January 25, 2017

RENUNGAN HARIAN, (KAMIS 26 JANUARI 2017)

Bacaan Liturgi Kamis  26 Januari 2017
PW S. Timotius dan Titus, Uskup

Bacaan Pertama  Ibr 10:19-25
Saudara-saudara, berkat darah Yesus, kita sekarang dapat masuk ke dalam tempat kudus dengan penuh keberanian, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang memberi hidup bagi kita, yakni melalui tabir, yang tidak lain adalah diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Agung sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat, dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan akan harapan kita, sebab Dia, yang menjanjikannya, adalah setia.Di samping itu marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadat umat, seperti dibiasakan oleh beberapa orang!  Sebaliknya marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6
Itulah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai. 
*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,   yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan. 
*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah,  penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bait Pengantar Injil  Luk 4:18-19
Tuhan mengutus aku menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin 
dan memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan.

Bacaan Injil  Mrk 4:21-25
Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Lalu Ia berkata lagi, "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan dikenakan pula padamu; dan malah akan ditambah lagi! Karena siapa yang mempunyai, akan diberi lagi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Bacaan Injil hari ini berbicara tentang pelita. Kendati kecil mungil, pelita dapat menerangi tempat yang luas. Pelita kehidupan dan kebiasaan baik yang ditaburkan dalam diri anak-anak didalam keluarga tentu juga akan mengalami pertumbuhan. Daya tumbuh yang ada dalam diri anak anak juga sangat mengagumkan. Oleh tuntunan ibu dan ayah, juga kakak serta anggota keluarga lainnya, seorang anak akan tumbuh dewasa dan mengalami perkembangan yang nyata juga. Bahkan orang  tua merasa sangat terganggu manakala buah hatinya yang sewajarnya sudah bisa omong atau sudah bisa jalan, namun ternyata terhambat , padahal seluruh keluarga sudah mencurahkan kasih dan perhatian. Hal hal seperti itu tentu mengganggu untuk proses hidup berikutnya. Mengagumi daya tumbuh yang ada dalam hidup dan menyaksikan daya tumbuh yang dialami orang muda sungguh sangat mengagumkan. Bagaimana bisa dihayati ketakjuban ini?
Daya tumbuh dan nyala pelita yang ada dalam diri anak anak balita yang sering diajak pergi ke gereja mingguan oleh orang tua ternyata diwarnai juga oleh salam sapa imam pemimpin perayaan. Kesaksian dari beberapa keluarga , anaknya merasa senang dan bangga manakala dalam sapaan sapaan imam menyebut anak anak secara khusus.Misalnya sapaan :” Ibu, bapak, suster, bruder, saudara saudari, teman teman muda, dan anak anak yang terkasih.” Sapaan khusus seperti itu ternyata  memberi nuansa rindu dan merasa tersapa dalam diri anak anak, sehingga setiap minggu mengajak orang tua pergi ke gereja dengan penuh keceriaan maju untuk menerima berkat di dahi dari imam yang dirindukannya. Sangat mengagumkan daya tumbuh yang ditanamkan Tuhan dalam diri anak anak , dari sapaan sederhana, membuat anak anak igin pergi ke gereja dan mengikuti misa. Inilah pelita kebaikan yang dinyalakan dan menggerakkan daya hidup anak anak.

Butir permenungan.
Kita hidup dalam dunia hingar bingar , dunia yang penuh dengan kata kata , pandangan pandangan dan pendapat pendapat , dunia televisi yang tiada henti menyiarkan berbagai hal yang terjadi di belahan dunia ini siang dan malam, dunia jaringan internet dan game , dunia handphone, BBM, Twitter , WhatsApp, facebook , skype dan sebagainya. Semua ini dapat menjadi pelanturan dan mengganggu konsentrasi dalam proses kita mendengarkan sebagai orang beriman dan mencintai Tuhan, Mengapa ? Karena kita tahu bahwa mendengarkan merupakan suatu faktor penting dimana kita mencintai, mengasihi dan “ berjalan bersama “  Allah.
Yesus mengatakan dalam sabda –Nya hari ini kepada para murid – Nya dan juga kepada kita, “ Camkanlah, apa yang kamu dengar” (Mrk 4:24) Di tengah tengah alam yang penuh hiruk pikuk serta pelanturan pelanturan ini , ditengah tengah kebisingan dunia ini, bagaimana caranya kita mendengar suara Allah yang bergema lembut dalam kehidupan dan juga hati kita ? Yesus bahkan meminta , “Barang siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaknya ia mendengar”. (ay 23) Ini berarti terkadang kita harus mencondongkan telinga hati kita kepada –Nya, atau mengasingkan diri ketempat yang sunyi untuk mendengarkan suara-Nya.
Akan tetapi , kita perlu bertanya pada diri sendiri  , apakah kita percaya bahwa Allah selalu berbicara kepada kita ? Atau apakah kita memiliki kerinduan untuk mendengarkan Sabda Allah? Kalau jawabannya “Ya” selanjutnya kita perlu bertanya lagi, saat saat manakah kita meluangkan waktu hening untuk membaca Kitab Suci dan mendengarkan Sabda-Nya ? Hanya dengan meninggalkan dunia keramaian , dunia kebisingan, kita akan mampu mendengarkan  suara Tuhan dengan tenang . Bebaskanlah diri kita , pendengaran dan pemikiran kita dari berbagai kebisingan dunia, Tanyakanlah pada diri kita , apakah kita sungguh memusatkan diri kita pada Allah dan mendengarkan suara-Nya?
Mari kita membuka diri untuk mendengarkan suara Tuhan yang bergema lembut menyapa kita.
Sebagai orang beriman, sungguh baik jika kita kemudian membagikan pengalaman akan rahmat Tuhan yang begitu besar kepada orang lain. Kata Tuhan Yesus :” Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan dibawah gantang atau dibawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian” (Markus 3:21)

Doa.

Ya Tuhan yang maha baik, berilah kami kesadaran untuk selalu berbagi pengalaman iman kepada sesama sesuai dengan kehendak-Mu . Amin. 


0 komentar:

Post a Comment