Bacaan Liturgi Sabtu 29 Desember 2018
PF S. Tomas Becket, Uskup dan Martir
Bacaan Pertama 1
Yoh 2:3-11
Saudara-saudara
terkasih, inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah,
yaitu
jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata "Aku
mengenal Allah" tetapi tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah
seorang pendusta, dan tidak ada kebenaran di dalam dia. Tetapi
barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu kasih Allah sungguh
sudah sempurna; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam
Allah. Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah,
ia wajib
hidup sama seperti Kristus telah hidup. Saudara-saudara
kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan
perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah
firman yang telah kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan
kepada kamu; perintah ini telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam
kamu; sebab kegelapan sedang melenyap dan terang yang benar telah
bercahaya. Barangsiapa berkata bahwa ia berada di dalam
terang, tetapi membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan
sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di
dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
Tetapi
barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan
hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena
kegelapan itu telah membutakan matanya.
Demikianlah
sabda Tuhan.
Mazmur Mzm
96:1-2a.2b-3.5b-6
Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai.
*Nyanyikanlah
lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh
bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!
*Kabarkanlah
dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya,
ceritakanlah
kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya - karya-Nya yang
ajaib di antara segala suku.
*Tuhanlah
yang menjadikan langit, keagungan dan semarak ada di
hadapan-Nya, kekuatan dan hormat ada di tempat kudus-Nya.
Bait Pengantar Injil
Luk 2:32
Kristus cahaya
yang menerangi pada bangsa, Dialah kemuliaan bagi umat Allah.
Bacaan Injil Luk
2:22-35
Ketika genap
waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak
Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan, seperti ada tertulis
dalam hukum Tuhan: "Semua
anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah." Juga mereka
datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam
hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung
merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon.
Ia seorang
yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi
Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh
Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia
yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait
Allah. Ketika kanak-kanak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk
melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak
itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, "Sekarang
Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan
firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari
pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu
terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi
kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
Yusuf dan
Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Kanak
Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu
Anak itu, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan
untuk
menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi
suatu tanda yang menimbulkan perbantahan -- dan suatu pedang akan menembus
jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak
orang."
Demikianlah
sabda Tuhan.
Renungan.
Sudah miskin, diusir lagi dari masyarakat. Bak sudah jatuh ketimpa
tangga lagi. Hari ke 40 adalah hari pentahiran bagi seorang ibu yang habis
melahirkan. Upacara penyucian itu wajib demi menghapus kenajisan sehingga ibu
itu dapat ikut kembali dalam peribadatan. Maria dan Yusup pergi ke Bait Allah
di Yerusalem untuk upacara pentahiran dan mempersembahkan Yesus
kepada Tuhan. Simeon menyambut Anak itu, membopong-Nya dan memuji Tuhan, karena
karya penyelamatan-Nya telah dinyatakan melalui Tuhan Yesus. Simeon yakin ,
bahwa apa yang selama ini diharapkan sekarang telah berada ditangannya. Dalam
diri Kanak kanak Yesus , Simeon melihat keselamatan yang dijanjikan Allah.
Melihat Kanak kanak Yesus, Simeon mengalami bahwa terang yang menjadi
pernyataan bagi bangsa bangsa lain sedang diwahyukan. Lewat bangsa terpilih
keselamatan akan disalurkan kepada yang lain sehingga mereka akan menjadi
terang bagi bangsa bangsa lain. Karya penyelamatan itulah yang
dinubuatkan Simeon akan menimbulkan perbantahan dan perpecahan diantara
orang orang Yahudi. Maka , mereka yang pro pada Yesus akan mendapat keselamatan
dan yang kontra akan mengalami kejatuhan. Semua itu akan mendatangkan
penderitaan bagi Maria. “Suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri”
Maria akan ikut menderita menyaksikan perpecahan bangsa Israel itu, Karena itu
kita pun jangan bersikap cuek tak peduli, tetapi soliderlah pada penderitaan
sesama.
Dalam hidup harian kita banyak diantara kita biasanya kalau sedang
mengalami situasi sulit seperti sakit, kita mulai ingat akan Tuhan. Kita
mengharapkan Tuhan datang menjamah dan membebaskan kita dari situasi sulit yang
kita hadapi . Tetapi kalau dalam keadaan sehat , kita tidak setia dan bahkan
lupa akan Tuhan. Karena itu mari kita belajar dari Simeon yang setia menantikan
Sang Mesias sehingga kalau kita mati suatu saat , kita pun mati sebagai orang
yang selamat.
Butir permenungan
Sejak awal hidup-Nya didunia ini Yesus sebagai Putera Allah dan Juruselamat
manusia telah menunjukkan beberapa hal penting bagi hidup kita. Pertama Ia
memberi teladanyang istimewa untuk menghormati dan taat pada adat dan istiadat
bangsa dimana Dia hidup dan berkarya. Dia disunat dan dipersembahkan kepada
Allah seturut aturan adat istiadat agama Yahudi. Yesus juga sejak bayi telah
menunjukkan kepada kita bahwa Dirinya
adalah cahaya keselamatan dan damai bagi manusia. Untuk berjumpa Sang Cahaya dunia orang harus
berani memilih untuk percaya penuh pada bimbingan Roh Kudus dan Yesus Sang
Sabda yang menjadi manusia . Simeon dan Hana telah melakukan pilihan
tersebut dan komitmen pada pilihan
mereka. Hal ini diungkapkan dalam sikap
rendah hati dan tulus menerima kasih
Allah yang tak terbatas untuk semua orang. Menerima dan mengampuni semua orang
yang membenci dan menyusahkan kita.
Dengan penuh iman , harapan dan mendoakan mereka yang menganiaya kita
agar kelak mereka pun menjadi anak Allah juga. Simeon dan Hana mengajarkan
kepada kita bahwa manusia hanya boleh punya harapan yang teguh hanya pada
Allah. Dalam usia yang sudah lanjut mereka tidak putus asa menghadapi setiap masalah hidup. Mereka yakin
bahwa mereka akan melihat kemuliaan Allah dalam diri Yesus sebelum mereka
kembali ke pangkuan Allah Bapa. Harapan mereka terpenuhi pada waktu Yesus
dipersembahkan oleh orang tuanya dibait Allah. Semoga kita memiliki iman dan
harapan yang teguh agar kelak bersukacita
didalam Allah seperti Simeon dan Hana.
Doa
Ya Tuhan, berilah kami kesadaran bahwa Tuhan hadir dalam kehidupan kami,
sehingga kami dipenuhi oleh sukacita dan sukacita itu dapat kami bagikan kepada
sesama. Amin.
Kristus
cahaya yang menerangi pada bangsa, Dialah kemuliaan bagi umat Allah.
0 komentar:
Post a Comment