October 8, 2020

RENUNGAN HARIAN SENIN 12 OKTOBER 2020

Kalender Liturgi Senin 12 Okt 2020
Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  Gal 4:22-24.26-27.31-5:1
Saudara-saudara,  ada tertulis bahwa Abraham mempunyai dua orang anak, seorang dari wanita yang menjadi hambanya  dan seorang dari wanita yang merdeka. Tetapi anak dari wanita yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging, dan anak dari wanita yang merdeka itu oleh karena janji. Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua wanita itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, yaitu Hagar. Tetapi yang lain adalah Yerusalem surgawi, yaitu wanita yang merdeka, ibu kita. Karena ada tertulis, "Bersukacitalah, hai wanita mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah,  hai wanita yang tidak pernah menderita sakit bersalin!  Sebab wanita yang ditinggalkan suaminya  akan mempunyai anak lebih banyak daripada yang bersuami." Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak wanita hamba  melainkan anak-anak dari wanita yang merdeka. Sebab Kristus telah memerdekakan kita, supaya kita benar-benar merdeka. Karena itu berdirilah teguh dan jangan tunduk lagi di bawah perhambaan.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan   Mzm 113:1-2.3-4.5a.6-7
Terberkatilah nama Tuhan untuk selama-lamanya.
*Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan,  pujilah nama Tuhan!  Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
*Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya  terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa,  kemuliaan-Nya mengatasi langit.
*Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi? Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu  dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur.

Bait Pengantar Injil  Mzm 95:8ab
Hari ini dengarkanlah suara Tuhan,  dan janganlah bertegar hari.

Bacaan Injil  Luk 11:29-32
Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia,  "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat.  Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah  Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi  untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih dari pada Salomo!  Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat  waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih dari pada Yunus!"
Demikianlah Injil Tuhan

Renungan.

Seorang ayah dengan tulus berkata kepada putra terkasihnya, :” Nak , aku mencintai engkau seumur hidupku” Sang anak menjawab, :”Apa buktinya?” Ayah diam dan berlalu dengan sedih. “Mengapa ia masih meminta bukti? Bukankah aku ini sudah menjadi bukti yang kuat?”  kata sang ayah dalam hati. Ia tentu merasa sedih, setelah sekian tahun ia mencurahkan kasih dengan tulus kepada putranya, namun ternyata putra meragukannya. Menanyakan bukti berarti tidak percaya.  Hal serupa juga kita temukan dalam Injil hari ini, Yesus kecewa dengan “angkatan ini” , yakni orang orang Yahudi yang tidak percaya kepada-Nya. Mereka telah hidup bersama-Nya, mendengarkan pengajaran-Nya, menyaksikan mukjizat-Nya yang luar biasa. Akan tetapi, mereka masih tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah, Orang orang Yahudi masih meminta tanda padahal Yesus adalah tanda itu sendiri.  Orang orang Ninive bertobat hanya karena sekali mendengar pewartaan  Yunus, sang utusan Allah, sedangkan orang orang Yahudi tidak bertobat sekalipun mereka telah mendengar secara langsung pewartaan Yesus Sang Putra Allah. Apa yang belum dilakukan Yesus? Yesus telah melakukan segalanya  melebihi apa yang dilakukan Yunus, Namun , karena ketegaran hati mereka , mereka tidak bertobat. Seruan Yesus  ini juga ditujukan kepada kita,  Dalam keadaan biasa, mungkin seruan Yesus itu tidak terlalu terasa. Namun ketika kita sedang menghadapi masalah yang pelik, iman kita kepada Kristus mulai tergoncang. Dalam keadaan seperti ini, kita mungkin berdoa:”Tuhan , buktikan bahwa Engkau  mengasihiku, keluarkan aku dari masalah ini” Dengan berdoa seperti ini, bukanlah kita sama saja dengan orang Yahudi yang meminta tanda ? Yesus sendiri adalah tanda kasih itu. Dengan berefleksi kita akan makin bisa melihat betapa besar campur tangan Tuhan dalam hidup kita. Kita sering kali tidak percaya akan kebaikan Tuhan, karena kita kurang menyadari bahwa Ia selalu hadir bagi kita, atau yang berani menegur kita, juga melalui peristiwa peristiwa hidup.

Butir permenungan.

Pelayanan yang sejati adalah perkataan yang diimbangi perbuatan kerendahan hati. Berkatalah Yesus "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. “ Disebuah desa  ditugaskan 2 orang magang disebuah sekolah, sebutlah namanya Ani dan Ana. Ani berkata kepada Ana demikian, “Aku ingin membuat sebuah program belajar di sore hari dimana anak anak disini bisa mendalami materi yang diberikan oleh guru guru” Ana hanya diam seribu bahasa tanpa menjawab. Didalam pikiran si Ani bahwa dengan berbuat demikian, banyak orang akan menyukainya dan merasa senang dengannya.  Setiap duduk berdua hal yang sama terus dikatakannya. Namun hal yang terjadi tidaklah seperti apa yang dikatakannya. Program itu tidak pernah terjadi sama sekali. Lain halnya dengan Ana yang Cuma sekali berkata hal yang akan dibuatnya , langsung dilakukannya. Hal yang perlu kita ketahui dan kita ingat , bahwa Yesus tidak pernah membenci kita. Yesus sangat mengasihi kita.  Perkataan Yesus ialah teguran bagi kita . Perkataan Yesus ialah teguran perbuatan apa yang hendak kepada kita . Perkembangan yang semakin canggih membuat kita semakin menjadi orang yang terlalu banyak berbicara tanpa berbuat. Wafat-Nya dikayu salib bukan semata mata  Ia ingin populer dan dikenal banyak orang , tetapi karena Ia sangat mengasihi kita. Yesus tidak banyak berkata  kata apa yang akan dilakukan-Nya. Ia lebih mengutamakan perbuatan apa yang hendak diperbuat-Nya. Kita adalah anak anak –Nya yang dikehendaki untuk menjadi pelayan kasih-Nya kepada sesama. Pelajanan sejati adalah perkataan yang selalu diimbangi dengan perbuatan. Mari kita melakukan apa yang kita katakan.

Doa

Ya Tuhan yang mahabaik, ajarilah kami umat-Mu untuk menyadari bahwa Engkau selalu menyertai kami dalam suka dan duka, dan selalu hadir secara nyata melalui orang orang yang mencintai kita, atau yang berani menegur kita melalui peristiwa peristiwa hidup.  Amin.

 

 

 

 

 

 

Hari ini dengarkanlah suara Tuhan,

dan janganlah bertegar hari.

 

0 komentar:

Post a Comment