October 21, 2020

RENUNGAN HARIAN KAMIS 29 OKTOBER 2020

Kalender Liturgi 29 Okt 2020

Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  Ef 6:10-20
Saudara-saudara,  hendaklah kalian kuat dalam Tuhan, dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, agar kalian dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis. Sebab perjuangan kita bukanlah melawan manusia, melainkan melawan pemerintah dan penguasa, melawan para penghulu dunia gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.  Sebab itu kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, agar kalian dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu  dan tetap berdiri sesudah menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap berikat pinggangkan kebenaran, dan berbaju zirahkan keadilan dan kakimu berkasutkan kerelaan  untuk memberitakan Injil damai sejahtera.  Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman,
sebab dengan perisai itu kalian akan dapat memadamkan semua panah api si jahat. Terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu sabda Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu dalam Roh  dan berjaga-jagalah dalam doamu itu  dengan permohonan terus-menerus untuk segala orang Kudus. Berdoalah juga untuk aku, supaya setiap kali membuka mulutku, aku dikaruniai perkataan yang tepat. Berdoalah, agar aku dengan berani mewartakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan.  Berdoalah supaya aku menyatakannya dengan berani,  sebagaimana seharusnya aku berbicara.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan  Mzm 144:1.2.9-10
Terpujilah Tuhan, gunung batuku!
*Terpujilah Tuhan, gunung batuku! Ia mengajar tanganku bertempur,
Ia melatih jari-jariku berperang!
*Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku,
kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, dan tempat aku berlindung; Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
*Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu, dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!

Bait Pengantar Injil  Luk 13:35; Mrk 11:10
Terberkatilah yang datang atas nama Tuhan.  Terpujilah Engkau di Surga.

Bacaan Injil  Luk 13:31-35
Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi  dan berkata kepada Yesus,  "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini,  karena Herodes hendak membunuh Engkau."  Jawab Yesus kepada mereka,  "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu,  'Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang pada hari ini dan esok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.  Tetapi hari ini dan esok dan lusa  Aku harus meneruskan perjalanan-Ku,  sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem.' Yerusalem, Yerusalem, engkau membunuh nabi-nabi  dan merajam orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti  induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayap, tetapi  kalian tidak mau.  Sungguh, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi!  Tetapi Aku berkata kepadamu, kalian tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kalian berkata,  'Terberkatilah Dia yang datang atas nama Tuhan'."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Berita ini sering kita dengar, itu pasangan suami-isteri, Suta dan Siti sudah sekian tahun menikah, ingin bercerai. Itu Suster Centilwati sudah 10 tahun menjadi biarawati, lagi goncang mau keluar. Itu romo Sibukwanto sudah hampir 9 tahun ditahbiskan, lagi krisis dan ingin keluar. Frater Gojegana sudah menjalani Tahun Pastoral, sekarang panggilannya sedang menggelepar ingin keluar.  Krisis hidup panggilan atau krisis iman bisa menerpa siapa saja, termasuk kita. Tetapi bilamana kita merenungkan kata kata Santo Paulus dalam bacaan pertama hari ini dengan hati bening sambil berdoa didepan Salib Kristus tentulah akan lain. Kata kata Santo Paulus begitu kuat, penuh keyakinan dan kena hingga lubuk hati kita. Apa yang kita takutkan dalam hidup ini? Konflik, ketidakcocokan, ketidaksetiaan pasangan, kesulitan ekonomi, kegagalan karya? Itu tentu dapat menggoncangkan kita. Tetapi apakah itu sudah cukup menjadi alasan untuk memisahkan kita dengan Kristus?  Putra-Nya saja diserahkan oleh Allah kepada kita, bagaimana Dia tidak menganugerahkan segalanya bersama anak-Nya itu kepada kita?

Butir butir permenungan.

Krisis hidup iman dan panggilan senantiasa berakar pada satu titik yang paling mendasar, hubungan kita dengan Tuhan Yesus Kristus. Kesetiaan kita pada panggilan imamat, membiara, membujang demi Kerajaan Allah atau berkeluarga hanya mungkin kita bangun apabila kita tidak pernah berpisah dari kasih Kristus. Krisis hidup panggilan biasanya berhubungan dengan hal ini itu dan ketika orang begitu emosi, orang memilih meninggalkan panggilannya. Namun apabila orang yang sedang krisis itu mau menatap Salib Kristus, kasih cinta-Nya yang tidak pernah tercabutkan, betapa kita rela kalah dari himpitan kesulitan krisis itu? Bukanlah Tuhan akan menguatkan kita dan Dia lebih dari semuanya itu.

Doa.

Ya Tuhan , jangan biarkan aku patah semangat bila kasihku kepada sesama tidak dianggap tetapi jadikanlah pengalaman tidak dianggap itu sebagai motivasi bagiku untuk selalu berbuat kasih. Amin

 

 

 

 

 

 

Terberkatilah yang datang atas nama Tuhan.  Terpujilah Engkau di Surga.

0 komentar:

Post a Comment