September 27, 2016

RENUNGAN HARIAN, (RABU 28 SEPTEMBER 2016)

Bacaan Liturgi Rabu  28 September 2016
PF S. Wenseslaus, Martir

Bacaan Pertama  Ayb 9:1-12.14-16
Ayub berkata kepada Bildad sahabatnya, "Sungguh, aku tahu, bahwa beginilah adanya: masakan manusia benar di hadapan Allah? Jika ia ingin berperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya. 
Allah itu bijak dan kuat,
 siapakah dapat berkeras melawan Dia dan tetap selamat? Dialah yang memindahkan gunung-gunung tanpa diketahui orang, 
yang menjungkir-balikkan dalam murka-Nya.
 Ia menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang. Ia memberi perintah kepada matahari, sehingga tidak terbit, dan mengurung bintang-bintang dengan meterai. Seorang diri Ia membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut. Ia menjadikan bintang Biduk, bintang Belantik, bintang Kartika, dan gugusan-gugusan bintang Ruang Selatan. 
Dialah yang melakukan perbuatan-perbuatan tegar yang terduga,
 dan keajaiban-keajaiban yang tidak terbilang banyak. Apabila Ia melewati aku, aku tidak melihat-Nya, dan bila Ia lalu, aku tidak tahu. Apabila Ia merampas, siapa akan menghalangi-Nya? Siapa akan menegur-Nya, 'Apa yang Kaulakukan?' 
Bagaimana mungkin aku dapat membantah Dia,
 dan memilih kata-kata di hadapan Dia? Walaupun benar, aku tidak mungkin membantah Dia, malah aku harus memohon belas kasihan kepada yang mendakwa aku. Bila aku berseru, Ia menjawab; aku tidak dapat percaya, bahwa Ia sudi mendengarkan suaraku." 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 88:10b-15
Semoga doaku sampai ke hadirat-Mu, ya Tuhan.
*Aku telah berseru kepada-Mu, ya Tuhan, sepanjang hari, aku telah mengulurkan tanganku kepada-Mu. Adakah Engkau melakukan keajaiban 
di hadapan orang-orang mati?
 Masakan jenazah mereka bangkit untuk bersyukur kepada-Mu? 
*Dapatkah kasih-Mu diberitakan di dalam kubur,
 dan kesetiaan-Mu di tempat kebinasaan? Diketahui orangkah keajaiban-keajaiban-Mu dalam kegelapan, 
dan keadilan-Mu di negeri kealpaan?
 
*Tetapi aku ini, ya Tuhan, kepada-Mu aku berteriak minta tolong,
 dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu. Mengapa, ya Tuhan, Kaubuang aku? Mengapa Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?
Bait Pengantar Injil  Flp 3:8-9
Segala sesuatu kuanggap sebagai sampah, agar aku memperoleh Kristus dan bersatu dengan-Nya.

Bacaan Injil  Luk 9:57-62
Sekali peristiwa, Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan, datanglah seorang di tengah jalan, berkata kepada Yesus 
"Aku akan mengikut Engkau, ke mana pun Engkau pergi."
 
