January 6, 2017

RENUNGAN HARIAN, ( SABTU 7 JANUARI 2017)

Bacaan Liturgi  Sabtu  7 Januari 2017
PF S. Raimundus dari Penyafort, Imam

Bacaan Pertama  1Yoh 5:14-21
Saudara-saudaraku terkasih, inilah sebabnya kita berani menghadap Allah, 
yaitu karena Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya. Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, 
hendaklah ia berdoa kepada Allah; maka Allah akan memberikan hidup kepadanya, yaitu kepada dia yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut itu. Ada dosa yang mendatangkan maut, dan tentang ini, tidak kukatakan bahwa ia harus berdoa. Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut. Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindungi orang itu, dan si jahat tidak dapat menjamahnya. Kita tahu bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat. Akan tetapi kita tahu bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar. Sungguh, kita berada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan kehidupan yang kekal. Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.

Mazmur  Mzm 149:1-2.3-4.5.6a.9b
Tuhan berkenan kepada umat-Nya.
*Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yagn baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak - sorak atas raja mereka! 
*Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan. 
*Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah 
ada dalam kerongkongan mereka; itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bait Pengantar Injil  Luk 7:16
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah telah mengunjungi umat-Nya.

Bacaan Injil  Yoh 2:1-12
Pada waktu itu ada pesta perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ. Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. 
Ketika mereka kekurangan anggur, Maria berkata kepada Yesus, "Mereka kehabisan anggur!" Kata Yesus kepadanya, "Mau apa engkau dari pada-Ku, ibu?  Saat-Ku belum tiba!" Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan, 
"Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah!" Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu, "Isilah penuh tempayan-tempayan itu dengan air!" Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka, "Sekarang cedoklah, dan bawalah kepada pemimpin pesta!" Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan yang mencedok air itu mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki dan berkata kepadanya, 
"Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dulu, dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik. Akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, dan merupakan yang pertama dari tanda-tanda-Nya. Dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum bersama dengan ibu, saudara-saudara dan murid-murid-Nya, dan mereka tinggal di situ beberapa hari saja.
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Coba kita bayangkan, dalam suatu pesta besar, nasi atau menu utamanya habis. Padahal masih banyak tamu yang belum makan. Tuan yang mengadakan pesta pasti sangat malu. Penyelenggara pesta dalam Injil hari ini juga pasti akan merasakan hal yang sama apabila tahu bahwa ia kehabisan anggur. Dalam budaya Yahudi, anggur menjadi minuman utama yang harus ada dalam setiap pesta. Kisah ini berakhir baik, Dengan campur tangan Bunda Maria dan Tuhan Yesus, penyelenggara pesta diselamatkan dari rasa malu, Pertanyaannya, apakah penyelenggara pesta  itu tahu bahwa ia kehabisan anggur? Bisa jadi, tidak. Bisa juga ia tidak tahu asal anggur yang nikmat itu. Persoalan besar yang bahkan tidak diketahuinya terselesaikan, hanya karena ia mengundang Tuhan Yesus dan Bunda Maria kedalam pestanya. (Yoh 2:1-11)
Dalam kaitannya dengan doa, mengapa kita perlu ber pasrah? Ber pasrah berarti menyandarkan seluruh hidup kepada Tuhan. Salah satu alasan mengapa kita berpasrah adalah karena kita tidak tahu apa yang akan menimpa kita. Tuhan sendirilah yang akan menyelesaikannya, bahkan tanpa kita ketahui. Hal ini hanya akan terjadi apabila kita mau ber pasrah.
Apabila kita melihat doa doa kita, seringkali doa kita hanya fokus pada kesusahan yang ada didepan mata kita.  Ketika kita mulai merasa bahwa Tuhan tidak menjawab doa kita , kita mulai berhenti berdoa , bahkan ada yang tidak percaya lagi kepada Tuhan. Kita seperti seorang anak yang menangis karena tidak berhasil  mengambil bola dibawah meja makan. Padahal, tanpa ia ketahui sedari tadi sang ibu sedang menjaga dari belakang agar kepalanya tidak terbentur meja. Seperti sang ibu, Tuhan sedang menyelamatkan diri kita dari persoalan yang jauh lebih besar bahkan tanpa kita ketahui. Kita sering tidak menyadari bahwa Tuhan setia menjaga kita, karena kita hanya fokus pada permohonan kita, sehingga dalam doa , kita hanya terus meminta dan meminta.
Ber pasrah berarti mengundang Tuhan Yesus dan Bunda Maria masuk kedalam hidup kita , pada saat suka dan susah. Tuan yang mengadakan pesta melakukan yang benar dengan mengundang Tuhan Yesus dan Bunda Maria kedalam sukacitanya, ia tidak meminta apa apa kepada Tuhan Yesus, ia ingin agar Tuhan Yesus dan ibu-Nya turut merasakan sukacita pestanya.

Butir permenungan.
Bunda Maria adalah seorang ibu yang turut merasakan apa yang dialami oleh tuan pesta ketika mereka kehabisan anggur. Jiwa sosial dan kepekaan Bunda Maria  amat kelihatan disini . Sama halnya dengan ibu ibu kita yang membantu mengurus di dapur ketika ada pesta . Mereka pasti sibuk mencari solusi yang terbaik bila terjadi kekurangan. Sosok Bunda Maria disini ditampilkan sebagai seorang teladan yang peduli  . yang menjadi perantara antara seorang ibu dengan sang anak . Hukum kedekatan dalam meminta sesuatu berlaku dimanapun . Demikian juga dengan Bunda Maria sebagai perantara . Ia berkata kepada para pelayan : “ Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu “ Bunda Maria tidak mendikte Yesus karena dia yakin Anaknya akan melakukan sesuatu . Yesus pada awalnya menolak permintaan itu . tetapi pada akhirnya Ia melakukannya . Ini tentu karena ibu-Nya yang memintanya.
Yesus meminta para pelayan untuk mencedok air dan membawanya ke tuan pesta . Iman para pelayan juga disini berlaku. Karena iman akan Yesus mereka pun melakukannya. Air berubah menjadi anggur yang baik. Anggur adalah lambang anugerah Allah yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Kita pun akan menerima anugerah anugerah itu kalau kita mempunyai iman yang dalam akan Yesus. Yesus adalah pusat yang mengatasi kesulitan kita . Akan tetapi perlu seorang perantara yang menghubungkan
Kadang kita peka dan mampu menangkap kekurangan dan kebutuhan disekitar kita. Namun seringkali kita tidak tergerak untuk berusaha mengatasinya. Kita sering menunggu dan merasa  itu bukan tanggung jawab kita. Berani kah kita meneladani Bunda Maria yang mampu melihat kekurangan yang  ada disekitar kita  dan juga tergerak untuk mencari solusi atas kekurangan yang ada disekitar kita?

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, berilah kami kemampuan untuk melihat kekurangan kekurangan disekitar kita dan berani untuk mencari jalan mengatasi kekurangan tersebut. Amin. 




0 komentar:

Post a Comment