah utusan Allah untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus. Padahal karunia yang dimilikinya hampir sama dengan apa yang dimiliki oleh Yesus. Bagaimana dengan kita? Apakah kita adalah orang yang rendah hati , bila kita berhadapan dengan sesama dan Allah? Mungkin kita bukanlah orang yang rendah hati karena seringkali kita tidak menerima saat orang menghina kita. Mungkin kita bukanlah orang yang rendah hati saat kita berhadapan dengan orang orang yang lebih tua dari kita . Yohanes Pembaptis memberikan sebuah teladan bagi kita bahwa kerendahan hati pasti mendatangkan berkat, bukan hanya berkat didunia ini saja tetapi juga berkat disurga kelak . Kerendahan hati juga telah dimiliki oleh Santo Basilius Agung dan Santo Gregorius dari Nazianze yang kita peringati hari ini.  Kerendahan hati mereka saat berhadapan dengan semua orang dan dihadapan Allah telah menghantar mereka kepada jajaran para kudus. Mereka telah mengorbankan seluruh hidup mereka hanya demi kemuliaan Allah.
Dengan sikap batin yang rendah hati dan ketekunan doa yang kuat, dimanapun kita bertugas dan melayani tentu tumbuhlah disana buah – buah pelayanan dan pengajaran yang sehat , baik , dan bijaksana.

Doa
Ya Tuhan, berilah kami kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam meluruskan jalan Tuhan yang merupakan panggilan Allah yang dapat memberikan kebahagiaan yang mendalam bagi kami yang menghayati hidup beriman secara konsekuen.  Amin.



0 komentar:

Post a Comment