July 10, 2023

RENUNGAN HARIAN RABU 19 JULI 2023

Kalender Liturgi Rabu 19 Jul 2023

Warna Liturgi: Hijau

Antifon Pembuka.

Tuhan bersabda, " Jangan mendekat. Tanggalkan kasutmu, sebab dimana engkau berdiri itu tanah kudus".


Doa Kolekta.

Allah Bapa Mahakuasa, Engkau telah berkenan menampakkan diri kepada Musa dalam semak duri yang menyala. Engkau pun hadir ditengah tengah kami  melalui Yesus Kristus , Putra-Mu, Semoga kami senantiasa mengimani penyertaan-Mu dalam kehidupan kami sehari hari.  Dengan perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus, Putra-Mu  yang Hidup dan Berkuasa  bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus,   Allah sepanjang segala masa.

Bacaan I  Kel 3:1-6.9-12
Di tanah Midian Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali peristiwa Musa menggiring kawanannya ke seberang padang gurun,  dan tiba di gunung Allah, yaitu Gunung Horeb. Lalu Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya  dalam nyala api yang keluar dari semak duri.  Musa melihat-lihat, dan tampaklah semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.  Musa berkata, "Baiklah aku menyimpang ke sana, untuk menyelidiki penglihatan hebat itu.  Mengapakah semak duri itu tidak terbakar?"
Ketika dilihat Tuhan  bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya,
berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya, "Musa, Musa!"  Musa menjawab, "Ya, Allah!"  Lalu Tuhan bersabda, "Jangan mendekat!  Tanggalkanlah kasutmu dari kaki,  sebab tempat di mana engkau berdiri itu, tanah kudus."  Tuhan bersabda lagi, "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub."  Musa lalu menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.  Lalu Tuhan bersabda,  "Sekarang seruan Israel telah sampai kepada-Ku. Juga telah Kulihat betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.  Maka sekarang pergilah!  Aku mengutus engkau kepada Firaun  untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."  Tetapi Musa berkata kepada Allah,  "Siapakah aku ini,  maka aku harus menghadap Firaun  dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"  Lalu Tuhan bersabda, "Bukankah Aku akan menyertai engkau?  Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau:  Apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir,  maka kalian akan beribadah kepada Allah di gunung ini."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 103:1-2.3-4.6-7
Tuhan itu pengasih dan penyayang.
*Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!  Pujilah Tuhan, hai jiwaku,  janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
*Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu,  yang menyembuhkan segala penyakitmu!  Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!   *Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.
Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa,  dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya  kepada orang Israel.

Bait Pengantar Injil  Mat 11:25
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Bacaan Injil  Mat  11:25-27
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, "Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi!  Sebab semuanya itu  Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai,  tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil.  Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa-Ku kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta orang-orang  yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya."
Demikianlah sabda Tuhan. 

