September 12, 2016

RENUNGAN HARIAN, (SELASA 13 SEPTEMBER 2016)

Bacaan Liturgi Selasa 13 September 2016
PW S. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  1Kor 12:12-14.27-31a
Saudara-saudara,  Sebagaimana tubuh itu satu, meskipun anggotanya banyak,  dan semua anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh saja, demikian pula Kristus. Sebab kita semua telah dibaptis dalam satu Roh 
menjadi satu tubuh,
 dan juga diberi minum dari satu Roh, entah kita orang Yahudi, entah bukan Yahudi, entah budak, entah orang merdeka. Sebab tubuh tidak terdiri atas satu anggota saja, tetapi atas banyak anggota. Kalian semua adalah tubuh Kristus, dan masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menentukan beberapa orang di dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya Ia menentukan mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, 
untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin,
 dan untuk berbicara dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? 
Adakah semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat,
 atau untuk menyembuhkan, atau untuk berbicara dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?  Maka berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang utama. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 100:2-5
Kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
*Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! 
*Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah;
 Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita, kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. 
*Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur,
 masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah nama-Nya! 
*Sebab Tuhan itu baik,
 kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

Bait Pengantar Injil  Luk 7:16
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.
Bacaan Injil  Luk 7:11-17
Pada suatu ketika pergilah Yesus ke sebuah kota bernama Nain.
 Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, yaitu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasihan. Lalu Tuhan berkata kepadanya, "Jangan menangis!" Dihampiri-Nya usungan jenazah itu dan disentuh-Nya, Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, "Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah pemuda itu, duduk, dan mulai berbicara. Yesus lalu menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan, dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah mengunjungi umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus ke seluruh Yudea 
dan ke seluruh daerah sekitarnya.
 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan
Sejak menerima Sakramen Babtis, kita disatukan dalam Tubuh Mistik Kristus. Dengan demikian , kita mengambil bagian dalam Tri Tugas Kristus yaitu sebagai Nabi, Imam dan Raja. Tujuan utama dari semua itu adalah menjadikan diri kita sebagai tanda kehadiran Allah yang mengasihi umat-Nya dalam berbagai bentuknya.
Dalam Injil hari ini , kita mendengar bahwa Yesus membangkitkan  seorang pemuda yang sudah meninggal , putra seorang janda dikota Nain. Ketika Yesus pergi kekota  itu dan melihat seorang janda serta orang banyak mengusung jenazah pemuda itu, hatinya tergerak oleh belas kasihan. Ia mendekati janda itu dan meneguhkan imannya. “Jangan menangis” kata-Nya. Lalu, Yesus membangkitkan pemuda tersebut . Tindakan Yesus ini sangat luar biasa. Melihat orang yang sedang berduka cita, hati-Nya tergerak oleh belas kasihan. Tidak hanya berhenti dalam perasaan, Yesus mendekati , menyentuh dan membangkitkan pemuda tersebut. Yesus hadir sebagai seorang pribadi belas kasih yang menyentuh seluruh pribadi manusia . Melihat Injil hari ini , Yesus ingin mengajak kita untuk menjadi pelaku belas kasih.
Dewasa ini, seturut perkembangan peradaban dunia manusia mampu menciptakan teknologi canggih dan luar biasa. Pada saat yang sama , cara berpikir modern manusia zaman ini rupanya tidak serta merta meluputkan  mereka dari persoalan yang dapat mengancam hidup. Justru persoalan hidup semakin komplek dan sulit untuk disembuhkan  dan membutuhkan pelaku  belas kasih yang mampu mendekati, menyentuh dan menyembuhkan mereka. Salah satu persoalan banyak orang dewasa ini ialah kemiskinan pengenalan dan pengalaman akan Allah yang hidup sehingga orang sering kali bertindak hanya menurut pengetahuan dan cara berpikir mereka sendiri.

Butir permenungan.
Santo Yohanes Krisostomus yang kita rayakan pada hari ini menjadi salah satu teladan pelaku belas kasih  bagi kita. Pada abad IV yang diwarnai dengan maraknya ajaran sesat dalam Gereja, buruknya  relasi pemimpin Gereja dengan Kaisar setempat dan persoalan masyarakat lain, ia tampil dengan gagah dan cerdas sebagai seorang gembala umat. Ia hadir sebagai seorang pemikir dan orator ulung untuk membela iman yang benar dari lilitan ikatan ajaran sesat. Oleh karena itu , ia dijuluki sebagai  “si mulut emas”

Doa.
Allah Bapa yang mahamulia, Engkau telah menganugerahkan kefasihan lidah kepada uskup-Mu Santo Yohanes Krisostomus dan menguatkannya ketika dianiaya. Semoga kami dibimbing oleh pengajarannya dan dikuatkan oleh contoh ketabahan hatinya. Amin.

0 komentar:

Post a Comment