January 20, 2022

RENUNGAN HARIAN, KAMIS 3 FEBRUARI 2022

Kalender Liturgi Kamis 3 Feb 2022

PF S. Ansgarius, Uskup
PF S. Blasius, Uskup dan Martir
Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I  1Raj 2:1-4.10-12
Saat kematian Daud mendekat,  Pada suatu hari ia berpesan kepada Salomo, anaknya:  "Aku ini akan mengakhiri perjalananku yang fana. Maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah kesatria. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu,  dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa. Semoga dengan demikian engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju,
dan semoga Tuhan menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel. Kemudian Daud mendapat istirahat  bersama-sama nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud. Jadi Daud memerintah orang Israel selama empat puluh tahun; di Hebron ia memerintah tujuh tahun, dan di Yerusalem tiga puluh tiga tahun. Kemudian Salomo duduk di atas takhta Daud, ayahnya, dan menjadi kokohlah kerajaannya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan 1Taw 29:10.11ab.11d-12a.12bcd
Ya Tuhan, Engkau menguasai segala-galanya.
*Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allahnya bapa kami Israel,
dari sediakala sampai selama-lamanya.
*Ya Tuhan, milik-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya segala-galanya yang ada di langit dan di bumi!
*Ya Tuhan, milik-Mulah kerajaan Engkau yang tertinggi melebihi segala-galanya. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu.
*Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya. Dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan, dalam tangan-Mulah kuasa untuk memperluas dan memperkokoh kerajaan.

Bait Pengantar Injil  Mrk 1:15
Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil.

Bacaan Injil  Mrk 6:7-13 
Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid  dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat; roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki, tetapi tidak boleh memakai dua baju. Kata Yesus selanjutnya kepada murid-murid itu, "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu, dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan bebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat. Mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak, dan menyembuhkan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan. 

Renungan

Mengapa kita harus merasul? Itu kan tugasnya para pastor, bruder,dan suster. Kita ini sudah hidup susah, kerjaan tidak menentu, masih disuruh merasul lagi. Mending kalau ada honor, sarana saja tidak disediakan, siapa mau? Ya, merasul dianggap tugasnya kaum berjubah saja.  Yesus mengutus kedua belas muridnya pergi berdua dua dengan pesan: “ Jangan membawa apa apa dalam perjalanan  Yesus ingin agar mereka sepenuhnya mengandalkan Allah, mereka hanya boleh membawa yang minimal, tongkat dan alas kaki untuk bergerak cepat. Mereka boleh menerima uluran tangan dari orang yang menawarkan tumpangan, tetapi tidak boleh pilih pilih tumpangan yang enak. Jika ditolakpun mereka harus menerima dengan lapang dada, lalu pergi dan kebaskan debu sebagai peringatan, Pengebasan debu adalah kebiasaan orang orang Yahudi yang terpaksa harus melewati daerah orang orang kafir. Dengan pengebasan itu mereka membuang segala kotoran dari daerah itu yang menajiskan dan mendatangkan  hukuman Allah.  Maka sehubungan dengan pengutusan para murid , pengebasan debu merujuk pada peringatan agar orang merenungkan sikapnya dalam menanggapi pemberitaan Injil,  Menolak pemberitaan itu berarti menolak tawaran penyelamatan Allah. Untuk itulah Yesus mengutus para murid pergi  berdua dua . Berdua dua penting demi terjaminnya kebenaran sebuah kesaksian (bdk. Ul 17:6 , Bil 35:50) . Berdua dua  dapat meringankan beban pekerjaan dan derita kegagalan. Berdua dua menjauhkan diri dari kesombongan pribadi atas kesuksesan. Warta yang sama dari dua orang pun jauh lebih meyakinkan.  Yesus mengutus para murid pergi merasul berdua dua dan tidak melakukannya seorang diri saja. Karena itu mari kita bekerja sama , baik yang berjubah maupun yang tidak berjubah dalam memberitakan Injil. Merasul bukan melulu pekerjaan kaum berjubah saja, melainkan menjadi pekerjaan semua murid Kristus dengan lebih mengandalkan bantuan Allah dari pada kemampuan  diri sendiri dan kelengkapan sarana.  Jika ditolak pun mereka harus menerima dengan lapang dada, lalu pergi dan kebaskan debu sebagai peringatan. Pengebasan debu adalah kebiasaan orang-orang Yahudi yang terpaksa harus melewati daerah orang-orang kafir. Dengan pengebasan itu mereka membuang segala kotoran dari daerah itu yang menajiskan dan mendatangkan hukuman Allah. Maka sehubungan dengan pengutusan para murid, pengebasan debu merujuk pada peringatan agar orang merenungkan sikapnya dalam menanggapi pemberitaan Injil. Menolak pemberitaan itu berarti menolak tawaran penyelamatan Allah.

Butir permenungan.

Allah adalah pendidik sejati. Sebagai pendidik, Dia adalah Bapa dan kita anak-anak-Nya. Ia mungkin menyesah kita, menghajar, dan memberi ganjaran, karena Ia ingin memperlakukan kita sebagai anak-Nya. Kalau kita menjadi anak-Nya berarti Ia tidak akan pernah meninggalkan kita. Dengan itu didikan-Nya yang keras bertujuan bukan untuk mematikan kita, melainkan supaya kita lebih matang, dewasa, kuat, berani, dan berpengetahuan luas. Didikan Allah itu nyata dalam pengajaran Yesus pada Injil pada hari ini. Pengajaran-Nya sangat bijak, berwibawa, dan penuh kekuatan. Namun sayangnya, kewibawaan mengajar seseorang untuk mereka yang mendengar-Nya saat itu bukan hanya ditentukan oleh isi ajaran-Nya melainkan juga oleh keluarga dari mana Dia berasal. Mengetahui asal-usul Yesus dari orang biasa dan sederhana, maka mereka kecewa dan menolak-Nya (Mrk.6:4). Di sini, menurut Yesus, terjadi sebuah ironi yaitu bahwa seorang nabi dihormati di negeri asing kecuali di negeri dan kampung asalnya sendiri. Santo Blasius, uskup dan martir yang kita peringati hari ini adalah pribadi yang setia mendengarkan Firman Tuhan dan teguh mengikuti pendidikan Allah dan setia pada imannya. 

Ya Allah, semoga kami tekun dalam pendidikan yang Engkau ajarkan. Hal yang pahit kiranya jangan cepat kami hindari karena berguna bagi kami, dan yang manis kiranya jangan cepat kami konsumsi, karena mungkin membahayakan. Semoga kami setia seperti Santo Blasius. Amin 

Doa

Allah Bapa sumber pengharapan, Engkau telah mengikat perjanjian dengan semua orang melalui Yesus yang terurapi. Semoga kami selalu berpegang teguh pada Dia dan berkembang menjadi umat yang patuh setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

 

 

 

 

Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil.

0 komentar:

Post a Comment