July 1, 2016

RENUNGAN HARIAN, (SABTU 2 JULI 2016)

Bacaan Liturgi  Sabtu  2 Juli 2016

Bacaan Pertama  Am 9:11-15
Tuhan bersabda,  "Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh. Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya. Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom dan segala bangsa yang Kusebut milik-Ku," demikianlah sabda Tuhan yang melakukan hal ini. "Sungguh, waktunya akan datang,"  demikianlah sabda Tuhan, "bahwa pembajak dan penuai akan susul-menyusul, demikian juga pengirik buah anggur dan penabur benih. Gunung-gunung akan mengalirkan anggur baru, dan segala bukit akan kebanjiran. Aku akan memulihkan kembali umat-Ku Israel; mereka akan membangun kota-kota yang lengang dan mendiaminya. Mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum anggurnya. Mereka akan membuat kebun buah-buahan dan makan buahnya. 
Maka Aku akan menanam mereka di tanah mereka,
 dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka," sabda Tuhan, Allahmu. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 85:9.11-12.13-14
Tuhan berbicara tentang damai kepada umat-Nya.
*Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya mereka jangan kembali kepada kebodohan? 
*Kasih dan kesetiaan akan bertemu,
 keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit. 
*Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan,
 dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakangnya.

Bait Pengantar Injil  Yoh 10:27
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Bacaan Injil  Mat 9:14-17
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata,  "Kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi mengapa murid-murid-Mu tidak?" 
Jawab Yesus kepada mereka,
 "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan tiba waktunya mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa." Tak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian 
kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang
 dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, 
dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya."
 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Adagium Romawi Kuno berbunyi “ubi societas ibi ius” , artinya  “dimana ada komunitas, disana ada aturan”.  Aturan dibuat untuk menjamin serta supaya tercipta masyarakat yang harmonis , aman , sejahtera. Itulah harapan semua orang..
Hal serupa juga diharapkan oleh masyarakat Yahudi pada zaman Yesus. Untuk itu , dibuatlah berbagai macam aturan  dan para pemimpin Yahudi dipilih untuk menjadi pengawas hukum. Namun yang terjadi para pemimpin orang orang Yahudi sering menjadikan aturan tersebut batu sandungan bagi rakyat kebanyakan. Aturan lain ditambahkan sesuka hati dan ditafsirkan sesuai keinginan mereka. Akibatnya fatal bagi masyarakat, mereka sering didakwa karena dianggap melanggar aturan. Ketika tampil didepan umum, Yesus secara terang terangan mengkritik sikap para pemimpin Yahudi. Sikap kritis Yesus dilatarbelakangi keinginan-Nya untuk menunjukkan bahwa yang terpenting bukanlah menjalankan aturan secara teliti dan kaku, melainkan menjadikan aturan itu sebagai roh yang menggerakkan masyarakat untuk mencapai keadilan , kedamaian dan kesejahteraan.
Murid murid Yohanes mempersalahkan murid murid Yesus karena tidak berpuasa sesering mereka. Puasa bukan untuk diumumkan atau ditonjolkan. Yesus telah mengajar murid murid-Nya agar puasa mereka tidak terlihat orang lain.  Kita perlu hati hati agar tidak menghakimi orang berdasarkan apa yang kita lihat dengan mata jasmani kita.
Orang Farisi rajin berpuasa . Namun , mereka sering dikecam Yesus sebagai orang munafik. Banyak yang menaati aturan namun kurang mengasihi.  Murid murid Yohanes juga sering berpuasa. Orang yang memandang diri saleh  perlu berhati hati agar tidak jatuh pada kesombongan.
Hendaknya kita tidak menjadi sombong ketika berdoa, berpuasa dan beramal banyak. Orang yang taat beragama tanpa sadar suka mengukur kesalehan orang lain. Seolah orang lain tidak berdoa atau melayani sebanyak mereka. Tanpa kerendahan hati bangunan rohani kita mudah hancur. Kerendahan hati adalah dasar dari semua pelayanan.

Butir permenungan.
“Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya”  sabda Tuhan. Kita kadang bertanya kenapa orang lain bisa begitu hebat, sedang kita biasa biasa saja. Ini meninbulkan iri yang sebetulnya  tidak perlu.  Karena ketika merenungkan ayat diatas dan mulai menyadarinya, Tuhan tidak dapat memberikan sebuah berkat kepada orang yang belum siap menerimanya. Berkat itu bisa berubah menjadi kutukan  bila orang itu menggunakannya dengan cara yang salah.
Ketika Tuhan ingin memcurahkian berkat, hal pertama yang Dia lakukan adalah  mengubah diri kita.  Tentu saja , karena tidak ada anggur baru yang dapat dituangkan ke kantong yang sudah tua. Tidak ada berkat melimpah yang dapat diberikan kepada orang yang belum meninggalkan kehidupan lamanya.  Jadi kalau ingin mendapat banyak berkat , ubahlah cara hidupmu sekarang juga. Hiduplah di dalam Dia. Ketika kita siap, tanpa perlu menunggu lama, berkat itu pasti akan turun kedalam hidup kita. Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menerima berkat Tuhan? .

Doa.

Allah Bapa yang mahabaik, terima kasih atas Yesus yang Kau utus ketengah tengah kami. Arahkanlah hati kami selalu kepada-Nya. Mampukanlah kami untuk  meneruskan misi-Nya menjadikan semua bangsa murid-Mu . Amin. 

0 komentar:

Post a Comment