December 7, 2018

RENUNGAN HARIAN ( KAMIS 13 DESEMBER 2018 )


Bacaan Liturgi Kamis 13 Desember 2018
PW S. Lusia, Perawan dan Martir

Bacaan Pertama  Yes 41:13-20
Aku ini Tuhan, Allahmu.  Aku memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu,  "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau." Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel!  Akulah yang menolong engkau, demikianlah sabda Tuhan;  dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel. Sesungguhnya, Aku membuat engkau menjadi papan pengirik yang tajam dan baru dengan gigi dua jajar. Engkau akan mengirik gunung-gunung dan menghancurkannya; bukit-bukit pun akan kaubuat seperti sekam. 
Engkau akan menampi mereka, lalu angin akan menerbangkan mereka, dan badai akan menyerakkan mereka. Tetapi engkau akan bersorak-sorak dalam Tuhan dan bermegah dalam Yang Mahakudus, Allah Israel. Orang-orang sengsara dan orang-orang miskin sedang mencari air, tetapi tidak ada, lidah mereka kering kehausan. Tetapi Aku, Tuhan, akan menjawab mereka, dan sebagai Allah orang Israel, Aku tidak akan meninggalkan mereka.  Aku akan membuat sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit yang gundul, dan membuat mata air membual di tengah dataran.  Aku akan membuat padang gurun menjadi telaga, dan memancarkan air dari tanah kering.   Aku akan menanam pohon aras di padang gurun,  pohon penaga, pohon murad dan pohon minyak.  Aku akan menumbuhkan pohon sanobar di padang belantara 
dan pohon berangan serta cemara di sampingnya, supaya semua orang melihat dan mengetahui, memperhatikan dan memahami, bahwa tangan Tuhanlah yang membuat semuanya itu, dan Yang Mahakudus, Allah Israel, yang menciptakannya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 145:1.9-13b
Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.
*Aku hendak mengagungkan Dikau, ya Allah, ya Rajaku,  aku hendak memuji nama-Mu untuk selama-lamanya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

*Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, 
dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.  Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu,  dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
*Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu  kepada anak-anak manusia, 
dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia,  Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi,  pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.

Bait Pengantar Injil  Yes 45:8
Hai langit, turunkanlah embunmu,  hai awan, hujankanlah keadilan. 
Hai bumi, bukalah dirimu, dan tumbuhkanlah keselamatan.

Bacaan Injil  Mat 11:11-15 
Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang banyak,  "Aku berkata kepadamu, Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar dari padanya. Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang,  Kerajaan Surga dirongrong, dan orang yang merongrongnya mencoba menguasainya.  Sebab semua kitab para nabi dan kitab Taurat, bernubuat hingga tampilnya Yohanes. Dan jika kalian mau menerimanya,   Yohanes itulah Elia yang akan datang itu. 
Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Kasih Tuhan itu tidak bersyarat, namun janji Tuhan itu bersyarat. Tuhan akan menyelamatkan orang yang mau percaya kepada-Nya dan tidak lagi memperhitungkan kesalahannya. Hal inilah yang dialami oleh bangsa Israel. Ketika mereka jatuh dalam penderitaan , kemiskinan, kelaparan dan kehausan. Allah menyediakan telaga ditengah gurun dan membuat air memancar dari tanah kering. Asalkan mereka tetap setia dan menggantungkan diri secara penuh pada kasih-Nya. Alhasil rahmat pertolongan dan tuntunan-Nya tiba pada saat yang tepat. Akan tetapi bangsa pilihan Allah tersebut , sering tidak setia dan lalai dalam menjalankan amanat-Nya. Dengan kehendak bebas yang diberikan Tuhan , mereka dengan mudahnya jatuh kedalam dosa  dan pelanggaran.  Sehingga seruan para nabi sampai seruan tegas Yohanes Pembaptis pun tidak diindahkan sama sekali. Sehingga Allah kecewa terhadap mereka.  Seruan pertobatan Allah melalui para nabi sampai kezaman Yohanes Pembaptis dan bahkan disaat Yesus berkarya , merupakan tawaran dari keselamatan Allah yang membutuhkan jawaban serius. Jika kita mau menerima tawaran itu berarti pula menerima konsekuensinya. Kita harus berjuang untuk hidup suci, bertobat dari dosa , memurnikan hati, pikiran dan perbuatan setiap saat dalam hidup ini.  Sebab pada dasarnya setiap orang beriman diundang untuk menjadi sempurna seperti Bapa di Surga. Dan tentunya Allah sangat berkenan kepada orang yang murni hatinya , dan selalu rajin berdoa dan mendengarkan Sabda-Nya serta setia mengamalkan ajaran kasih-Nya. Jadi marilah kita berusaha untuk bertobat dari dosa dan setia berkurban untuk melakukan kehendak-Nya, Siapa bertelinga hendaklah ia mendengar.

Butir permenungan.
Ada suatu pepatah bijak yang mengatakan “ Raihlah cita citamu setinggi bintang di langit. Apakah cita cita yang dimaksud? Tentu banyak jenisnya. Dan jika ditanya tentang cita cita , kita seringkali menyebutkan dengan banyak cita cita  dengan status tinggi dan berpenghasilan melimpah. Tak jarang ada anak yang mengatakan cita citanya yang tidak umum dan tidak punya status sosial tinggi dalam pekerjaan langsung ditertawakan. Sehingga pengalaman ditertawakan itu membuat enggan mengungkapkan cita citanya. Atau banyak kekecewaan terjadi karena kenyataannya kita tidak dapat mencapai cita cita tersebut.. Akibatnya , afirmasi diri bahwa aku juga berharga dalam pekerjaanku sekarang menjadi lemah. Hari ini dalam Injil Yesus mengkritik keras ahli ahli Taurat dan orang Farisi karena menyerang
Kerajaan Allah dan menguasainya. Penguasaan itu dengan banyak aturan yang dibuat bukan demi kemuliaan Allah tetapi untuk kepentingan diri sendiri.
Yesus secara implisit meminta orang yang mempunyai kedudukan dan jabatan tidak menyalahgunakannya  Jabatan itu harus membawa kebahagiaanbagi semua orang. Jabatan dan status sosial membawa dua hal sekaligus, seperti dua sisi mata uang. Membawa berkat tetapi juga sebagai tanggung jawab. Bisa menjadi sumber berkat tetapi juga bencana.  Kesadaran akan tanggung jawab dalam jabatan sungguh relevan di Indonesia  Sudah menjadi rahasia umum bahwa para pejabat kita haus akan jabatan. Semua cara dilakukan guna memperolehnya. Faktanya banyak pejabat kita hanya banyak membuat janji. Ketika mereka sudah menduduki posisi tertentu langsung kehilangan semangat pengabdian. Mereka hanya berjuang demi kepentingan diri sendiri dan keluarga semata.

Doa.
Ya Tuhan bantulah kami selalu, agar mampu hidup secara pantas dihadapan-Mu , melakukan kehendak-Mu, bertobat dari dosa dan mengutamakan kasih kepada sesama. Amin.




Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.






0 komentar:

Post a Comment