March 14, 2018

RENUNGAN HARIAN, (SELASA 20 MARET 2018)

Bacaan Liturgi Selasa 20 Maret 2018

Bacaan Pertama  Bil 21:4-9
Ketika umat Israel berangkat dari gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini! Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan
supaya dijauhkan ular-ular ini dari kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup." Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 102:2-3.16-18.19-20
Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu.
*Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu. Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!
*Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semua raja bumi akan kemuliaan-Mu, bila Tuhan sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu; bila Engaku mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
*Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab Ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari surga ke bumi,

Bacaan Injil Yoh 8:21-30
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang banyak, "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku; tetapi kamu akan mati dalam dosamu.
Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang." Maka kata orang-orang Yahudi itu, "Apakah Ia mau bunuh diri, dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?" Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas;
kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu." Maka kata mereka kepada-Nya, "Siapakah Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka, "Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu.
Akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itulah yang Kukatakan kepada dunia."
Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. Maka kata Yesus, "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia yang telah mengutus Aku, menyertai Aku! Ia tidak membiarkan Aku sendiri,
sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."
Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan.
Yesus menjelaskan siapa diri-Nya kepada orang Yahudi. Dia menjelaskan bahwa Dia berasal dari atas, bukan dari dunia ini. Yesus menjelaskan bahwa Ia berasal dari Bapa, darl Allah, Ia melakukan apa yang dikehendaki Bapa. Dan Bapa-Nya selalu menyertai Dia. Tetapi orang Yahudi tidak dapat menangkap penjelasan Yesus. Mereka tidak mengerti, mereka tidak percaya.
Orang Yahudi memang tidak mudah mengerti. Yesus sebagai utusan Allah. Hal ini dapat dipahami karena mereka melihat  Yesus sendiri dari dekat. Tidak mudah orang biasa, yang telah hidup dalam tradisi lama akan Yahwe, dapat menangkap bahwa Yesus itu utusan Allah. Mereka dapat menerima bahwa Yesus itu guru yang baik atau mungkin seorang nabi, tetapi mengimani bahwa Dia iti Mesias, anak Allah, sangat sulit.
Bagi kita yang percaya Yesus setelah kebangkitan-Nya, Barangkali lebih mudah mengimani bahwa Yesus itu Putra Allah. Hal ini disebabkan karena kepada kita semua sudah dijelaskan tentang siapa Yesus setelah Dia bangkit. Orang Yahudi lebih melihat Yesus sebagai manusia biasa seperti mereka. Kita justru melihat Yesus setelah bangkit sebagai Putra Allah sendiri.
Meski kita mudah percaya, namun pertanyaannya adalah apakah kita dalam hidup sehari hari, sungguh menghayati kepercayaan kita akan Yesus Putra Allah itu? Apakah hidup kita selaras dengan nasehat, ajaran, dan kehendak-Nya? Apakah kita sungguh sudah mengarahkan seluruh pikiran, kehendak, dan tindakan kita dengan semangat dan kehendak-Nya?

Butir permenungan.
Banyak orang suka mengeluh jika menghadapi kesulitan dan tantangan. Apa saja dikeluhkan . Mengeluh karena pekerjaan, gagal, macet, hujan , panas, doa tidak terkabul, dan seterusnya. Biasanya orang yang suka mengeluh adalah orang yang susah bersyukur dan sulit untuk setia. Dalam bacaan pertama hari ini, dikisahkan bahwa bangsa Israel mengeluh dan memberontak kepada Allah dan Musa. Ketika mereka mengalami keadaan yang sulit mereka tidak setia . Keadaan ini  menyadarkan mereka akan dosa dosa . Allah kemudian mendatangkan pertolongan , Allah memerintahkan Musa untuk membuat ular tedung dari tembaga yang ditinggikan , hingga mereka yang sudah terpagut setelah memandang ular tembaga itu , lalu tertolong.  Hal ini berarti mereka harus membuka diri atas pertolongan Allah  agar selamat dengan memandang tanda keselamatan dari Allah sendiri. Dan kini keselamatan itu menjadi sempurna dalam diri Yesus Kristus yang diutus oleh Allah. Dia bahkan rela ditinggikan diatas kayu salib demi keselamatan kita. Dialah tanda keselamatan kita.
Jujur kita akui bahwa kita pun kadang atau sering mengeluh. Mengeluh tidak menyelesaikan persoalan , malahan membuat kita gagal melihat kasih Allah dan merasakan rahmat-Nya. Maka marilah kita senantiasa bersyukur, agar semakin mampu melihat  dan merasakan kasih Allah , teristimewa dalam diri Yesus , Juru Selamat kita.  Dengan penderitaan dan Salib-Nya hati kita terbuka untuk menemukan makna dibalik penderitaan dan kesulitan yang kita hadapi.

Doa.
Ya Tuhan yang mahabaik, ajarilah kami umat-Mu untuk tidak mengeluh dalam menerima kehidupan yang kadang tidak seperti yang umat-Mu harapkan. Amin.





Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu. Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!

0 komentar:

Post a Comment