Kalender Liturgi Minggu 18 Okt 2020
Warna Liturgi: Hijau
Bacaan I
Yes 45:1.4-6
Beginilah firman Tuhan, "Inilah
firman-Ku kepada orang yang Kuurapi,
kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang untuk
menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan
melucuti raja-raja; untuk membuka pintu-pintu di depannya, supaya
pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup: Demi hamba-Ku Yakub, dan demi
Israel pilihan-Ku, maka Aku memanggil
engkau dengan namamu, dan menggelari
engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku. Akulah Tuhan
dan tidak ada yang lain; kecuali Aku
tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai
engkau, sekalipun engkau tidak mengenal
Aku, supaya dari terbitnya matahari
sampai terbenamnya orang tahu bahwa tidak
ada yang lain di luar Aku. Akulah Tuhan
dan tidak ada yang lain."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur
Tanggapan Mzm 96:1.3-4.7-8.9-10ac
Berikanlah
kepada Tuhan kemuliaan dan kekuasaan.
*Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara
segala suku. Sebab mahabesarlah Tuhan,
dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah
para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan,
Dialah yang menjadikan langit. *Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan
sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah
persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya! *Sujudlah menyembah
kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai
seluruh bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa: Ia akan
mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."
Bacaan II 1Tes 1:1-5b
Salam dari Paulus, Silwanus dan Timotius,
kepada jemaat di Tesalonika
yang ada dalam Allah Bapa dan dalam Tuhan Yesus
Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu. Kami selalu mengucap
syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut
kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu mengingat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu dan ketekunan harapanmu kepada
Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita. Saudara-saudara
yang dikasihi Allah, kami tahu bahwa Allah telah memilih kamu. Sebab
Injil yang kami beritakan disampaikan kepada kamu bukan dengan
kata-kata saja, melainkan juga dengan kekuatan dalam Roh Kudus
dan kepastian yang kokoh.
Demikianlah sabda Tuhan.
Bait
Pengantar Injil Flp 2:15d.16a
Hendaklah kamu bercahaya di dunia seperti
bintang-bintang sambil berpegang pada firman kehidupan.
Bacaan
Injil Mat 22:15-21
Sekali peristiwa orang-orang
Farisi berunding bagaimana mereka dapat
menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan.
Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang
Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang
yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan
jalan Allah, dan Engkau tidak takut
kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada Kaisar atau
tidak?" Tetapi Yesus mengetahui
kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa
kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang
untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus
bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka,
"Gambar dan tulisan Kaisar."
Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah
kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada
Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan.
Ketika para pendiri negara kita menggagas sebuah negara, yang mereka pikirkan adalah bagaimana negara Indonesia ini menjadi rumah bersama bagi seluruh rakyat. Kondisi bangsa ini amat heterogen . mempersatukan bangsa yang sangat besar dan luas dengan keaneka ragaman budaya, suku, bahasa, golongan, dan agama serta kepercayaan, bukan suatu pekerjaan yang mudah. Dalam sejarah pernah terjadi ketegangan , ketika kelompok atau golongan tertentu ingin memaksakan ideologinya sebagai dasar negara. Namun kelompok ini gagal karena ideologi itu tidak mampu memayungi seluruh rakyat. Para pendiri negara kita mau belajar dari pengalaman sejarah itu dan memikirkan sebuah ideologi yang bisa menjadi rumah bersama bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila dijadikan dasar negara. Kemampuan untuk memikirkan dan merumuskan dasar negara Pancasila yang terbukti ampuh dapat mempersatukan seluruh rakyat Indonesia yang amat heterogen , menjadi tanda bahwa para pendiri negara kita adalah orang orang yang dikaruniai kebijaksanaan, Kitab Putra Sirakh menegaskan bahwa “Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya; seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya” Hidup bijaksana seperti ditegaskan oleh Putra Sirakh itu merupakan sebuah kemerdekaan rohani. Yakni hidup yang lepas bebas, tidak terbelenggu oleh kepentingan kepentingan diri atau golongannya. Orang yang telah mengalami kemerdekaan rohani adalah orang yang hidupnya hanya demi kemuliaan Allah dan kesejahteraan sesama. Dia tidak akan terbelenggu oleh tindakan kelaliman , kekerasan dan uang. Karena hal hal itu hanya akan menghancurkan negara dan rakyat..
Butir
permenungan.
Kita bersama ingin agar negara kita mampu mewujudkan
cita cita nya menjadi negara yang adil, makmur dan sejahtera. Untuk itu seluruh
rakyat dan terutama para pemimpinnya hendaknya sungguh memiliki kemerdekaan
rohani itu. Hal ini telah ditegaskan oleh Santo Petrus “Hiduplah sebagai orang
merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk
menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, .....” Semoga kemerdekaan
rohani menjiwai kita semua.
Doa.
Allah Bapa
yang maha kuasa, Engkau telah menganugerahkan kemerdekaan kepada nusa dan
bangsa kami, Kami mohon lindungilah tanah air kami, agar tetap bebas merdeka
dan aman sentosa, sehingga seluruh rakyat dengan tenang dan bebas mengabdi
Engkau dan sesama, Amin,
Hendaklah kamu bercahaya di dunia seperti bintang-bintang sambil berpegang pada firman kehidupan.
0 komentar:
Post a Comment