January 4, 2017

RENUNGAN HARIAN, (KAMIS 5 JANUARI 2017)

Bacaan Liturgi Kamis  5 Januari 2017

Bacaan Pertama  1Yoh 3:11-21
Anak-anakku terkasih, inilah berita yang telah kamu dengar dari semula, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; bukan seperti Kain yang berasal dari si jahat dan membunuh adiknya. Apakah sebabnya Kain membunuh adiknya? Sebab segala perbuatannya jahat, sedang perbuatan adiknya benar. Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu. Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. 
Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap berada di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh. Dan kamu tahu, tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup kekal di dalam dirinya. Tetapi kita mengetahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; maka kita pun wajib menyerahkan nyawa untuk saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan, tetapi ia menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Demikianlah kita ketahui bahwa kita berasal dari kebenaran, dan kita dapat menghadap Allah dengan hati tenang, 
sebab jika kita dituduh oleh hati kita, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita, 
dan Ia mengetahui segala sesuatu. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian penuh iman untuk mendekati Allah. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur   Mzm 100:1-2.3.4.5
Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi.
*Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! 
*Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. 
*Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah nama-Nya! 
*Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

Bacaan Injil   Yoh 1:43-51
Sekali peristiwa Yesus memutuskan untuk pergi ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Lalu Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya, "Kami telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, 
yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." Kata Natanael kepadanya, "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Kata Filipus kepadanya, "Mari dan lihatlah!" 
Melihat Natanael datang kepada-Nya, Yesus berkata tentang dia, "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada Yesus, 
"Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya, "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya, "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus menjawab, kata-Nya, "Karena Aku berkata kepadamu 'Aku melihat engkau di bawah pohon ara' 
maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." 
Lalu kata Yesus kepadanya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Bukankah kita ini gampang sekali jengkel pada sesama? Santai – santai naik mobil atau motor. Kita dikepoot ( didahului sambil didesak) oleh pengendara lain. Lalu  .... jengkellah kita . Sudah janjian untuk meeting atau pertemuan jam 10.00 pagi, teman kita datang terlambat satu jam tanpa pemberitahuan . Maka jengkellah kita . Baru asyik – asyik membaca buku novel yang disukai, tiba - tiba anak – anak muda di tetangga sebelah main band dengan suara yang memekakkan telinga. Dan .... jengkellah kita . Jengkel dan marah merupakan godaan se hari – hari .
Kata kata Santo Yohanes pada bacaan pertama ini sangat bagus dan mengingatkan kitan harus saling mengasihi . Kita harus saling mengasihi bukan dengan perkataan atau lidah tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran . Bukan hanya itu , bahkan dikatakan jika kita membenci seseorang itu sudah sama dengan pembunuh. Belum perlu sampai menghilangkan nyawa seseorang  , orang sudah dapat disebut pembunuh menurut pandangan Kristiani , yaitu apabila orang itu membenci saudaranya.
Kisah itu paling tampak pada kerelaan untuk menyerahkan hidup kita untuk kebaikan sesama . Sedangkan benci itu  berujung pada keinginan untuk mengambil atau meniadakan hidup sesama.
 . Maka marilah kita tidak membiarkan diri kita untuk gampang membenci . Rasa benci itu mulai merayap dalam hati kita dikala kita membiarkan rasa jengkel , sebel , anyel , sirik pada sesama menghinggapi hati kita.

Butir permenungan.
Yesus memanggil siapa saja yang berkehendak baik . Panggilan itu adalah inisiatif dari Tuhan dan jawaban manusia atas tawaran – Nya . Yesus memanggil murid murid – Nya dengan kekhasan mereka masing masing . Ketika Yesus bertemu dengan Filipus dan memanggil – Nya : Ikutlah Aku “ Filipus bertemu dengan Natanael dan bersaksi : “Kami telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi yaitu Yesus , anak Yusup dari Nasaret.”  Natanael bingung dan bertanya dalam keraguan : “ Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nasaret? “ Filipus mengatakan : “ Mari dan lihatlah “ Natanael pun datang kepada Yesus . Yesus berkata kepadanya : “ Lihatlah , inilah seorang Israel sejati , tidak ada kepalsuan di dalamnya “ Pengalaman perjumpaan dengan Yesus membuat Natanael percaya dan tinggal bersama – Nya . Ia percaya bahwa Yesus adalah Mesias . Lalu Yesus mempertegas identitas-Nya dengan berkata : “ Sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat malaikat akan turun naik kepada Anak Manusia “
Kisah Injil ini melukiskan tentang pribadi Natanael yang dipanggil dan diundang oleh Yesus untuk masuk dalam persekutuan para Rasul . Apakah Natanael punya kwalitas yang diandalkan? Yesus melihat satu hal yakni kejujuran . Natanael tidak menyembunyikan perasaannya . Ia mengungkapkan apa adanya yang dia alami . Bagi Yesus  , sikap dasar ini kalau dimurnikan akan menjadi modal yang sangat kuat untuk menjadi penerus karya pewartaan kasih . Kita sebagai pengikut Kristus diajak untuk ambil bagian dalam persekutuan – Nya . Siapapun kita , datanglah kepada – Nya untuk menemukan potensi sekecil apapun yang ada dalam diri  kita  . Dan kita wujudkan itu dalam keberpihakan kita kepada Tuhan dalam diri sesama.
Pengalaman pribadi akan Yesus adalah sesuatu yang amat penting . Iman menjadi teguh karena dibenarkan oleh pengalaman bahwa Ia tetap hidup dan bahwa Roh Kudus – Nya tetap menyertai perjuangan hidup . Jangan sampai kita mengikuti pelbagai kegiatan yang berkaitan dengan iman , semata mata karena tertarik pada si pemberi . Jangan sampai kita tertarik se mata mata karena rasa senang dan terhibur , atau ingin mendengar sensasi. Dalam banyak hal yang biasa dan sederhana , saat membaca Kitab Suci , ketika merayakan Ekaristi, saat mewujudkan kasih dalam persaudaraan . Yesus membiarkan diri – Nya dialami  , dicintai dan diyakini .
   
Doa.
Ya Allah Bapa yang mahabaik, kami umat - Mu bersyukur atas kasih – Mu dalam diri Yesus yang memanggil para murid – Nya untuk melayani Dikau dan sesama. Amin.



  

0 komentar:

Post a Comment