Yesus menjawab,
 "Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Lalu kepada orang lain Yesus berkata, "Ikutlah Aku." 
Berkatalah orang itu,
 "Izinkanlah aku pergi dahulu, menguburkan bapaku." 
Tetapi Yesus menjawab, "Biarlah orang mati mengubur orang mati;
 tetapi engkau, pergilah, dan wartakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." Dan seorang lain lagi berkata, "Tuhan, aku akan mengikuti Engkau, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." Tetapi Yesus berkata, 
"Setiap orang yang siap untuk membajak,
 tetapi menoleh ke belakang, 
tidak layak untuk Kerajaan Allah."
 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Salah satu hal yang harus kita sadari dan kita yakini sebagai pengikut Kristus adalah bahwa Yesus tahu betul bahwa meskipun kita mengaku percaya dan beriman kepada Tuhan, akan tetapi kita harus jujur mengakui bahwa kita masih menyembah “berhala berhala” ciptaan kita. Berhala itu tidak harus berwujud patung yang disembah, akan tetapi dapat berupa apa saja yang membuat kita menganggap sebagai segala galanya dalam hidup kita.
Yesus tahu betul betapa kita senantiasa terlekat dengan berhala itu dan selalu mencoba menemukan sukacita ,harapan, kebahagiaan dan keamanan pada hal hal tersebut. Karena itu, ketika Yesus mencoba mengubah pergumulan manusia ini, ia memakai sebuah cara yang unik dengan mengajak manusia untuk mengikuti Dia.
Dalam Injil hari ini , Yesus berkata. “Ikutlah Aku” kepada tiga orang yang tertarik mengikuti-Nya. Yesus tentu senang dengan keinginan tiga orang tersebut. Akan tetapi Ia perlu sejak awal menegaskan bahwa untuk mengikuti-Nya , seseorang harus menegaskan dalam hatinya , bahwa hanya Yesus lah satu satunya sumber, harapan dan “harta” yang paling dicari.
Dalam kata ini terkandung dua unsur  “Ikutlah” dan “Aku”.  Kata “Ikutlah” menunjukkan sebuah tindakan. Sedangkan “Aku” merujuk kepada pribadi. Disana ada Yesus dan salib. Disana ada harapan dan kemanisan tapi sekaligus ada penderitaan.
Dan inilah misi setiap orang Kristiani dari dulu  hingga sekarang. Sebuah misi untuk pergi ke Yerusalem baru bersama dengan Yesus sendiri. Perjalanan ke Yerusalem ini berat dan sulit. Karena itu untuk bisa menyelesaikan misi ini , seseorang harus meninggalkan berhala berhala yang ada dalam hatinya dan mulai meyakini bahwa Yesus adalah satu satunya harta yang akan menjadi sumber harapan, sukacita, kebahagiaan serta rasa aman mereka.
Yesus mengajak murid murid-Nya dan kita pengikut-Nya ke Yerusalem bukan karena Dia membutuhkan kita untuk membantu dan menemani Dia dalam menyelesaikan karya keselamatan-Nya.  Kita diajak ikut karena jika kita bersama Yesus maka kita juga akan diselamatkan . Bukan hanya itu saja , kita pun mendapat tugas perutusan agar kabar gembira ini sampai keseluruh penjuru  dunia. Dan karena yang diwartakan adalah Yesus sendiri, maka kita pun tidak akan ditinggal melakukan tugas perutusan ini sendirian.

Butir permenungan.
Dengan ungkapan  "Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."  Yesus mau menegaskan eksistensi diri-Nya sebagai pengembara yang tidak aman dan serig ditolak. Karena itu para pengikut-Nya pun harus siap menempuh jalan yang tidak aman, ditolak dan tidak memiliki tempat tinggal tetap didunia ini.
Kepada orang yang mau mengikuti-Nya, tetapi minta izin untuk menguburkan bapanya lebih dulu, Yesus berkata :   “"Biarlah orang mati mengubur orang mati” Kerajaan Allah memberi kehidupan sejati sebab berkatnya orang ambil bagian dalam Allah. Karena itu bagi yang mau mengikuti Yesus , semua urusan dunia , termasuk kewajiban mutlak seorang anak untuk memelihara orang tua sampai akhir hayat dan penguburannya, tidak bisa mengikatnya.
Tuntutan Yesus kepada orang orang yang mau mengikuti-Nya lebih radikal dari nabi Elia.  Nabi Elia mengizinkan Elisa pamit kepada orang tuanya yang masih hidup, sedangkan orang yang ingin mengikuti Yesus itu mau melestarikan adat istiadat nya Yahudi. Artinya sebelum orang tuanya mati dan dikuburkan ia tidak mungkin ikut Yesus. Maka Yesuspun menambahkan  "Setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang, 
tidak layak untuk Kerajaan Allah."
  Untuk mengikuti Yesus orang juga harus memutus hubungannya dengan masa lampau. “Menoleh kebelakang artinya mempertahankan mati matian warisan nilai dan pengalaman masa lampau. Sama seperti pembajak yang tidak boleh menoleh ke belakang karena harus memperhatikan lurusnya alur bajak yang ditarik  lembu, pengikut Yesus pun  tidak boleh merepotkan yang sudah yang sudah ditinggalkan demi Kerajaan Allah dan ikut cara Yesus menilai dunia.
Kita kadang tetap berpegang teguh dan kukuh membela adat istiadat yang sudah ketinggalan zaman dan tidak manusiawi lagi. Tidak jarang kita pun lebih mementingkan aturan dan keselamatan duniawi daripada tatanan surgawi dan keselamatan abadi . Mengapa ? Yesus  telah menunjukkan bahwa menjadi pengikut-Nya harus siap meninggalkan segala gala nya. Kita adalah pengikut pengikut Yesus zaman ini yang seharusnya siap  meninggalkan apapun demi Yesus.

DOA

Allah Bapa kami, Sumber Kehidupan , Engkau telah menunjukkan jalan yang menuju kehidupan dan kebebasan, yaitu Dia yang telah memasuki kehidupan kami ialah Yesus, Saudara kami. Kami mohon perkenankanlah kami ikut serta meneguhkan Kerajaan-Mu didunia dengan mengikuti Dia seutuhnya. Amin

0 komentar:

Post a Comment