December 10, 2018

RENUNGAN HARIAN ( SELASA 18 DESEMBER 2018 )


Bacaan Liturgi Selasa  18 Desember 2018

Bacaan Pertama  Yer 23:5-8
Beginilah firman Tuhan, "Sesungguhnya, waktunya akan datang, 
bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, 
dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah nama yang diberikan orang kepadanya: Tuhan keadilan kita. Sebab itu, beginilah firman Tuhan, waktunya akan datang bahwa orang tidak lagi mengatakan 
'Demi Tuhan yang hidup, yang menuntun orang Israel keluar dari tanah Mesir,'  melainkan 'Demi Tuhan yang hidup, yang menuntun dan membawa pulang keturunan kaum Israel keluar dari tanah utara dan dari segala negeri ke mana Allah telah mencerai-beraikan mereka'; 
maka mereka akan tinggal di tanahnya sendiri."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 72:1-2.12-13.18-19
Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah sampai selama-lamanya.
*Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja dan keadilan-Mu kepada putera raja!  Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan 
dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum! 
*Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, 
ia akan membebaskan orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin. 
*Terpujilah Tuhan, Allah Israel, hanya Dia yang melakukan perbuatan ajaib!  Terpujilah nama-Nya yang mulia selama-lamanya, 
dan kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi.

Bacaan Injil  Mat 1:18-24
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu Yesus, bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata,   "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, 
sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 
Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."   Hal itu terjadi supaya genaplah yang firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi:  "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung  dan akan melahirkan seorang anak laki-laki,  dan mereka akan menamakan Dia Imanuel"  yang berarti: Allah menyertai kita. 
Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Peristiwa mengandungnya Maria merupakan peristiwa panggilan Yusup . Dia bukan sekedar pelengkap , tetapi terlibat langsung pada karya keselamatan. Awalnya , Yusup yang disebut sebagai orang benar itu tidak ingin mempermalukan tunangannya. Jadi, dia berencana menceraikan Maria  secara diam  diam , Tetapi, mendiamkan begitu saja kasus Maria, juga tidak benar. Peristiwa aib tidak boleh dibiarkan begitu saja. Desakan berbagai rencana ini sungguh membingungkan dirinya. Dalam kebingungan itulah , suara Allah hadir, menjelaskan jati diri anak yang dikandung Maria. Dia beriman dan menerima penjelasan itu, lalu memberi nama anak itu Yesus. Tindakan ini memiliki arti memasukkan Yesus dalam garis keturunan Daud. Itulah bentuk awal keterlibatannya. Selanjutnya dia harus senantiasa menjaga imannya , menjaga kemurnian Maria dan menjaga Yesus .  Jawaban Maria “ Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan –Mu  itu” kini juga menjadi jawaban Yusup. 
Kita pun dipanggil untuk terlibat langsung dalam karya keselamatan Allah . Untuk itu, kita menjadi guru , pegawai negeri , pegawai bank, ibu rumah tangga, mahasiswa biasa, atau seorang murid sekolah SMA. Lewat karir baik yang kita jalani, Allah mau melibatkan kita dalam menyelamatkan dunia. Selanjutnya , seperti Yusup, saat kita menyatakan Ya, maka ada saja yang harus kita perjuangkan. Misalnya , begitu ya menjadi guru, maka dikelas ada anak yang sangat membutuhkan perhatian . Saat itulah seorang guru sedang bertaruh panggilannya , mau memperhatikan masalah itu atau mengabaikannya. Seperti Yusup ketika menyatakan ya pada rahmat, maka dia harus melarikan Maria dan Anaknya ke Mesir , demi keselamatan mereka. Kita pun seperti Yusup.   Syukurlah , bukan hanya tanggung jawab, tetapi juga rahmat menyertai kita.  Ada berbagai macam bentuk rahmat-Nya , seperti saat ditegur, dikuatkan , atau mendapat perlindungan-Nya.  Rahmat harus kita andalkan , agar mengarahkan tindakan. Untuk itu , kita harus belajar mengatakan , “Aku ini hamba Tuhan , terjadilah padaku menurut perkataanmu, itu.”  Saat kita belajar meresapi kalimat itu  maka panggilan Maria dan panggilan Yusup adalah panggilan kita juga. Panggilan untuk menjadi hamba-Nya.

Butir permenungan.
Dalam kisah perikop ini kita mengagumi pribadi Yusup yang tulus hati . Ia tidak mementingkan harga dirinya , melainkan mengarahkan dirinya pada keselamatan Maria dan Anaknya. Selain itu , Yusup adalah pribadi yang sangat peka akan bisikan Tuhan melalui malaikat dalam hidupnya. Ketulusan hati dan kepekaan akan bisikan Tuhan inilah yang memampukan Yusup turut berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah dalam diri Yesus.  Kita bersama sama merayakan masa Adven , masa penantian kita untuk menyambut kelahiran Sang Juru Selamat kita. Dalam penantian ini, kita perlu belajar dari Yusup untuk menjadi pribadi yang tulus  dan peka akan bisikan Tuhan dalam pelayanan kita bagi keluarga kita dan sesama.  Menjadi pribadi yang tulus , menjadikan kita damai dan tetap  bersuka cita dalam pelayanan, ketika pelayanan kita tidak dimengerti, ditolak, dan tidak ada ucapan terima kasih yang ditujukan kepada kita. Menjadi pribadi yang peka akan bisikan Tuhan, menjadikan segala yang kita lakukan dalam pelayanan, senantiasa dibimbing oleh Tuhan. Dengan bimbingan Tuhan kita akan menemukan jalan yang baik dalam hidup dan pelayanan kita keselamatan keluarga kita dan sesama. Untuk hal ini , betapa pentingnya kita mengusahakan saat saat hening untuk berelasi dengan Tuhan dalam kehidupan kita. Mari kita siapkan diri untuk menyambut Sang Juru Selamat kita dengan menjadi pribadi yang tulus hati dan pendengar bisikan Tuhan.

Doa.
Ya Tuhan mampukanlah kami untuk mengubah keadaan sulit  dalam hidup kami menjadi berkat bagi kami dan bagi semua orang. Amin.




Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah sampai selama-lamanya.


0 komentar:

Post a Comment