October 2, 2017

RENUNGAN HARIAN (RABU 4 OKTOBER 2017 )

Bacaan Liturgi Rabu 4 Oktober 2017
PW S. Fransiskus dari Assisi

Bacaan Pertama Neh 2:1-8
Pada bulan Nisan pada tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta, ketika menjadi tugasku menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menghidangkannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja,
bertanyalah raja kepadaku, "Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati." Aku lalu menjadi sangat takut. Jawabku kepada raja, "Hiduplah raja untuk selamanya!  Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota tempat makam leluhurku telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?" Kata raja kepadaku, "Jadi, apa yang kauinginkan?"
Aku berdoa kepada Allah semesta langit, kemudian menjawab kepada raja, "Jika raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini,
utuslah hambamu ini ke Yehuda, ke kota makam leluhur hamba, supaya hamba ini membangunnya kembali." Maka bertanyalah raja kepadaku,
sedang permaisuri duduk di sampingnya, "Berapa lama engkau akan pergi, dan bilamana engkau akan kembali?" Dan raja berkenan mengutus aku sesudah aku menyebut suatu jangka waktu kepadanya.
Maka berkatalah aku kepada raja, "Jika Raja menganggap baik,
berikanlah aku surat bagi bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat, supaya mereka memperbolehkan aku lewat sampai aku tiba di Yehuda. Juga sepucuk surat bagi Asaf, pengawas taman Raja, supaya dia memberi aku kayu untuk memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di benteng Bait Suci, untuk tembok kota dan untuk rumah yang akan kudiami." Dan raja mengabulkan permintaanku, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur   Mzm 137:1-6
Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, bila aku tidak mengingat engkau.
*Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita menangis apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.
*Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita, "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!"
*Bagaimana mungkin kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing? Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!
*Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak menjadikan Yerusalem puncak sukacitaku!

Bait Pengantar Injil  Flp 3:8-9
Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah, agar aku memperoleh Kristus dan bersatu dengan-Nya.

Bacaan Injil  Luk 9:57-62
Sekali peristiwa, Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan, datanglah seorang di tengah jalan, berkata kepada Yesus
"Aku akan mengikut Engkau, ke mana pun Engkau pergi." Yesus menjawab, "Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang,
tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Lalu kepada orang lain Yesus berkata, "Ikutlah Aku." Berkatalah orang itu, "Izinkanlah aku pergi dahulu, menguburkan bapaku." Tetapi Yesus menjawab, "Biarlah orang mati mengubur orang mati; tetapi engkau, pergilah, dan wartakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."
Dan seorang lain lagi berkata, "Tuhan, aku akan mengikuti Engkau,
tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." Tetapi Yesus berkata, "Setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Pada hari ini, Yesus bersabda “Biarlah orang mati menguburkan orang mati” Secara harafiah , Sabda Tuhan Yesus itu tidak masuk akal dan sangat bertentangan dengan kenyataan. Mana mungkin orang mati menguburkan orang mati?  Bukanlah hanya orang hidup yang bisa menguburkan orang mati?  Lalu apa maksud Yesus dengan Sabda-Nya itu ? Pernyataan Yesus itu disampaikan dalam konteks yang sangat jelas, yaitu menuntut ketegasan komitment dari orang yang mau menjadi pengikut-Nya. Yesus ingin agar para pengikut-Nya tegas. Kalau mau menjadi pengikutnya , jangan main main  dan jangan setengah setengah  tetapi dengan komitment , sepenuh hati  dan dengan penuh pengorbanan , bahkan bersedia  meninggalkan kelekatan duniawi yang bisa menghambat  kinerja seseorang dalam mengikuti-Nya
Yesus memang menuntut para murid dengan tegas bahkan sangat tegas. Bagi Yesus , menjadi pengikut-Nya tidak boleh dilakukan hanya sekedar hanya sekedar untuk mengisi waktu luang, atau karena kita tidak ada kesibukan atau sekedar iseng , tetapi harus menjadi suatu komitment yang tegas dan yang harus dijalankan  dengan penuh tanggung jawab. Atau dengan kata lain , yang satu dijalankan dan yang lain jangan diabaikan. Kehidupan manusia dalam kehidupan sehari hari tidak boleh menjadi alasan untuk tidak setia dalam mengikuti Yesus atau melunturkan ketegasan komitment dalam mengikuti-Nya.Bukan perkara mudah kalau kita mau meninggalkan kelekatan akan hal hal duniawi.Tetapi jika semua itu menjadi penghalang bagi kita dalam mengikuti Yesus , konsekuensinya adalah kita harus iklas untuk melepaskan atau meninggalkannya. Oleh karena itu jadilah pengikut Kristus yang setia, tegas dalam komitment.

Butir permenungan.
Dalam perjalanan kita mengikuti Yesus , Yesus mengajukan syarat syarat kepada kita , apabila kita ingin mengikuti Yesus. Syarat syarat itu tidak mudah . Orang harus siap menyangkal diri, Mengapa syaratnya terasa berat?, Ya karena panggilan dan perutusan dari Yesus bersifat mendesak, Semua ciptaan menantikan kedatangan dan perwujudan Kerajaan Allah. Dimana mana , damai, sukacita, dan keadilan didambakan banyak orang. Yesus tidak sabar, Inilah tugas yang mendesak, Waktu yang ada begitu berharga, jangan disia siakan  Jangan menoleh kebelakang  “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh kebelakang , tidak layak untuk Kerajaan Allah”
Kerajaan Allah itu harus segera terbit dimana mana. Kristus menghendaki umat Kristiani mempunyai semangat untuk bergerak “maju” dan bukan “mundur”  Yesus mencari murid murid yang melayani dengan sepenuh hati bukan yang setengah setengah . Yesus tidak suka dengan murid murid yang suka mampir sana sini dan suka menoleh noleh kebelakang. Songsonglah matahari terbit bukan matahari terbenam. Bukanlah hidup kita sebagai orang Kristiani sering lambat dan kehilangan banyak waktu karena hal hal yang sepele?  Sementara itu masyarakat disekitar kita segera membutuhkan pewartaan kabar gembira Kerajaan Allah.                    

Doa.
Ya Tuhan , berkatilah kami untuk selalu bertanggung jawab sebagai seorang pengikut-Mu dalam pelayanan dan pekerjaanku. Amin.






"Setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk

Kerajaan Allah."

0 komentar:

Post a Comment