December 16, 2018

RENUNGAN HARIAN ( MINGGU 23 DESEMBER 2018 )


Bacaan Liturgi Minggu 23 Desember 2018
PF S. Yohanes dari Kety, Imam

Bacaan Pertama  Mi 5:2-5a
Beginilah firman Tuhan Allah, "Hai Betlehem di wilayah Efrata, hai engkau yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, yang sudah ada sejak dahulu kala.  Ia akan membiarkan mereka sampai saatnya perempuan yang mengandung itu telah melahirkan; lalu saudara-saudaranya yang masih ada akan kembali kepada orang Israel. Maka ia akan bertindak, dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan Tuhan, yaitu dalam kemegahan nama Tuhan Allahnya. Mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi, dan dia menjadi damai sejahtera. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19
Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami.
*Hai gembala Israel, pasanglah telingamu, Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami. 
*Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu! 
*Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang ada di sebelah kanan-Mu, 
anak manusia yang telah Kauteguhkan. Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu; biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.

Bacaan Kedua  Ibr 10:5-10
Saudara-saudara, ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata, 
"Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki! Sebagai penggantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa  Engkau juga tidak berkenan. 
Maka Aku berkata: Lihatlah, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku, sebagaimana tertulis dalam gulungan kitab tentang Aku ." 
Jadi mula-mula Yesus berkata,  'Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki, kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa 
Engkau tidak berkenan' -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat; -- dan kemudian Ia berkata,   "Lihat, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."   Jadi yang pertama Ia hapuskan 
untuk menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak Allah inilah 
kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Luk 1:38
Aku ini adalah hamba Tuhan;  jadilah padaku menurut perkataanmu.

Bacaan Injil  Luk 1:39-45 
Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan, menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, "Diberkatilah engkau di antara semua wanita, 
dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Beberapa bulan lalu, kedua provinsi di tanah air kita yakni Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah mengalami bencana gempa bumi dan tsunami. Peristiwa ini telah menelan banyak korban , baik kehilangan orang orang yang dikasihi maupun ludesnya barang barang material seperti rumah, uang, kendaraan, surat surat penting dan sebagainya. Mereka sungguh mengalami bencana yang diluar dugaan dan tak menyangka bila keadaan yang akan dialami amat parah. Begitu tahu bencana melanda , spontan banyak pihak baik dari dalam maupun luar negeri  mengirimkan bantuan berupa materi. Bahkan para relawanpun tanpa diundang datang untuk membantu. Mereka bekerja sebagai tim pencari korban, tim perbaikan layanan listrik, tim penyembuh trauma dan masih banyak lagi.
Bunda Maria pun tergerak hatinya untuk mengunjungi Elisabet saudarinya. Tentu kunjungan itu perlu perjuangan dan pengorbanan. Namun oleh karena berita dari malaikat Tuhan bahwa Elisabet sedang mengandung dihari tuanya  maka Bunda Maria pergi dengan penuh semangat dan sukacita untuk menolong Elisabet dalam krsehariannya. Saat perjumpaan kedua ibu tersebut merupakan momen perjumpaan kedua bayi dalam kandungan mereka masing masing.  Salam yang dilantunkan oleh Bunda Maria kepada Elisabet telah membuat anak didalam rahimnya melonjak. Kunjungan Bunda Maria  telah mengubah suasana rumah Elisabet . Elisabet tentu tak menyangka kedatangan Bunda Maria apalagi disaat dia sungguh membutuhkan bantuan dan pertolongan dari orang lain . Kunjungan itu indah dan penuh sukacita.

Butir permenungan.
Kidung Agung menyuguhkan syair cinta yang agung. Cinta menabur sejuta warna keindahan. Cinta sejati selalu rindu melihat Sang Kekasih.  Kebahagiaan terdalam dan penuh dari hidup manusia ada untuknya. Darinya mengalir segala yang terbaik. Seperti warna, Cinta memberi senyawa dengan pribadi yang ditempatinya . Cinta merubah hidup. Pada waktunya Cinta diuji. Untuk alasan keselamatan dan keabadian. Cinta mengabaikan derita dan mau terluka bahkan sampai mati sebagai bukti. Disitu pohon kering (salib) membutuhkan darah dan air pengobanan untuk mampu berbuah kehidupan. Sejak saat itu, Cinta selalu menjadi Sang Kekasih untuk hati dan jiwa yang mencintai dan meng Imani-Nya. Dalam Dia semua yang suci dan terindah mendapat tempatnya. Mungkinkah Cinta tanpa angan angan dan kerinduan? Tidak, bahkan kesepian , kesedihan dan derita menjadi bagian dari miliknya. Meski tetap sebagai anugerah, Cinta takkan pernah datang tanpa diinginkan dan dirindukan.  “ Merpatiku di celah celah batu, di persembunyian lereng lereng gunung , perlihatkanlah wajahmu , perdengarkanlah suaramu. Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu” (Kid 2:14) Ada banyak kerinduan, tetapi kerinduan terdalam darihidup manusia adalah Allah.
Kerinduan yang dalam hingga masa senja dalam diri Zakharia dan Elisabet terpenuhi dengan dikandungnya Yohanes. Kerinduan terdalam “Umat manusia” akan inkarnasi Allah, Sang Almasih terpenuhi ketika seorang perawan mengandung Yesus karena Roh Kudus. Di antara semua perawan di semua zaman, Maria lah yang dipilih sebagai ibu Tuhan.  Setelah mendapat kabar dari malaikat bahwa Elisabet telah mengandung dihari tuanya, kerinduan Maria untuk berbagi dengan sanaknya tak terbendung. Demikian sebaliknya . Dua tokoh calon ibu kudus dalam Perjanjian Baru itupun akhirnya bertemu berpelukan iman.  Salam Maria membuat bayi Johanes melonjak bagaikan kijang. Bukan karena suara Maria saja yang menggirangkan bayi Yohanes, tetapi teristimewa karena bayi Almasih yang dikandungnya.  
O air mata bahagia ... Nanti pada waktu jeda, tahulah kita tentang perjalanan setiap Cinta, air mata lain sedang menantinya. Tetapi, iman dan harapan akan mengasuhnya .

Doa.
Bunda Maria, semoga engkau membimbing dan mengarahkan hati dan tindakan kami untuk mengunjungi mereka yang tersisihkan . Amin



Aku ini adalah hamba Tuhan;  jadilah padaku menurut perkataanmu.


0 komentar:

Post a Comment