March 22, 2018

RENUNGAN HARIAN, (SENIN 26 MARET 2018)

Bacaan Liturgi Senin 26 Maret 2018
Hari Senin Dalam Pekan Suci

Bacaan Pertama Yes 42:1-7
Beginilah firman Tuhan, "Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.
Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suaranya, atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai,
sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya." Beginilah firman Allah, Tuhan, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang menghuninya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya,
"Aku, Tuhan, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan.
Aku telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan membuat engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara."
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 27:1.2.3.13-14
Tuhan adalah terang dan keselamatanku.
*Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?
*Ketika penjahat-penjahat menyerang untuk memangsa aku,
maka lawan dan musuh itu sendirilah yang tergelincir dan jatuh.
*Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takutlah hatiku;
sekalipun pecah perang melawan aku, dalam hal ini pun aku tetap percaya.

*Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.

Bacaan Injil  Yoh 12:1-11
Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang Ia bangkitkan dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia. Marta melayani, dan salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak memenuhi seluruh rumah. Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata,
"Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar, dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Maka kata Yesus, "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu." Banyak orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di Betania.
Maka mereka datang, bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati.
Lalu imam-imam kepala bermufakat untuk membunuh Lazarus juga,
sebab karena dialah banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Bila kita cermati kata kata iklan di berbagai media massa, rumusannya hebat dan menarik. Ya iklan harus begitu. Tetapi kita semua tahu, kata kata iklan itu umumnya menipu, tidak sungguh sungguh. Setiap produk selalu dikatakan terbaik, terbukti, terjamin, dan ter ter yang lain. Rumusan indah dan bagus, tetapi menipu dan tidak selalu benar.
Itu pula yang terjadi pada perkataan Yudas Iskariot ketika Maria mengurapi Yesus dengan minyak narwastu murni. “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang orang miskin?” Yudas tampil begitu hebat, seorang yang amat peduli dengan nasib orang miskin. Padahal itu bukan maksud Yudas yang sebenarnya. Yohanes menulis bagaimana Yudas adalah seorang pencuri , ia suka mengambil uang yang disimpan. Yesus mengetahui hati jahat Yudas, maka Dia menolak usulan Yudas. Maria mengurapi Yesus karena itu menjadi ungkapan kasihnya  untuk menghormati hari penguburanYesus yang tidak lama lagi terjadi. Maria menyampaikan sembah sujud dan persembahan amat berharga untuk  Tuhan , sementara Yudas mencari keuntungan bagi diri sendiri dari hidup pelayanannya.
Marilah kita tidak etung – etung (terlalu perhitungan) untuk Tuhan. Ada orang yang kalau  untuk diri sendiri begitu obral, misalnya mau makan apa, beli gaun kayak apa, langsung beli. Tetapi begitu untuk Tuhan, misalnya kolekte, ya sedikit saja. Contoh lain, banyak doa atau ziarah oke, memberi kolekte yang banyak oke, tetapi ketika anaknya mau masuk biara atau seminari, ia tidak oke alias tidak setuju. La ini namanya masih terlalu perhitungan.

Butir permenungan.
Saat Yudas berbicara soal minyak narwastu murni yang hanya dihamburkan untuk meminyaki kaki Yesus , ingatannya hanyalah uang, bahwa minyak seharga itu bila dijual bisa digunakan bagi orang miskin. Sepertinya itu adalah sebuah ide kesalehan , tetapi Injil mencatat bahwa gagasan Yudas itu hanyalah karena ia pencuri. Pemikiran diatas  sebenarnya adalah gagasan yang tidak tepat . Minyak narwartu sengaja Maria tujukan untuk mengurapi Yesus . Pengurapan kaki Yesus ini merupakan bagian awal kesengsaraan-Nya yang nanti akan berakhir pada penguburan-Nya, dimana Nikodemus membawa 50 kati minyak mur dan gaharu untuk melumuri jenazah Yesus. Oleh sebab itu apa yang dibuat Maria ini tepat sasaran sebagai sebuah persiapan bagi penguburan Yesus.
Dalam kehidupan ini sering kita jumpai hidup yang tidak tepat sasaran.  Orang berlomba lomba dengan hal duniawi dan lahiriah . tetap tidak tepat sasaran  mempersiapkan diri pada kehidupan yang adikodrati. Sasaran mau sehat tetapi pola dan gaya hidup tidak sehat tetap akan membawa orang pada kesakitan.  Mau masuk kesorga tetapi menolak pertobatan dan pengampunan  dan seterusnya . Injil memberi kita satu inspirasi  mengenai perjalanan hidup yang sesungguhnya serta kiat kiat  mana agar apa yang kita buat  itu tepat sasaran . Dunia dengan segala isinya hanyalah sarana dan bukan tujuan. Tujuan yang sesungguhnya adalah mencapai keselamatan jiwa melalui hidup sebagai manusia baru.
Kita mesti berhenti mengikuti Yudas dan berbalik mengikuti jejak Maria sebab ia tahu apa yang dia buat itu tepat sasarannya.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, ajarilah kami umat-Mu untuk rela mengikuti kehendak-Mu apabila salah satu anggota keluarga kami  Kau panggil untuk melayani-Mu. Amin.





*Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?

1 comment: