December 11, 2018

RENUNGAN HARIAN ( KAMIS 20 DESEMBER 2018 )


Bacaan Liturgi Kamis  20 Desember 2018

Bacaan Pertama  Yes 7:10-14
Tuhan berfirman kepada raja Ahas,  "Mintalah suatu pertanda dari Tuhan, Allahmu, entah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah entah sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas." 
Tetapi Ahas menjawab,  "Aku tidak mau minta!   Aku tidak mau mencobai Tuhan!" Lalu berkatalah Nabi Yesaya,  "Baiklah! Dengarkan, hai keluarga Daud!  Belum cukupkah kamu melelahkan orang, 
sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Sebab itu,   Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda:  Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia Imanuel.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6
Tuhan akan datang: Dia sendirilah Raja Kemuliaan.
*Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya.  Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
*Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan?  Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?  Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan, dan tidak bersumpah palsu.
*Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah,  penyelamatnya.Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bacaan Injil  Luk 1:26-38
Dalam bulan yang keenam Allah mengutus malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf, dari keluarga Daud; 
nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." 
Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hati, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya,  "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. 
Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
Kata Maria kepada malaikat itu,  "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"   Jawab malaikat itu kepadanya, 
"Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet sanakmu itu, 
ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, 
dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. 
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."   Maka kata Maria, 
"Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan Maria.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Hari raya kabar sukacita ini menjadi cahaya ditengah situasi manusia yang kehilangan harapan akan keselamatan karena dosa Adam dan sederetan dosa berikutnya.  Harapan dan  keselamatan menjadi kabur . Memang ini misteri karya Allah , namun misteri ini, tidak lepas dari sisi kemanusiaan dan perjuangan Maria. Malaikat menyebut Maria sebagai  pribadi yang dikarunia dan disertai Allah . Allah memberi  karunia dan menyertai Maria (Luk 1:28) . Ini mengandaikan Maria memiliki kualitas pribadi yang baik, sebagai putri Israel. Bisa jadi Maria hidup taat dan menjaga kualitas hidupnya.
Kerendahan hati Maria membuatnya tidak menjadi pribadi  sombong, Walau ia berkenan dihadapan Allah , tetapi ia tidak sombong. Bahkan Maria justru takut akan Allah, Karena itu malaikat menegaskan “ Jangan takut, hai  Maria , sebab engkau beroleh kasih karunia dihadapan Allah. (ay 30) . Kerendahan hati dan kedekatan kita dengan Allah, seharusnya tidak membuat tidak  kita jatuh dalam kesombongan rohani, juga tidak membebaskan kita dari rasa takut dan bingung.. Karena itu , jelas bahwa dalam situasi  apapun membangun kerendahan hati adalah sifat dasar yang penting.
Maria  mengalami ketidak mengertian  katanya, “bagaimana hal itu mungkin terjadi , karena aku belum bersuami? (ay 34) . Ini adalah pertanyan iman yang sering kita hadapi manakala logika manusiawi kita rasakan, berbeda  dengan kehendak Allah .
Pertanyaan bahkan pembelaan diri sering kita lakukan untuk menolak kehendak Allah . Maria tidak mengikuti semata mata keinginan dan kehendaknya . Ia bertanya bukan karena mau menentang kehendak Allah . Ini adalah bentuk pergulatan dan penegasan iman Maria.
Pada akhir pergulatan imannya , Maria menyerahkan diri pada kehendak Allah , “Sesungguhnya aku ini  adalah Hamba Allah , jadilah padaku menurut menurut perkataan-Mu itu “ (ay 38), Maria berani menyerahkan seluruh kehendaknya  dalam kehendak Allah , walau belum tahu seperti apa dinamika perjalanan imannya . Keberanian Maria dalam bentuk  menyerahkan diri pada kehendak Allah menjadi berita  gembira keselamatan.
Keberanian kita menyerahkan diri pada kehendak Allah tentunya juga membawa keselamatan bagi diri kita dan orang lain.

Butir permenungan.
Menghadapi situasi yang tidak pasti kadang muncul rasa takut dan kebingungan  Maria dilanda kebingungan dan merasa terganggu dengan kehamilan diluar nikah resmi sebagaimana diwartakan dalam Injil hari ini. Dalam situasi seperti itu , Allah bertindak memberikan jaminan dengan mengutus seorang malaikat yang berkata “ Salam hai engkau yang dikaruniai. Tuhan menyertai engkau. Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang mahatinggi akan menaungi engkau “ Jaminan Ilahi itu cukup bagi Maria , kebingungan dan ketakutannya hilang. Ia menanggapinya dengan sikap iman.  “ Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu.”  Ia taat untuk memenuhi  dan menjalankan kehendak Allah. Penerimaannya yang penuh dengan kerendahan hati menjadikan dia seorang wanita yang agung. Ia dipuji bukan terutama karena Ia mendapat privilese menjadi ibu Penebus , tetapi ia menjawab dengan penuh kemurahan hati dan iman yang jelas. Fiat-nya yang dilaksanakan dengan mendampingi Yesus sampai akhir hayat, menjadikan dia seorang yang terpuji  diantara segala wanita, seorang panutan iman yang ulung dan unggul. Fiat-nya menjadikan sejarah umat manusia menjadi baru.
Marilah kita berterima kasih kepada Bunda Maria karena fiat-nya yang tanpa syarat. Dia menjadi teladan bagi kita semua. Dalam perjuangan dan peziarahan iman di dunia ini, kita selalu dimungkinkan untuk belajar bertumbuh dalam iman dan taat pada kehendak Allah . Semoga Bunda Maria selalu menyertai dan mendoakan kita anak anaknya.

Doa.
Ya Tuhan , bentuklah hatiku agar menyerupai hati Bunda Maria yang mampu  menerima masalah kehidupan dengan penuh iman, Amin.    





Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia Imanuel.


0 komentar:

Post a Comment