July 30, 2016

RENUNGAN HARIAN, (MINGGU 31 JULI 2016)

Bacaan Liturgi Minggu 31 Juli 2016
PW S. Ignasius dari Loyola, Imam

Bacaan Pertama   Pkh 1:2;2:21-23
Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, sungguh kesia-siaan belaka! Segala sesuatu adalah sia-sia. Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah mencari  hikmat, 
pengetahuan dan kecakapan,
 maka ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang lain yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Ini adalah kesia-siaan dan kemalangan yang besar. Apakah faedah yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya? Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati; bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Ini pun adalah kesia-siaan! 
Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur   Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17
Tuhan, Engkaulah tempat perlindungan kami turun-temurun.
*Engkau mengembalikan manusia kepada debu,
 hanya dengan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. 
*Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi,
 seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu. 
*Ajarlah kami menghitung hari-hari kami,
 hingga kami beroleh hati yang bijaksana. 
Kembalilah, ya Tuhan, -- berapa lama lagi? --
 dan sayangilah hamba-hamba-Mu! 
*Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu,
 supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!

Bacaan Kedua  Kol 3:1-5.9-11
Saudara-saudara, kamu telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus dalam Allah. Kristuslah hidup kita. Apabila Dia menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi, 
yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu,
 nafsu jahat dan juga keserakahan, 
yang sama dengan penyembahan berhala.
 Janganlah kamu saling mendustai lagi, 
karena kamu telah menanggalkan manusia lama beserta kelakuannya,
 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Penciptanya. Dalam keadaan yang baru ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau tak bersunat, 
orang Barbar atau orang Skit,
 budak atau orang merdeka; yang ada hanyalah Kristus di dalam semua orang. 
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Mat 5:3
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Bacaan Injil  Luk 12:13-21
Ketika Yesus mengajar orang banyak, Salah seorang dari orang banyak itu berkata kepada-Nya, "Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan aku." Tetapi Yesus berkata kepadanya, "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagimu?" Kata Yesus kepada orang banyak itu, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! 
Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya,
 hidupnya tidaklah tergantung dari kekayaannya itu." Kemudian Yesus mengatakan kepada mereka perumpamaan  berikut: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya, 'Apakah yang harus kuperbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku.' Lalu katanya, 'Inilah yang akan kuperbuat: Aku akan merombak lumbung-lumbungku, 
lalu mendirikan yang lebih besar,
 dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum serta barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: 
Jiwaku, ada padamu banyak barang,
 tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; 
beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
 Tetapi Allah bersabda kepadanya, 'Hai orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil daripadamu!' Bagi siapakah nanti apa yang telah kausediakan itu? Demikianlah jadinya dengan orang yang menimbun harta bagi dirinya sendiri, tetapi ia tidak kaya di hadapan Allah." 
Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan.
Pada Injil hari ini kita mendengar Yesus yang berkisah tentang seorang kaya yang bodoh, Kita mungkin akan bertanya tanya , mengapa dikatakan bahwa orang kaya tersebut orang kaya yang bodoh?
Pertama,  karena ia menjadikan harta kekayaan sebagai dasar bagi kebahagiaan hidupnya. Seolah tanpa harta kekayaan yang melimpah ia tidak bisa bahagia. Itulah sebabnya dalam Injil kemudian dikatakan , setelah mengumpulkan dan membangun lumbung yang besar bagi harta kekayaannya ia berseru, “Jiwaku, ada padamu banyak barang tertimbun untuk bertahun tahun lamanya, beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang senanglah” Orang kaya tersebut mendasarkan hidupnya pada hartanya.
Sayang, justru pendapat inilah yang kerap diamini oleh sebagian besar dari kita. Kerap kita berpendapat bahwa orang bahagia adalah orang yang punya ini dan itu , orang yang bahagia adalah orang yang punya harta kekayaan melimpah. Padahal , kebahagiaan tidak ada kaitannya dengan banyak atau sedikitnya harta benda yang dimiliki. Mengapa?  Karena nyatanya dalam kehidupan sehari hari , kita melihat ada orang yang hidup sederhana dan biasa tetapi merasa bahagia. Kalau begitu , kebahagiaan itu soal apa?  Kebahagiaan adalah soal hati yang mau bersyukur kepada Tuhan atas apa yang sudah diberikan-Nya dalam hidup. Ketika orang mampu untuk bersyukur, ia tidak jauh dari gerbang kebahagiaan.
Kedua,  karena ia hanya tahu mengumpulkan tetapi tidak tahu bagaimana  harus menggunakannya. Ia hanya tahu menyimpan untuk dirinya sendiri. Karena itu , hidupnya tidak memiliki arti bagi orang lain bahkan bagi Allah. Padahal , jika mau, ia bisa meenjadikan harta kekayaannya sebagai sarana untuk berbagi cinta dan belas kasih kepada sesama.

Butir permenungan.
Marilah kita merenungkan dua hal,
Pertama,  dengan iman dan baptisan kita, sebenarnya kita telah terikat dengan Tuhan Yesus Kristus. Itulah pesan bacaan kedua hari ini, Orang yang terikat dengan Kristus , mestinya hanya mencari yang diatas. Repotnya , kita masih suka sibuk dengan yang dibawah:  cari popularitas, cari nama, cari pengakuan, cari perhatian, cari pacar padahal sudah punya istri  dan sebagainya.
Kedua, marilah kita membuang kebiasaan menyimpan atau menumpuk harta kekayaan . sebaliknya marilah kita suka berbagi, rejeki itu kalau dibagikan hebatnya malah kita menjadi akan diberi rezeki yang lebih banyak lagi dariatas atau Tuhan. Pesan kitab Pengkotbah tentang  ke-sia sia-an rasanya bagus untuk direnungkan

Doa.

Ya Tuhan, curahkanlah Roh Kudus-Mu kepada kami umat-Mu agar kami tidak lagi mengejar harta duniawi, melainkan mengejar harta surgawi yang kekal. Amin.

0 komentar:

Post a Comment