Renungan 

Ada sebuah kampung yang seluruhnya beragama katolik. Kecuali satu orang yang sudah amat tua. Dia itu mau menunggu sampai dekat mati, baru mau di-permandikan. Dan terjadilah pada suatu hari bapak itu jatuh sakit. Pastor dipanggil, lalu bapak itu dipermandikannya. Beberapa saat kemudian ia meninggal.  Maka ada orang menanggapi peristiwa itu sebagai berikut: “Untung juga dia! Sembilan puluh tahun lamanya ia hidup dengan seenaknya, tidak pernah ke gereja, tidak pernah sembahyang atau pengakuan. Lalu beberapa menit sebelum mati dipermandikan dan langsung masuk surga!”  Yah… Demikianlah pandangan orang yang mengalami agama dan hidup beragama sebagai suatu BEBAN. Orang yang berpendapat demikian, baiklah menyadarkan diri akan perkataan Yesus yang tadi kita dengar itu. Kuk-Nya enak dan beban-Nya ringan. Tetapi yang ringan memang kadang-kadang dapat terasa berat dan yang berat sewaktu-waktu ringan juga.  Dalam buku “Burung Berkicau” karangan Pater A. de Mello, kami membaca cerita yang berikut ini:  Pernah ada seekor keledai yang dibebani dua karung kapas. Ia berjalan dengan enak, sebab kapas itu ringan. Tengah jalan ia melewati seekor keledai yang membawa dua karung garam. Keledai itu berkeluh-kesah karena beratnya beban itu. Kedua-duanya melanjutkan perjalanannya bersama-sama. Pada suatu saat mereka tiba di sebuah sungai yang harus mereka seberangi. Mereka turun ke dalam sungai itu. Sungai itu agak dalam, dan air naik sampai di leher.  Lalu apa yang terjadi? Keledai yang membawa kapas itu: bebannya yang tadi masih ringan, kini menjadi berat, karena semua kapas itu menjadi basah kuyup. Sedangkan keledai yang berbeban garam itu: sebagian garam itu melarut dalam air, sehingga sekarang bebannya sudah ringan  Yesus berkata:  “Mari datang kepada-Ku, semua yang letih-lesu dan berbeban berat;  Aku akan memberi kelegaan kepadamu”.  Semoga jangan pernah iman akan Allah dan hidup beragama kita alami sebagai suatu beban, melainkan sebaliknya sebagai suatu pembebasan, suatu  kelegaan, suatu kegembiraan yang dianugerahkan Allah kepada kita yang adalah orang-orang pilihan-Nya.  "Aku bersyukur kepadaMu Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil"   Tuhan Yesus bersabda dalam MATIUS    11   25 , Mereka yang tergolong atau termasuk kecil, miskin, bodoh dan berkekurangan pada umumnya lebih memiliki kerterbukaan dan kerendahan hati daripada yang besar, kaya, pandai dan berlebihan, lebih-lebih ketika mereka didekati atau disapa dengan dan dalam cintakasih. Sebagai contoh adalah anak kecil / bayi.   Anak kecil/bayi ketika didekati atau diperlakukan dalam dan oleh kasih siapapun pasti akan menyerahkan diri seutuhnya tanpa takut atau was-was. Demikian juga orang-orang miskin atau rakyat kecil ketika diminta bantuannya pasti dengan siap dan ceria menanggapinya. Orang-orang desa atau pelosok pada umumnya juga hidup dalam persaudaraan sejati, yang antara lain nampak dalam gotong-royong atau bekerja bersama membuat rumah, memperbaiki jalan dst, tanpa dibayar atau diberi imbal jasa. Kami merasa dan mengalami bahwa mereka yang kecil, miskin dan berkekurangan lebih kaya akan perhatian terhadap sesamanya, dengan kata lain hatinya lebih berperan daripada otaknya. Juga dalam Matius 18 Tuhan Yesus bersabda : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.  "Marilah datang kepadaKu, mereka yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah dari padaKu, karena hatiKu lemah lembut dan rendah hati  dan jiwamu akan mendapat ketenangan" (Mat 11: 28-29), demikian sabda Yesus.   Marilah sabdaNya ini kita renungkan dan hayati dalam hidup kita sehari-hari. Kita semua dipanggil untuk hidup dan bertindak dengan lemah lembut dan rendah hati, keutamaan dasar dan utama bagi umat beriman. Ketenangan jiwa dan lemah lembut serta rendah hati bagaikan mata uang bermuka dua, dapat dibedakan tetapi tak dapat dipisahkan. Orang yang lemah lembut dan rendah hati akan semakin tenang jiwanya, sebaliknya orang yang tenang jiwanya akan semakin lemah lembut dan rendah hati. Marilah belajar pada Hati Yesus yang terluka atau ditusuk oleh tombak serta kemudian dari HatiNya keluar air dan darah segar, lambang  kehidupan dan keceriaan atau kebahagiaan.     Berdevosi atau berbakti kepada Hati Kudus Yesus berarti dari hati kita keluar apa yang menghidupkan dan menyegarkan, dan secara konkret semua sepak terjang, kesibukan atau pelayanan kita senantiasa menghidupkan dan menyegarkan orang lain.     Berdevosi kepada Hati Kudus Yesus berarti hidup dengan penuh syukur dan terima kasih.         Bersama dengan Yesus beban seberat apapun akan menjadi ringan karena kita memikulnya bersama  Yesus

Tuhan mengajak kita untuk bertobat, menyesali kekurangan dan dosa dosa kita, mendorong kita untuk melepaskan diri dari belenggu nafsu yang menyesatkan, mengajar kita untuk hidup sederhana, mensyukuri segala anugerah-Nya dan membantu orang yang menderita. Kita sebagai umat yang dekat dengan gereja yang ada kapel Adorasi Abadi, sewajarnya bersyukur karena dekat dengan Tuhan yang selalu menantikan kedatangan kita.  Seringlah mengujunginya karena Tuhan  bahagia karena kita  mau meluangkan waktu bersama-Nya.  Betapa Hati-Nya  yang Suci ini terhibur, kala melihat diri kita meninggalkan segala sesuatu yang lain  supaya berada bersama-Nya saat itu. Tuhan  akan menganugerahkan kepada kita ganjaran yang jauh melebihi harapan  kita. Tuhan telah mengaruniakan kepada kita berbagai karunia, dan ketika kita  menggunakan karunia karunia ini, karunia ini semakin berkembang. Ingatlah kita akan anak lelaki yang memberikan  Tuhan lima roti dan dua ikan? Berapa banyak orang yang Tuhan kenyangkan dengan itu?  Tuhan  akan menerima dan menggunakan apapun yang kita  persembahkan kepada-Ku. Tuhan bersabda : Berikanlah tanganmu, ulurkanlah kepada-Ku, Aku akan memberkatinya dan membuatnya selalu terbuka bagi sesama. Berikanlah matamu, Aku akan memberkatinya agar dapat melihat kebutuhan orang lain dan menanggapinya. Berikanlah suaramu, Aku akan memberkati dan menggunakannya sehingga mereka yang mendengar suaramu akan dipenuhi dengan sukacita dan kasih sayang. Berikanlah hatimu sebagaimana Aku telah  menganugerahkan hati-Ku kepadamu sehingga Aku dapat  mengasihi mereka melalui dirimu.

Butir permenungan.

Percayalah Tuhan yang  menguasai segalanya, Tuhan mencintai kita dengan kasih yang  utuh dan tanpa syarat, Percayalah kepada Tuhan, percayalah pada kasih-Nya, percayalah kepada Kekuatan-Nya.  Tuhan mencintai kita sepenuhnya, dan Tuhan tak akan membiarkan kita seperti anak yatim piatu,     Biarkanlah Tuhan merawat luka luka jiwa kita, Sentuhan dan perawatan-Nya  membawa kesembuhan,      Biarkanlah Tuhan melindungi kita dengan Darah-Nya yang sangat berharga,  Darah-Nya, cinta-Nya yang tercurah yang telah membersihkan dan memurnikan diri kita.  Tuhan mempunyai banyak rahmat untuk dicurahkan keatas anak anak Tuhan, tetapi banyak yang menolak untuk datang dan menerimanya agar disembuhkan. Janganlah kita ikut yang menolak  namun ikutlah yang menerima agar kita semakin dekat dengan Tuhan.  Ada ajakan untuk ikut mengangkat beban yang dipanggul Yesus, ikut memikul yang dipikulnya. Menerima ajakan seperti ini melegakan. Kenapa? Bila mau pakai pikiran orang biasa, ya mestinya karena yang berat-berat sudah dipikulnya sendiri. Kita ini akan ikut memanggul beban bukan pertama-tama untuk ikut berkorban, ikut menderita, dst., melainkan sebagai tanda terima kasih bahwa dia sudah mau menjalankan tugas yang diberikan Bapanya itu. Kita sudah menikmati hasil jerih payahnya. Dan ungkapan terima kasih inilah yang mendasari keselamatan kita. Bukankah berterima kasih itu sama dengan mengakui kebaikan? Itulah yang dilakukan Yesus ketika ia bersyukur kepada Bapanya seperti terungkap pada awal bacaan hari ini. Orang yang mampu mengucap syukur akan menemukan jalan lapang. Mereka ini juga bisa mengajak orang lain maju terus. Itulah keleluasaan batin orang beriman. “Mari datang kepada-Ku, semua yang letih-lesu dan berbeban berat;  Aku akan  memberi kelegaan kepadamu”.  Untuk dirimu aku menjadi manusia, untuk dirimu Aku hidup, untuk dirimu Aku wafat, untuk dirimu Aku bangkit kembali, Untuk dirimu Aku bertahta di Altar ini. Aku tahu penderitaan tersembunyi dipikiranmu, ketakutan tak  terlihat di kedalaman hatimu, keragu raguan, kecemasan, dan penderitaan setiap hati manusia dihadapan-Ku, Aku mengetahui kelaparan orang  miskin, kesedihan orang yang kesepian, kepahitan orang yang ditolak dan kegalauan orang yang terbelenggu, Andaikan mereka memahami kekuatan dan cinta-Ku. Datanglah segera, mohonlah kekuatan dan cinta itu, bukan saja untuk dirimu tetapi juga untuk yang lain.  Hantarlah kepada-Ku orang yang lapar, yang cacat,  yang terjatuh, yang tertindas, yang cinta kekerasan dan yang sombong. Hantarlah semua orang kepada-Ku. Aku tidak menikmati penderitaan umat-Ku Aku datang untuk membawa pembebasan dan keselamatan. Anak-Ku, percayalah kepada-Ku dan jadilah rasul-Ku dalam doa dan karya nyata Semoga jangan pernah iman akan Allah dan hidup beragama kita alami sebagai suatu beban, melainkan sebaliknya sebagai suatu pembebasan, suatu kelegaan, suatu kegembiraan yang dianugerahkan Allah kepada kita yang adalah orang-orang pilihan-Ny

 

 

 

Yang kau sembunyikan kepada kaum cerdik pandai,  kau nyatakan kepada orang kecil

0 komentar:

Post a Comment